Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ANALISIS KEMITRAAN PROGRAM-PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN SEBELUM…
ANALISIS KEMITRAAN PROGRAM-PROGRAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN SEBELUM KRISIS
(ILPEM)
PENGEMBANGAN PROGRAM-PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
Kemiskinan Indonesia Awal Pelita VI
pada pelita VI tahun 1994-1999, yang semula direncanakan sebagai perwujudan ekonomi yang andal dan mandiri. Disamping itu, ditetapkan pada tahun 1994 hingga 2001, Indonesia ditarget untuk menapaki periode awal tinggal landas.
Desa Tertinggal
Melalui survei podes 1993, ditemukan 20.633 desa miskin yang merupakan kantong-kantong kemiskinan. Dari jumlah desa tertinggal 20.663 tersebut ditemukan sebanyak 3.968 desa yang berada pada kondisi parah, dan memerlukan penanganan yang serius.
GHBN 1993
Penanggulangan kemiskinan menurut GHBN tahun 1993 merupakan wujud dari pembangunan yang bersifat partisipatif, yaitu dengan melibatkan warga masyarakat sebanyak-banyaknya dan dengan menjadikan masyarakat miskin sebagai sasarannya.
Pendekatan Pembangunan
∙ Pendekatan keterpaduan
∙ Pendekatan kegotong-royongan
∙ Pendekatan keswadayaan
∙ Pendekatan desentralisasi
∙ Program pengentasan kemiskinan seperti IDT.
PROGRAM INPRES DESA TERTINGGAL
Pengertian dan Tujuan Program IDT
Program IDT merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan secara terpadu, antara pemerintah dan masyarakat.
Bentuk inovasi yang diusung oleh program IDT adalah tampak dengan sungguh-sungguh ingin menyerahkan dan memperkenalkan pelaksanaan program kepada masyarakat miskin.
Bantuan Program IDT
Kepada penduduk miskin yang tidak memiliki modal dibantu dengan modal awal untuk mengembangkan usaha. Modal maksimal yang diberikan adalah Rp 60 juta per desa diberikan secara bertahap selama tiga tahun.
Hasil Program IDT : Kelompok Masyarakat (POKMAS)
Pembentukan Pokmas tidak secara mutlak, dengan mempergunakan pendekatan “kelompok baru’, melainkan untuk desa yang sudah memiliki kelompok-kelompok sebagai basis pembangunan sebelumnya dapat digunakan sebagai instrumen penyaluran dana IDT, dengan catatan para pengurus kelompok melakukan pendekatan kepada keluarga miskin secara optimal.
Kemitraan dalam Program IDT
Untuk efisiensi penanganan desa tertinggal, pemerintah melakukan kerjasama. Kemitraan yang dibentuk meliputi unsur perguruan tinggi setempat, yang berada dekat dengan desa tertinggal, dan juga dengan LSM. Wujud dari kemitraan dengan perguruan tinggi misalnya dengan program KKN yang diorientasikan pada desa tertinggal.
PROGRAM TAKESRA DAN KUKESRA
Pengertian dan Tujuan Program
Program takesra dan kukesra dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada keluarga miskin yang tidak berlokasi di desa tertinggal. Bantuan yang diberikan dalam bentuk uang tunai tidak diterima secara langusng, melainkan berupa tabungan dan pinjaman.
Bantuan Dana Program
Nominal bantuan dana program kukesra dan takesra yaitu sebesar Rp 2000,00 dalam bentuk tabungan keluarga. Pinjaman tersebut diberikan tanpa angsuran, serta hanya berkonsekuensi membayar bunga yang lebih rendah dari bunga tabungannya.
Hasil Program : Keluarga yang Tersantuni
Dari pemantauan yang dilakukan diketahui bahwa, dari jumlah total para penabung, yang benar-benar terpanggil untuk melakukan usaha ekonomi produktif malalui kukesra adalah sebanyak 5.510.406 KK miskin dengan penyerapan dana sebesar Rp 130,26 milyar.
PEMANTAUAN PROGRAM PENGHAPUS KEMISKINAN
langkah dan arah kebijakan yang dapat mempercepat penghapusan kemiskinan, yaitu :
Perangkat perangkat yang di pergunakan untuk mempercepat penghapusan kemiskinan perlu di benahi.
Alokasi kesempatan usaha yang lebih terbuka untuk pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan membatasi usaha usaha pengusaha besar
Meningkatkan efektivitas dan swadaya serta swakarsa kemitraan ketika antara pedagang besar dan kecil, menengah dan koperasi.
Berfungsinya koordinasi,integrasi,sinkronisasi dan sinergi ikut menentukan keberhasilan.
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA IDT, TAKESRA-KUKESRA
Diperlukan indikator. Indikator tersebut digunakan untuk menelusuri kelebihan dan kelemehan masing masing.
meliputi : -tujuan akhir : pada program idt pengentasan kemiskinan, pada program takesra-kukesra peningkatan taraf hidup
-tujuan antara : Pada program idt terbentuknya koperasi desa, pada program takesra kukesra tumbuhnya usaha ekonomi produktif berbasis keluarga
PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN DALAM PROGRAM IDT, TAKESRA-KUKESRA
Tidak ada sesuatu yang “gratis”, semuanya harus melalui usaha. Karena itu semua diraih dengan susah payah, maka apabila mendapat pinjaman modal diharapkan masyarakat penerima program akan serius dalam melakukan usaha ekonomi produktif.
PERSPEKTIF KEMITRAAN DALAM PROGRAM IDT TAKESRTA-KUKESRA
Program IDT memiliki model kemitraan dua arah antara pemerintah dan agen pembaharu dengan tanpa melibatkan swasta. Kemitraan yang bersifat strukturalis, masing-masing aktor berada pada level yang berbeda dan memainkan peran yang berbeda.
Pada program Takesra-Kukesra model kemitraan yang dibangun adalah kemitraan empat arah pemerintah, swasta, bank dan masyarakat. Pemerintah berposisi sebagai regulator yaitu pihak perancang program sekaligus menentukan rambu-rambu program, swasta sebagai pemasok dana, bank sebagai implementor sedangkan masyarakat sebagai pihak yang dibangkitkan dayanya melalui usaha menabung.
Model IDT lebih mencerminkan kemitraan yang hubungannya bersifat subordinat, Pemerintah sebagai lembaga uang ada di atas para mitra kerjanya. Model Takesra-Kukesra lebih menciptakan pola kemitraan yang linier dengan bentuk kerjasama antara lembaga besar dan kecil, atau masuk kategori collaborative union of partnership.