Sepanjang perjalanan, Sang Buddha terus mengulang khotbah tentang pahala dari mengikuti tiga faktor Jalan Mulia Berunsur Delapan, yaitu (1) kemoralan (sila), (2) konsentrasi (samadhi), (3) kebijaksanaan (panna) yang akan dapat menolong para siswa-Nya bebas dari semua penderitaan. Pukkusa, salah satu pengikut Alara Kalama, mempersembahkan sepasang jubah berwarna keemasan kepasa Sang Buddha. Setelah Pukkusa pergi, Bhikkhu Ananda memakaikan pasangan jubah keemasan itu di tubuh Sang Buddha. Ia terkejut karena warna cemerlang dari jubah keemasan tersebut pudar ketika dipakaikan pada tubuh Sang Buddha. Melihat hal ini, Sang Buddha menjelaskan bahwa ada dua peristiwa yang dapat menyebabkan warna alami dari kulit Tathagata menjadi sangat bersih dan bersinar, yaitu pada malam hari saat Ia mencapai Nibbana, dan pada malam Ia mencapai Parinibbana. Setelah itu Sang Buddha menyatakan bahwa pada waktu jaga malam terakhir di hari itu juga, di antara kedua pohon sala kembar di hutan sala milik kaum Malla, di dekat Kusinara, Tathagata akan mencapai Parinibbana.