Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SKIZOFRENIA PARANOID, MUHAMMAD HELMI AZAZI, 1808260083 - Coggle Diagram
SKIZOFRENIA PARANOID
DIAGNOSIS BANDING
Psikosis Organik
Banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan kejiwaan di antaranya epilepsi, tumor, cedera otak traumatik, HIV, neurosifilis, pellagra, defisiensi B12, herpes ensefalitis dan penyakit Wilson.
Demensia dengan Psikosis
Demensia dengan psikosis memiliki gejala klinis yang sama dengan schizophrenia seperti delusi/waham namun pada pasien dengan demensia ini ditemukan pada usia yang lebih lanjut, riwayat keluarga dengan demensia dan penurunan kognitif yang bertahap.
Gangguan Schizoafektif
Gangguan schizoafektif merupakan suatu gangguan kejiwaan yang merupakan kombinasi dari dua gejala gangguan jiwa lainnya, yakni schizophrenia dan gangguan mood.
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang dapat terjadi pada seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati (mood) yang sangat ekstrem berupa episode manik dan episode depresi.
Depresi dengan Episode Psikotik
Depresi dengan gejala psikotik merupakan gabungan antara episode depresi utama yang disertai dengan episode psikotik yang dapat berupa halusinasi (auditorik, visual, olfaktori) serta delusi.
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.
Klasifikasi
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia jenis ini merupakan yang paling sering muncul gejalanya, termasuk di antaranya adalah delusi dan halusinasi.
Skizofrenia Katonik
Skizofrenia katonik ditandai dengan adanya gangguan pergerakan. Pengidap skizofrenia jenis ini cenderung tidak bergerak atau justru bergerak hiperaktif.
Skizofrenia Tidak teratur
Skizofrenia tidak teratur merupakan jenis yang memiliki kemungkinan paling kecil untuk disembuhkan.
Skizofrenia Diferentiatif
Skizofrenia jenis ini merupakan yang paling sering terjadi.
Skizofrenia Residual
Pengidap skizofrenia residual biasanya tidak menunjukkan gejala umum dari skizofrenia seperti berkhayal, halusinasi, tidak teratur dalam berbicara dan berperilaku.
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI SKIZOFRENIA
Komplikasi
Berpikir dan mencoba untuk bunuh diri.
Depresi.
Fobia.
Melukai diri sendiri.
Penyalahgunaan NAPZA dan kecanduan alkohol.
Perilaku agresif dan gaduh gelisah.
Prognosis
Kunci prognosis pasien schizophrenia adalah kepatuhan pasien. Pasien dengan penyakit jiwa umumnya memiliki tingkat kepatuhan yang rendah, baik karena denial, efek samping pengobatan, maupun karena delusi grandiosa/paranoid yang dialami pasien.
Pasien yang mendapat pengobatan optimal umumnya akan dapat pulih total atau mampu berfungsi secara normal. Studi menunjukkan dalam sepuluh tahun setelah diagnosis awal, sekitar lima puluh persen orang yang didiagnosis menderita skizofrenia tercatat mampu hidup secara mandiri dengan kualitas hidup yang baik.
PERANAN NEUROTRANSMITER PADA PSIKOSIS
Gejala positif mungkin lebih terkait dengan hiperaktivitas reseptor dopamin di mesocaudate, sedangkan gejala negatif dan kognitif berkaitan dengan hipofungsi reseptor dopamin di korteks prefrontal
Meskipun patofisiologi gangguan jiwa skizofrenia belum sepenuhnya dimengerti, namun sudah diketahui bahwa gangguan jiwa skizofrenia terjadi sebagai akibat gangguan sinyal penghantar saraf (neurotransmiter) pada sel-sel saraf otak, antara lain pelepasan zat pada reseptor dopamin, serotonin dan noradrenalin.
Pelepasan zat dopamin, serotonin noradrenalin pada reseptor tersebut terjadi pada susunan saraf pusat (otak) yaitu di daerah sistem limbik (lymbic system areas), khususnya di nucleus accumbens dan hypothalamus.
