1) Tahap Sensori Motor (0-2 tahun)
Anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui perubahan fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indera). Pada awal mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek itu ada bila ada penglihatannya. Perkembangan yang selanjutnya anak mulai berusaha untuk mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghilang dari pandangannnya, atau perpindahan terlihat.
Contoh : Anak mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan.
2) Tahap Pra Operasi (2- 6 tahun)
Tahap ini merupakan tahap pengorganisasian operasi kongkrit. lstilah operasi yang digunakan disini adalah berupa tindakan-tindakan kognitif, seperti mengklasifikasikan sekelompok objek. Menata benda-benda menurut Lyman tertentu dan membilang. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika anak melihat objek-objek yang kelihatan berbeda, maka anak akan mengatakan hal yang berbeda pula.
Contoh: Jika ada lima kelereng yang sama besar di atas meja, lalu kelereng itu diubah letaknya menjadi agak berjauhan maka anak pada tahap ini akan mengatakan letak kelereng yang jauh lebih banyak.
3) Tahap Operasi Konkrit (6- 12 tahun)
Anak-anak yang memasuki tahap ini umumnya sudah berada di sekolah dasar. Pada tahap ini anak telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda kongkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang bcrbeda secara objektif dan berfikir ireversibel.
Contoh : seorang anak diberi 20 bola kayu, 15 buah diantaranya berwarna merah. Apabila ditanyakan manakah yang lebih banyak bola kayu atau bola berwarna merah? Anak pada tahap pra operasional menjawab bawa bola merah lebih banyak, sedangkan anak pada operasi kongkrit menjawab bola kayu lebih banyak dari pada bola merah.
4) Tahap Operasi Formal (12 tahun ke atas)
Tahap ini merupakan tahapan terakhir dari perkembangan kognitif secara kualitas. Pada tahap ini anak sudah mampu mengadakan penalaran dengan menggunakan hal-hal abstrak. Penalaran yang terjadi dalam struktur kottnitifnya telah mampu tnenggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi dan generalisasi. Anak juga telah memiliki kemampuan-kemampuan melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan memahami konsep.
Contoh : Anak dihadapkan pada dua gambar yaitu gambar "pak pendek" dan "pak tinggi" anak disuruh mengukur tinggi kedua gambar tersebut dengan menggunakan batang korek api dan dengan klip. Disini anak diminta untuk membandingkan hasil dari pengukuran tersebut.