Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
NILAI INTEGRITAS DAN PRINSIP ANTI KORUPSI - Coggle Diagram
NILAI INTEGRITAS DAN PRINSIP ANTI KORUPSI
Penyebab Korupsi
Internal
moral : lemahnya iman, kejujuran, dan rasa malu
sikap/perilaku: pola hidup konsumtif dan tamak
sosial : lingkungan keluarga dan pergaualan
Eksternal
politis
menguatnya keyakinan bahwa politik adalah arena taruhan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar mendorong perbuatan korupsi
demokrasi dimaknai sebagai upaya memperoleh kekuasaan yang berasal dari rakyat bukan bagaimana mengelola kekuasaan rakyat
terjadi instabilitas politik
diharuskan adanya kontrol politik
ekonomi
ketimpangan penghasilan dan kebutuhan
ketimpangan penghasilan dilihat dari ranah sosial
hukum/UU
Penegak hukum lemah
aturan diskriminatif/ tdk adil
rumusan aturan hukum tidak jelas dan menimbulkan multitafsir, kontradiksi, tumpang tindih aturan
memadukan kenyataan dan peraturan secara adil bukan pekerjaan mudah
sosial
nilai dan budaya dimasyarakat
anggapan bahwa korban/ pihak yang merugii akibat korupsi adalah negara
masyarakat tidak menyadari dirinya terlibat korupsi
kurang kesadaran bahwa korupsi bisa dicegah jika masyarakat aktif
organisasi
kurangnya sikap keteladanan pemimpin
tidak ada kultur budaya organisasi yang benar baik berupa tujuan, fokus, dan standar atau cara mencapai tujuan yg jelas
akuntabilitas tidak memadai
pengendalian manajemen lemah
Manfaat integritas
fisik
menjadi sehat dan bugar sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari
intelektual
integritas mengoptimalkan kinerja otak
emosional
integritas membuat diri seorang menjadi penuh motivasi, empati, solid dalam bekerja
spiritual
seseorang menjadi lebih bijaksana dalam mengartikan sesuatu, termasuk pengalaman hidupnya
sosial
integritas mampu mengembangkan hubungan antar individu maupun lingkungan masyarakat
Nilai integritas terkait anti korupsi
Kejujuran
kepedulian
kemandirian
kedisiplinan
tanggung jawab
kerja keras
kesederhanaan
keberanian
keadilan
Prinsip anti korupsi
akuntabilitas
transparansi
kewajaran
kebijakan
kontrol kebijakan
Integritas Tokoh
H. Agus salim
Leiden is Lejden / memimpin adalah menderita
mendekati serba kekurangan dan kemiskinan
tak mendamba istana
Baharrudin Lopa
Menakar dengan pikir dan hati, menolak apa pun yang tak masuk dalam takarannya
tak mendampa istana
fasilitas bukan miliki pribadi
Bukan tega kepada sahabat
hadiah harusnya untuk orang susah
Hamengkubuwono IX
setiap orang, siapapun idan apapun jabatannya harus taat kepada hukum
surat tilang untuk sultan
sopir mbok bakul
Hooegeng iman santoso
pantang terima pemberian karena jabatan
tutupnya toko kembang
rumah dinas bukan rumah kami
Ki hajar dewantara
lebih baik tak punya apa-apa tapi senang hati daripada bergelimang harta namun tak bahagia
berburu perabotan bekas
Moh Hatta
setiap perbuatan adalah demi negara yang dicintai, janganlah berkhianat
mengemballikan uang sisa berobat di bangkok
menutup rahasia bahkan dari istrinya
mimpi membeli sepatu namun tak terbeli
Moh Natsir
jabatan dan kedudukan tak seharusnya mengubah kesahajaan
kemeja bertambal
syukuri apa adanya
Saifuddin Zuhri
menjadi pejabat bukan berarti memanjakan kerabat dan sahabat
berjualan beras di pasar glodok
Sjarifudin prawiranegara
malu itu bila mengambil milik orang lain atau mengambil uang negara
istrinya kas bon ke kementerian keuangan untuk menutup utang
istri jualan sukun goreng
Soeprapto
demi keadilan, perkara apapun wajib diputus secara bijak. pihak yang bersalah harus dihukum setimpal
sang anak bertanggungjawab kepada tukang becak
Ir. Soekarno
biarlah diri merana asalkan negara tetap terjaga
keluar dari istana negara tanpa membawa apapun
Widodo Budidarmo
tak ada imunitas di dalam hukum siapapun dia
menyerahkan anaknya ke kapolsek atas perbuatan sang anak