Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PERMASALAHAN, RUANG LINGKUP, DAN INDIKATOR KEMISKINAN (ILPEM) - Coggle…
PERMASALAHAN, RUANG LINGKUP, DAN INDIKATOR KEMISKINAN (ILPEM)
-
-
Proses Pemiskinan Kota
Arus urbanisasi tak terkendali, walau setiap kali para kaum urban didera oleh banyak masalah di kota yang diimpikannya. Akibatnya menciptakan kawasan hunian kumuh yang semakin meluas.
Pembangunan fisik kota yang memerlukan areal yang maha luas. Gejala umum yang terjadi pada setiap pertumbuhan kota selalu dibarengi oleh perubahan mekanisme ekonomi yang semula agraris menjadi basis industri.
Substansi Kemiskinan
Kemiskinan merupakan hasil dari proses pemiskinan yang secara substansial terjadi secara beruntun, saling terkait satu sama lain. Substansi dari kemiskinan adalah adanya kesenjangan.
kesenjangan juga memiliki dua pola, sebagai berikut:
Kesenjangan kultural: kesenjangan ini lebih kental di pedesaan dengan divisualisasikan melalui segmentasi dan agregasi masyarakat.
Kesenjangan struktural: kesenjangan ini terlihat jelas antara wilayah/daerah, antara kota dan desa, hal ini dikarenakan perbedaan fungsi produksi.
Konsep Kemiskinan
-
-
-
Ketidakberdayaan ekonomi disebabkan oleh terbatasnya akses produksi, alat produksi, kegiatan pelayanan jasa, dll.
Ketidakberdayaan pendidikan sangat terlihat, bahwa rata-rata orang miskin mengenyam pendidikan yang rendah.
-
Klasifikasi Kemiskinan
Berdasarkan mampu atau tidaknya seseorang dalam memenuhi kebutuhan minimun, kemiskinan digolongkan menjadi 2, yaitu:
Kemiskinan Absolut, yaitu komunitas masyarakat miskin yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar/pokok minimum, yang ditandai oleh rendahnya pendapatan masyarakat.
Kemiskinan Relatif, yaitu komunitas masyarakat yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar/pokok minimum, namun secara relatif pendapatannya berada dibawah rata-rata masyarakat disekitarnya.
ada juga klasifikasi kemiskinan lainnya, yaitu:
Kemiskinan Natural, dimana pengertiannya hampir sama dengan kemiskinan turun-temurun.
Kemiskinan Kultural, yaitu kondisi miskin suatu komunitas disebabkan oleh faktor budaya.
Kemiskinan Struktural, yaitu kemiskinan yang melanda suatu komunitas disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang dibangun oleh manusia.
Dimensi Kemiskinan
Individual,
Pada tingkat individual kemiskinan ditandai dengan sifat a strong feeling of marginality. Seperti sikap parokial, apatisme, fatalisme atau pasrah pada nasib.
MAsyarakat
Kemiskinan terutama ditunjukkan oleh tidak terintegrasinya kaum miskin dengan institusi-institusi masyarakat secara efektif.
Indikator Kemiskinan
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak tahun 1994 juga mengembangkan beberapa indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dengan mempergunakan indikator ekonomi, kesehatan, gizi dan sosial.
Hasil dari penelitian tersebut dapat memetakan kesejahteraan dalam tingkatan sebagai berikut; Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga sejahtera I, Keluarga sejahtera II, dan keluarga sejahtera Ill Plus Keluarga yang masuk dalam kategori miskin adalah keluarga Pra sejahtera dan sejahtera.
Indikator lain yang dikembangkan adalah dengan menghitung ratio atau indeks gini. Indeks gini adalah suatu koefisien dengan rentang antara 0-1 yang menjelaskan kondisi atau kadar ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat
Pendekatan Kemiskinan
Menurut Korten ada dua pendekatan dalam pembangunan yaitu pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up. Pendekatan top down merupakan bentuk blue print strategy (cetak biru) merupakan pendekatan yang bersumber pada pemerintah, dengan demikian masyarakat hanyalah sebagai sasaran atau obyek pembangunan saja.
Pendekatan top-down sudah banyak dikritik, karena memiliki banyak kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol adalah mematikan inisiatif dan kreativitas masyarakat.