Gangguan sinyal penghantar saraf tersebut mengakibatkan gangguan pada fungsi berpikir (kognitif), perasaan (afektif) dan perilaku (psikomotor).
Hal ini nampak jelas pada penderita skizofrenia yang menunjukkan kelainan pada alam pikir, perasaan dan perilaku yang tidak wajar, sehingga yang bersangkutan disebut mengalami gangguan jiwa
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Menurut (PPDGJ, 2001)tentang skizofren harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
Thought echo, Thought insertion or withdrawal, Thought broadcasting
Thought echo adalah isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda
Thought insertion or withdrawal adalah isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal).
Thought broadcasting adalah isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umumnya mengetahuinya
Delusion of control , Delusion of influence , Delusion of passivity , Delusion perception
Delusion of control adalah waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.
Delusion of influenceadalahwaham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.
Delusion of passivity adalah waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang dirinya secara jelas, merujuk ke pergerakan tubuh serta anggota gerak atau pikiran, tindakan atau penginderaan khusus).
Delusion perception adalah pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik dan mukjizat
Halusional Auditorik dapat berupa suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien. Dan mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh).
Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa
TATALAKSANA SKIZOFRENIA
Tujuan pengobatan dengan antipsikotik adalah untuk secara efektif mengontrol tanda dan gejala schizophrenia dengan dosis serendah mungkin
Golongan Antipsikotik Generasi Pertama
Fluphenazine : 2,5-10 mg/hari dikonsumsi 2-3 kali sehari dengan dosis maksimum 40 mg/hari
Haloperidol : 0,5-2 mg dikonsumsi 2-3 kali sehari dengan dosis maksimum 30 mg/hari
Perphenazine : 4-8 mg dikonsumsi 3 kali sehari dengan dosis maksimum 64 mg/hari
Golongan Antipsikotik Generasi Kedua
Risperidone : 1 mg dikonsumsi 2 kali sehari dengan dosis maksimum 16 mg/hari
Paliperidone : 6 mg dikonsumsi 1 kali sehari dengan dosis maksimum 12 mg/hari
Olanzapine : 5-10 mg dikonsumsi 1 kali sehari dengan dosis maksimum 20 mg/hari
Antikolinergik
Benztropin : untuk mengatasi distonia akut adalah 1-2 mg dikonsumsi 2 kali sehari selama 7-28 hari untuk mencegah gejala timbul kembali
Trihexyphenidyl : untuk mengatasi gejala akibat penggunaan obat antipsikotik adalah 5-15 mg dikonsumsi 3-4 kali sehari
Diphenhydramine : untuk mengatasi parkinsonism yang merupakan salah satu gejala ekstrapiramidal adalah 25 mg dikonsumsi 3 kali sehari
EDUKASI DAN PENCEGAHAN SKIZOFRENIA
Salah satu hal yang dapat diedukasikan mengenai kepatuhan adalah penekanan bahwa menghentikan pengobatan secara tiba-tiba dapat berbahaya karena gejala akan kambuh kembali dan dapat membahayakan dirinya sendiri serta orang lain.
Jika pasien merasa tidak nyaman dengan pengobatan yang telah dijalankan akibat efek samping pengobatan tersebut, hal tersebut perlu didiskusikan dengan dokter agar dapat diberikan obat yang dapat mengurangi efek samping tersebut.
Pasien perlu diberitahukan jika mulai mendengar suara-suara atau muncul gejala-gejala lainnya, mereka perlu untuk memanggil dokter atau pergi ke pusat kesehatan terdekat, terutama ketika pikiran untuk bunuh diri dan melukai orang lain mulai ada dalam pikiran mereka.
Pencegahan sekunder pada pasien schizophrenia perlu dilakukan karena penatalaksanaan tidak bersifat kuratif, hanya mengurangi gejala serta meningkatkan fungsi kognitif dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Pelibatan Anggota Keluarga dalam Penanganan Schizophrenia
Reduksi Stres
Aktivitas Sosial dan Fisik
Pengenalan Risiko Bunuh Diri
MUHAMMAD HELMI AZAZI
1808260083