Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
skizofernia - Coggle Diagram
skizofernia
Peran Neurotransmitter pada gejala psikosis
monoamin
Dopamin, fungsi utama perilaku reward-seeking, mengatur memori, mengatur sistem motorik, motivasi
↗ → agresif, (-) kontrol impuls, perilaku kompetitif
↙ → depresi, ekstrapiramidal sindrom
Serotonin, fungsi sebagai controling mood (pengaruhi kesenangan seseorang)
↗ → (-) diam, gejala (+) halusinasi, waham
↙ → depresi, sedih, lemas, pikiran bunuh diri, cemas
monoamin
Norepinefrin, fungsi untuk mengatur fungsi kesiagaan
↗ → ansietas, TD meningkat
↙ → penurunan konsentrasi, depresi
Epinefrin, fungsi sebagai stress hormon
↗ → TD meningkat, ansietas, insomnia
↙ → respon terhadap stres ↓
amino acid
Glutamat, fungsi sebagai neurotransmiter eksitatori, mengatur kemampuan memori
↗ → kejang, bipolar
↙ → low energy, gangguan memori
GABA, fungsi sebagai neurotransmiter inhibitori, menurunkan gairah, mengurangi agresi, menurunkan kecemasan
↗ → hipersomnia
↙ → mania, bipolar
Tanda dan Gejala Skizofrenia dan Anamnesis
Gejala positif
Waham, halusinasi, distorsi atau berlebihnya bahasa dan pembicaraan, ucapan dan perilaku yang tidak beraturan, perilaku katatonik dan agitasi.
Gejala negatif
Afek tumpul, penarikan emosi, rapor yang buruk, sifat pasif, menarik diri dari kehidupan sosial, ganguan berfikir abstrak, menurunnya sikap spontan, fikiran yang stereotipi, alogia, avolisi, anhedonia, gangguan pemusatan perhatian.
Gejala kognitif
Gangguan kefasihan berbicara, masalah pembelajaran yang berlanjut (serial learning) dan gangguan fungsi eksekutif (dalam mempertahankan perhatian, konsentrasi, prioritas dan pengelolaan perilaku dasar dan sosial).
Gejala Psikosis
Gejala Negatif
Gejala skizofrenia negatif muncul ketika sifat dan kemampuan yang dimiliki orang normal, seperti konsentrasi, pola tidur normal, dan motivasi hidup menghilang.
Umumnya, gejala tersebut ditambah dengan ketidakmauan seseorang bersosialisasi dan merasa tidak nyaman saat bersama orang lain. Ciri-ciri orang yang mengidap gejala skizofrenia negatif, yaitu terlihat apatis dan buruk secara emosi, tidak peduli terhadap penampilan diri sendiri, dan menarik diri dari pergaulan.
Gejala Positif
gejala positif dari skizofrenia biasanya berupa delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan adanya perubahan pada perilaku.
Hal yang perlu diwaspadai, gejala skizofrenia biasanya berkembang perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Pengidapnya bisa saja memiliki banyak gejala, atau hanya sedikit gejala yang dialaminya.
Pengidap skizofrenia mungkin kesulitan menjalin hubungan dengan teman dan rekan kerja. Mereka mungkin juga memiliki masalah dengan kecemasan, depresi, dan pikiran atau perilaku untuk bunuh diri.
Perbedaan Jenis Psikosis pada penyakit yang di jumpai
Psikosis Organik :
alcoholic psikosis : terjadi karena fungsi jaringan otak terganggu atau rusak akibat terlalu banyak minum minuman keras
Trauma psikosis : psikosis yang terjadi akibat luka atau trauma pada kepala karena kena pukul, tertembak, kecelakaan, dst.
Drug psikosis : psikosis akibat obat-obat terlarang (lsd, kokain,sabu-sabu)
demensia paralitik : psikosis yang terjadi akibat infeksi syphilis yang kemudian menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Psikosis Fungsional :
Skizofrenia : merupakan kelompok psikosis yang ditandai terutama olehdistorsi distorsi mengenai realitas, juga sering terlihat adanyaperilaku menarik diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi danfragmentasi dalam hal persepsi , pikiran dan kognisi.
Psikosis Mania-Depresif : Merupakan kekalutan mental yang berat, yang berbentuk gangguan emosi yang ekstrim, yaitu berubah-ubahnya kegembiraan yang berlebihan (mania) menjadi kesedihanyang sangat mendalam (depresi) dan seterusnya.
Psikosis Paranoid : merupakan penyakit jiwa yang serius yang ditandaidengan banyak delusi atau waham yang disistematisasikan dan ide-ide yang salah yang bersifat menetap.
tatalaksana awal
Tatalaksana skizofrenia terdiri dari 3 fase yaitu :
Fase Akut
Tujuan : mencegah pasien melukai dirinya atau orang lain, mengendalikan perilaku yang merusak, mengurangi beratnya gejala psikotik dan gejala terkait lainnya seperti agitasi, agresi dan gaduh gelisah
Farmakoterapi
Injeksi : Haloperidol 5mg/injeksi secara IM dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari
Oral : Haloperidol 5-20mg/hari, Risperidone 2-6 mg/hari
Pada fase akut, obat diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan dan dosis dimulai dari dosis anjuran dinaikkan secara perlahan dan bertahap dalam waktu 1-3 minggu sampai dosis optimal yang dapat mengendalikan gejala.
. Fase Stabilisasi
Tujuan : mempertahankan remisi gejala atau mengontrol, meminimalisasi risiko atau konsekuensi kekambuhan dan mengoptimalkan fungsi dan proses kesembuhan. Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan selama lebih kurang 8-10 minggu sebelum masuk ke tahap rumatan.
c. Fase Rumatan
Tujuan : dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, terapi diberikan sampai dua tahun, bila sudah berjalan kronis terapi diberikan sampai lima tahun bahkan seumur hidup.
Klasifikasi Skizofrenia
Kriteria Diagnosis Skizofrenia Paranoid berdasarkan PPDG3
Kriteria diagnosis skizofrenia pada PPDGJ-III atau ICD-10 yakni sebagai berikut :
. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang sangat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala tersebut kurang jelas) : 1) Isi pikiran a) Thought echo yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; b) Thought incertion or withdrawal yaitu isi pikiran yang asing
dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya; dan c) Thought broadcasting yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.
2) Waham atau Delusinasi a) Delusion of control yaitu waham tentang dirinya dikendalikan
oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; b) Delusion of influence yaitu waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar
c) Delusion of passivity yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; d) Delusion perception yaitu pengalaman indrawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
Halusinasi berupa suara yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien yang mendiskusikan perihal pasien di
antara mereka sendiri; atau jenis suara halusinasi lain yang berasal
dari salah satu bagian tubuh.
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: 1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus. 2) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme. 3) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor. 4) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
pencengan dan edukasi
pencegahan yang memiliki tingkat keberhasilan 100%,
namun kemungkinan morbiditas dan kambuhnya penyakit ini bisa dikurangi dengan
menghindari penyalahgunaan narkoba. Pilih metode yang sesuai untuk
menghilangkan stres, menjaga pola pikir positif, dan luangkan waktu istirahat yang
cukup untuk membantu menjaga kesehatan mental