Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
DISENTRI - Coggle Diagram
DISENTRI
Diferensiasi Diagnosa
Gastroenteritis : Keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah.
Intoleransi Laktosa : Sindrom klinis yang terjadi akibat tidak terhidrolisisnya laktosa karena defisiensi laktase yang ditandai dengan gejala kembung, nyeri perut, flatuen, muntah, kemerahan pada anus dan diare.
Keracunan Makanan : Penyakit akibat menelan makanan busuk atau beracun, terkontaminasi oleh mikroorganisme atau racun, yang dapat terjadi pada setiap tahap selama pemrosesan makanan dari produksi hingga konsumsi.
Giardiasis : penyakit gastrointestinal yang ditandai dengan diare akut atau kronik dan disebabkan oleh parasit protozoa genus Giardia. Penyakit ini dikenal juga sebagai Beaver Fever atau demam berang-berang
Alergi Makanan : Reaksi simpang makanan (adverse food reaction / reaksi yang timbul setelah memakan sesuatu makanan) akibat respons imunologik yang abnormal
Morfologi dan Siklus Hidup Entamoeba Histolitika
Siklus Hidup : Entamoeba histolytica biasanya hidup sebagai bentuk minuta di rongga usus besar manusia, berkembang biak secara belah pasang, kemudian dapat membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja. Bentuk kista dapat bertahan lama diluar tubuh manusia
Morfologi : 1. bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 µm 2. kista matang memiliki 4 buah inti entamoba 3. tidak dijumpai lagi eritrosit di dalam sito-plasma 4. kista yang belum ma-tang memiliki glikogen (chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu
Anatomi Saluran Pencernaan Bawah
Organ dalam saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Sedangkan organ pencernaan pelengkap terdiri dari lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas.
Proses Defekasi
pengeluaran sisa makanan (feses) yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Proses defekasi dipengaruhi oleh kecukupan asupan serat, cairan, aktivitas fisik, pengetahuan, umur, psikologi, gaya hidup, zat iritan, obat, bakteri, dan racun.
Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Tatalaksana Diare Pada Anak
memberikan oralit, memberikan tablet zinc selama 10 hari berturut-turut, meneruskan ASI dan makan, memberikan antibiotik secara selektif, memberikan nasihat pada ibu/keluarga
Edukasi Diare
penderita dewasa : menghindari Makanan tinggi serat (misalnya nasi padat),menghindari Makanan/minuman yang terbuat dari susu (misalnya susu, keju) dan kafein (seperti kopi dan cola). penderita anak-anak : ASI tetap diberikan bagi anak yang masih menyusu, pemberian oralit, Cairan makanan (air tajin, kuah sayur, atau air matang).
Pencegahan Diare
Pemberian ASI Eksklusif, Perbaiki cara pemberian makanan pendamping ASI, Selalu gunakan air bersih, Cuci tangan dengan sabun, terutama setelah BAB dan saat menyajikan makanan, Gunakan jamban dengan benar, Buang tinja bayi dan anak-anak secara cepat, Imunisasi campak,
Komplikasi dehidrasi
gagal ginjal, gangguan keseimbangan elektrolit, tekanan darah menurun, kesadaran menurun, badan semakin lemas, heart injury, kerusakan otak, kematian
Tatalaksana dehidrasi
mengganti cairan yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit, sehingga keseimbangan hemodinamik kembali tercapai. Selain per- timbangan derajat dehidrasi, penanganan juga ditujukan untuk mengoreksi status osmolaritas pasien.