Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KONSEP ILMU TASAWUF, MAQAMAT DAN AHWAL - Coggle Diagram
KONSEP ILMU TASAWUF, MAQAMAT DAN AHWAL
TASAWUF
Definisi Tasawuf menurut Bahasa
(2) “Shafa” : Nama bagi orang-orang yang “bersih” dan “suci”.
(3) “Shaf” : Makna yang dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika shalat selalu berada di shaf paling depan.
(4) Tasawuf dinisbahkan kepada orang-orang dari Bani Shuffah.
(5) “saufi” dari bahasa Grik (Yunani) yang disamakan maknanya dengan “hikmah” yang berarti kebijaksanaan.
(6) “Shaufanah”: Sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu-bulu, yang banyak sekali tumbuh di padang pasir di tanah Arab, dan pakaian kaum sufi itu berbulu-bulu seperti buah itu pula, dalam kesederhanaanya.
(7) “Shuf” : bulu, domba atau wol
(1) “Ahlu suffah” : Sekelompok orang pada masa Rasulullah yang hidupnya diisi dengan banyak berdiam diri di serambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.
Definisi Tasawuf menurut Istilah
Tasawuf secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan makrifat menuju keabadian, saling mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridaan-Nya.
Imam Ghazali mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang membahas cara-cara seseorang mendekatkan diri kepada Allah swt.
Menurut Asy-Syibli bahwa tasawuf ialah mengabdikan diri kepada Allah swt. tanpa keluh kesah.
Al-Juarairi mendefinisikan tasawuf sebagai landasan perilaku dengan akhlak yang tinggi dan meninggalkan perilaku keji.
MAQAMAT
Maqamat adalah suatu konsep dalam ilmu Tasawuf yang digunakan oleh peserta Tasawuf (al-Mutasawwif) untuk mengukur keberadaan tingkat spiritualnya dari satu maqam kepada maqam yang lebih tinggi tingkatannya.
Istilah maqam (jamak: maqamat), bermakna kedudukan seorang jalan spiritual di hadapan Allah yang diperoleh melalui kerja keras (mujahadah), dan latihan-latihan keruhanian (riyadlah) sehingga mencapai keluhuruan budi-pekerti (adab) yang memampukannya untuk memiliki persyaratan-persyaratan dan melakukan upaya-upaya untuk menjalankan berbagai kewajiban (dengan sebaik-baiknya) demi mencapai kesempurnaan.
Menurut Abu Nashr Al-Sarraj Ath-Thusi, maqam adalah kedudukan seorang hamba di hadapan Allah Azza wa Jalla dari hasil ibadah, mujahadah (perjuangan spiritual), riyadlah (latihan spiritual) dan konsentrasi diri untuk mencurahkan segala- galanya hanya untuk Allah Swt. yang semuanya senantiasa ia lakukan.
Maqamat itu diperoleh atas usaha manusia. Maqam merupakan hasil dari amal.
Al-Kalabadzi menyebutkan adanya 10 maqam yang harus dilalui oleh para pejalan spiritual sebagai berikut: taubat, zuhud, sabar, kemiskinan, kerendahan hati, takwa, tawakal, rela, cinta, dan pengetahuan tentang Tuhan dan hakikat segala sesuatu.
AHWAL
Hal (jamak: ahwal) adalah suasana atau keadaan yang menyelimuti kalbu, yang diciptakan (sebagai hak prerogatif) Allah dalam hati manusia, tanpa sang sufi mampu menolak keadaan itu apabila datang atau mempertahankannya apabila pergi.
Menurut Al-Junaid bahwa hal ialah sesuatu yang terjadi secara mendadak yang bertempat pada hati nurani dan tidak bisa lama (terus-menerus).
Ahwal diperoleh sebagai anugrahdari Allah. Hal diperoleh sebagai hasil dari maqam.