Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (GCM) - Coggle Diagram
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (GCM)
CMD GCM
Anamnesis
Evaluasi psikiatri secara menyeluruh
Untuk mengetahui pencetus kecemasan
Menilai onset gejala dan faktor-faktor yang berhubungan
Untuk menilai apakah ada komorbid penyakit mental (misalnya : gangguan depresi mayor serta identifikasi keinginan bunuh diri)
Menggali potensi yang dapat digunakan untuk membantu terapi pada pasien
Diagnosis aksis I, II, III, IV, V
Pemeriksaan fisik
Untuk mengeksklusi sebab organik yang dapat bermanifestasi.
Untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab gangguan medis
Untuk konfirmasi gejala somatis yang dikeluhkan pasien
DD GANGGUAN CEMAS
Gangguan panik
Gangguan campuran ansietas dan depresi
Gangguan mental dan prilaku akibat penggunakan narkotika dan alkohol
Gangguan somatoform
DEFINISI ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO GCM
Defenisi: suatu gangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan cemas yang umum dan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan keadaan peningkatan keterangsangan tubuh.
Etiologi: Etiologi gangguan cemas menyeluruh mencakup perspektif psikoanalisis,kognitif-behavioral, dan biologis.
Faktor risiko: Jenis kelamin (wanita lebih sering daripada pria), trauma masa kanak-kanak, penyakit fisik berat, penumpukan stres, kepribadian, penggunaan obat-obatan terlarang dan kecanduan alkohol.
FISIOLOGI CEMAS DAN PATOFISIOLOGI CEMAS
Patofisiologi
Fisiologi
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS GCM
Komplikasi
Depresi
Insomnia (susah tidur)
Penyalahgunaan obat-obat terlarang atau alkohol
Isolasi sosial (tidak mau bersosialisasi)
Hendaya pekerjaan
Kualitas hidup terganggu
Adanya potensi ingin bunuh diri
Jika pasien taat pada pengobatan maka prognosisnya baik
Dan jika pasien tidak taat pada pengobatan maka kualitas hidup pasien buruk
PANDANGAN ISLAM TERHADAP GANGGUAN CEMAS
Kecemasan dalam pandangan islam dengan merujuk kepada Al-Qur’an dijelaskan sebagai emosi takut.
“Dalam al-qur’an kecemasan digambarkan dengan kalimat (khaūf), yakni kondisi hati tidak tenang terkait dengan perkara di masa datang. Hal ini disebabkan karena adanya keraguan yang ada dalam hati (dhaiq), maka timbulah sifat gelisah (halū’a), yang akhirnya menjadikan seseorang merasa selalu susah (hazn).”
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI GCM
CBT (Cognitive Behavioral Therapy): Mengidentifikasi Pikiran Negatif, Practicing New Skill, Goal-Setting, Problem Solving
Terapi relaksasi
. TATALAKSANA FARMAKOLOGI GCM
Antidepresan: SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor); yang menjadi pilihan adalah sertralin dan paroxetin dibanding fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan kecemasan sementara. “Jangka panjang”.
Antiansietas:
-Gol benzodiazepin (alprazolam, lorazepam)
-Gol non -benzodiazepin (busiprone, sulpiride)
“Kerja pendek, kerja cepat
EDUKASI DAN PENCEGAHAN GCM
Education: Patients with anxiety disorders need to understand the importance of medication compliance (anxiolytics, anti-depressants), working with any cognitive therapy prescribed, and the benefit of stopping the use of caffeine or other stimulants.
Prevention: There's no way to predict for certain what will cause someone to develop generalized anxiety disorder, but you can take steps to reduce the impact of symptoms if you experience anxiety.