Gejala lain yang biasa ditemukan pada ko-infeksi TB-HIV adalah demam dan penurunan berat badan yang lebih dari 10%. Untuk TB ekstra paru gejala yangmungkin ditemukan adalah diare yang terus menerus lebih dari satu bulan,pembesaran kelenjar limfe di leher, sesak nafas, dan lain-lain. Untuk pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopisdahak. Pada orang dengan infeksi HIV pemeriksaan dahak ini biasanya akanmenunjukkan hasil BTA negatif, tetapi pemeriksaan dahak ini tetap perlu dilakukan.Pemeriksaan mikroskopis dahak ini dilakukan dengan megambil dua sampel yaituspesimen dahak sewaktu dan dahak pagi, dan apabila salah satu spesimenmenunjukkan hasil positif maka diagnosis TB sudah dapat ditegakkan. Selainpemeriksaan mikroskopis, terdapat pemeriksaan biakan pada dahak. Pemeriksaan ini sangat diajurkan untuk pasien ko-infeksi TB–HIV yang menunjukkan hasil BTA negatif pada pemeriksaan mikroskopis dan juga negatif pada pemeriksaan penunjanglainnya. Pemeriksaan biakan ini menggunakan media cair atau padat tetapimemerlukan waktu yang cukup lama untuk penegakan diagnosis, sehingga jika penegakan diagnosis pada ko-infeksi TB-HIV hanya mengandalkan pemeriksaanbiakan maka angka kematian pada penderita TB dengan ko-infeksi ini akanmeningkat karena keterlambatan diagnosis dan penanganannya. Oleh karena itu padasaat ini WHO merekomendasikan Pemeriksaan Uji Cepat/Rapid Test yangmemerlukan waktu lebih singkat