Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

EBM PROGNOSTIK - Coggle Diagram

- - - - Mortalitas adalah jumlah kematian yang terjadi dalam suatu populasi.
      - Secara sederhana, mortalitas merupakan jumlah kematian akibat penyakit tertentu maupun kematian alami.
      - Kematian: peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup(Organisasi Kesehatan Dunia -WHO-).
    - - Adanya bencana alam yang terjadi
      - