Ditinjau dari sisi al-laun (warna) tafsirnya, sukar ditentukan secara pasti, mengingat kembali cara dan wacana mufassirnya kurang begitu nampak, hal ini disebabkan kaedah awal dari al-Fairuzabadi dalam tafsirnya ini adalah menyandarkan pada riwayat Ibn ‘Abbas, bukan hendak mengedepankan sisi kebahasaannya, ayat hukumnya, nilai filosofinya, ilmu kalamnya, sejarahnya, tasawwufnya ataupun yang lainnya.