Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Pariwisata Sumatera Barat - Coggle Diagram
Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Pariwisata Sumatera Barat
Solusi
Mitigasi dampak pandemi
Menyiapkan destinasi, akomodasi, transportasi, dan penunjang lainnya yang bersih, sehat, dan aman dalam rangka menarik kunjungan
Memberikan bantuan likuiditas tunai, relaksasi kredit, keringanan pajak dari pemerintah dan lembaga keuangan untuk tenaga kerja dan pelaku usaha terdampak
peningkatan kompetensi tenaga kerja pariwisata sesuai dengan perubahan masa pandemi
peningkatan promosi sumber destinasi
pengaktifan Tourism Crisis Center (TCC)
Penataan arah kebijakan pariwisata dari pariwisata massal (mass tourism) ke pariwisata berkualitas (sustainable tourism)
Masalah
Kebijakan Travel restrictions
Pembatalan dan pengurangan frekuensi penerbangan
Penutupan hotel
Sektor pariwisata memiliki kedudukan strategis untuk penerimaan devisa negara dan memiliki kontribusi penting pada penyerapan tenaga kerja (Bank Indonesia 2018)
PSBB diberlakukan pada tiga tahap mulai tanggan 22 April sampai 7 Juni 2020 akibat peningkatan jumlah kasus sejak ditemukan kasus pertama kali di SumBar 26 Maret 2020.
Biaya operasional dan pemeliharaan yang kurang dan bahkan tidak memadai pada masa pandemi
Dampak worldwide
Wisatawan menurun 93% (440 juta kunjungan lebih sedikit dari tahun 2019)
Kerugian mencapai USD460 juta
Dampak nasional
Penurunan lapangan usaha transportasi dan pegudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum -30,64% dan -22,02%
Kunjungan wisman ke Indonesia turun sebanyak 59,96% (perbandingan januari-juni 2020 dengan tahun 2019)
Dampak SumBar
Mikro
Kerugian dan pendapatan usaha
Pendapatan turun
100% > 74%
50%-100% > 19%
<50% > 7%
Pembatalan event dan biaya operasional
rugi <40 jt sbanyak 83,9%
rugi ratusan juta sebanyak 16,1%
Kapasitas anggaran operasional
cukup memadai 6%
kurang memadai 71%
tidak memadai 23%
Kondisi tenaga kerja
3720 pekerja terdampak, 720 PHK (Disnakertrans Provinsi SumBar 2020)
Parwis menyerap 3,31% (88.100)
akomodasi dan makan minum menyerap 7,35% (192.930)
Penerimaan insentif kartu Pra Kerja > 1.257 orang (348 pelaku ektaf, 909 tenaga kerja parwis)
*Kartu pra kerja: upaya pemerintah meningkatkan kompetensi pekerja atau pelaku usaha mikro dan kecil terdampak akibat COVID-19
Kebijakan destinasi terhadap pekerja
Dirumahkan tanpa gaji 77%
PHK 11%
dirumahkan gaji penuh 6%
dirumahkan pemotongan gaji 3%
bekerja pemotongan gaji 3%
Pemberian THR
Tidak diberi 74%
tidak penuh 13%
pemberian ditunda 13%
Makro
Kunjungan wisatawan
Tidak ada kunjungan sejak PSBB (penurunan 39% pada bulan Maret dan 97% pada bulan April)
penurunan wisnus pertama kalinya selama 7 tahun
91% tidak ada kunjungan sama sekali, 9% masih ada kunjungan
Pendapatan berdasarkan lapangan usaha penyumbang sektor pariwisata
Akomodasi (makan n minum)
-32,97%
Transportasi
-23,95 %
Penerbangan domestik
-17.887%
penerbangan internasional
100%