Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SEJARAH PEMBERONTAKAN, Nasywa Febriyanti - Coggle Diagram
SEJARAH PEMBERONTAKAN
PRRI-PERMESTA
PRRI singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sedangkan Permesta berarti Perjuangan Rakyat Semesta
PRRI/Permesta kerap disebut sebagai pemberontakan dalam sejarah usai pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia, tepatnya sejak 1957.
Latar belakang pemberontakan PRRI/Permesta adalah rasa ketidakpuasan dari angkatan militer di daerah terhadap pusat, terutama muncul dari Sumatera dan Sulawesi. Situasi kian pelik karena beberapa tokoh militer di daerah-daerah tersebut mulai menunjukkan ketidakpatuhan kepada pimpinan pusat. Bahkan, urusan ini semakin serius ketika tuntutan-tuntutan otonomi daerah mulai diajukan. Pemerintah pusat dianggap tidak adil kepada warga sipil dan militer soal pemerataan dana pembangunan.
Beberapa dewan daerah perjuangan yang dibentuk PRRI/Permesta pada 1956-1957 meliputi: 1. Dewan Banteng Dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein dengan wilayah Sumatera Barat. 2. Dewan Gajah Berpusat Sumatera Utara dengan pemimpinnya Kolonel Maludin
Simbolon. 3. Dewan Garuda Berlokasi di Sumatera Selatan dan dipimpin oleh Letkol Barilan. 4. Dewan Manguni Satu-satunya dewan yang berlokasi di Sulawesi. Berada di Manado,Sulawesi Utara, dengan Kolonel Ventje Sumual sebagai pemimpinnya.
Gerakan PRRI/Permesta mulai diredam pada Agustus 1958. Tahun 1961,Presiden Sukarno membuka kesempatan kepada mantan anggota PRRI/Semesta untuk kembali ke pangkuan NKRI dan diberikan amnesti.
Andi Aziz
Pemberontakan yang dipimpin Andi Azis, mantan perwira Koninklijke NederlandschIndische Leger (KNIL), berlangsung mulai 5-15 April 1950
Pemberontakan yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan itu dilatarbelakangi oleh tidak setujunya Andi Azis terhadap rencana penyatuan Negara Indonesia Timur (NIT) ke dalam bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dampak yang ditimbulkan tidak dapat hilang begitu saja, terlebih lagi Belanda masih berusaha mengorek kekuasaan di sana.
Pada 15 Mei 1950, terjadi lagi pemberontakan fase kedua, kendati Andi Azis tidak ada. APRIS yang sudah berada di sana saling berseteru dengan KNIL yang terhasut pihak Belanda. Berkat bantuan rakyat dan aksi gerilyanya, APRIS berhasil menaklukkan pergerakan kedua ini tepat pada 19 Mei 1950.
RMS
Sejarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) berpuncak tanggal 25 April 1950 dengan wilayah pertahanan utama di Ambon.
Keinginan untuk mempertahankan NIT sebagai negara federasi. Selain itu, terdapat juga pernyataan bahwa Soumokil ketika itu akan diangkat menjadi tokoh politik, jika NIT bertahan.
Christian Robert Steven Soumokil disebut-sebut sebagai dalang gerakan ini. Soumokil adalah mantan Jaksa Agung wilayah Negara Indonesia Timur (NIT). Tanggal 5 April 1950, Soumokil ikut memotori Pemberontakan NIT bersama Andi Azis.
APRA
Dengan menggunakan embel-embel Ratu Adil, Westerling mencoba mencari simpati rakyat untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia.
Seorang tokoh militer Belanda,Raymond Pierre Westerling, yang mulai menyusun kekuatan dengan menarik anggota KNIL yang didemobilisasikan. Raymond Westerling pemimpin APRA.
Mereka tidak suka dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pada waktu itu bernama RIS. Apalagi KNIL harus bergabung ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Gerakan APRA yang terdiri dari sekitar 800 orang di antaranya 300 anggota KNIL bersenjata lengkap menyerang kota Bandung pada pagi hari tanggal 23 Januari 1950.
-