Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Hipertiroid - Coggle Diagram
Hipertiroid
DIAGNOSIS
UTAMA
kirisis tiroid
Krisis tiroid adalah suatu kejadian yang mendadak dan mengancam jiwa pada penderita dengan tirotoksikosis maupun yang belum terdiagnosis tirotoksikosis sebelumnya. Gambaran klinis yang muncul pada tirotoksikosis biasanya juga didapatkan dan bahkan memberat pada krisis tiroid, atau dapat dikatakan krisis tiroid adalah kondisi ekstrim tirotoksikosis yang tidak terkompensasi.
PATOFISIOLOGI
Kecepatan peningkatan kadar hormon lebih penting dibandingkan kenaikan absolut itu sendiri dalam menentukan gambaran klinis. Salah satu mekanismenya adalah perubahan mendadak kadar protein binding. Turunnya kadar protein binding secara mendadak, misalnya setelah operasi, dapat menyebabkan kenaikan mendadak kadar hormon bebas. Peningkatan dengan cepat kadar hormon tiroid juga dapat terjadi ketika kelenjar di manipulasi selama operasi atau palpasi terlalu keras pada saat pemeriksaan fisik. Hal ini dapat terjadi pada saat pascaoperasi dan penderita dengan systemiec nonthyroidal illness. Produksi hormon tiroid inhibitor, yang ditunjukkan pada serum beberapa pasien dengan systemic monthidal illness dapat menurunkan afinitas binding hormon tiroid dan meningkatkan kadar hormon bebas.
-
ETIOLOGI
etiologi yang sering ditemukan penyakit graves (penyakit ini sering ditemukan pada penyebab hipertiroid) biasanya terjadi pada usia 30-40 tahun dan sering ditemukan pada wanita dibandingkan laki-laki, tipe 2 : nodul otonom (disebabkan karena satu daerah dikelenjar tiroid membesar sehingga fungsinya hiperaktif) tipe 3 : goiter multinodular toxic (sering ditemukan pada pasien lanjt usia, hipertiroidnya timbul secara lambat dan manifestasi klinisnya lebih ringan dibandingkan dengan penyakit graves)
PROGNOSIS
prognosis hipertiroid akibat toxic biasanya bersifat permanen. Pada hipertiroidisme akibat penyakit Graves, remisi dicapai oleh 30-60% pasien dalam 12-18 bulan setelah pengobatan. Risiko relaps lebih tinggi pada pasien usia muda, laki-laki, perokok, hipertiroidisme berat, dan memiliki struma besar. Tingkat remisi terapi radioiodin adalah 60-70%. Pasien dengan tiroidektomi total tidak memiliki risiko relaps.
EPIDEMIOLOGI
prevalensi hipertiroiddisme global sekitar 1,3% hipertiroidisme lebih banyak pada perempuan dari pada lali-laki 5:1,insiden meningkat pada perempuan berusia lebih tua
GEJALA KLINIS
gejalah klinis termasuk berat badan yang turun secara tidak terduga, denyut jantung yang cepat atau tidak teratur, berkeringat, dan lekas marah. Dan komplikasinya Jantung berdebar-debar karena proses metabolisme yang berlangsung cepat. Tulang jadi lebih rapuh dan rentan terkena osteoporosis
FAKTOR PENYEBAB
kekurangan iodium,
merokok,
peradangan pada kelenjar tiroid
TATALAKSANA
terapi secara umum yaitu pemberian anti tiroid PTU dan metamizol, efek tidak dapat dirasakan karena dosisnya amat individual terapi obat, yakni pemberian anti tiroid seperti PTU dan metamizol serta pereda gejala yakni penyekat beta. Efek mungkin tidak dapat langsung dirasakan dan baru dapat optimal setelah beberapa minggu - bulan setelah terapi, karena dosis yang amat individual dan tekniknya yang memang harus mulai dari dosis kecil dan ditingkatkan perlahan sembari dilakukan evaluasi bulanan ablasi dengan iodin radioaktif, seringkali dipilih untuk menangani hipertiroid yang tidak terkontrol dengan obat setelah lebih dari 1-2 tahun pengobatan,kemudian dilakukan pembedahan tiroidetomi ketika kondisi tidak terjadi tanda2 kepulihan
PEMERIKSAAN
-
penunjang
) pemeriksaan penunjang yaitu tes darah untuk mengukur hormon tiroid, usg tiroid untuk mendeteksi adanya benjolan, tes iodium radioaktif
Patofisiologi
Patofisiologi hipertiroid dapat melalui berbagai mekanisme, tergantung penyakit dasarnya. Hipertiroid bisa terjadi melalui mekanisme autoimun yang menghasilkan autoantibodi terhadap thyroid stimulating hormone receptor (TSHR-Ab). Autoantibodi ini akan menstimulasi sintesis dan sekresi hormon tiroid secara berlebihan. Mekanisme ini terjadi pada Grave’s disease. Autoantibodi juga akan bereaksi dengan thyroid derived thyroglobin di mata dan menyebabkan reaksi inflamasi dan penumpukan cairan sehingga terjadi eksoftalmus.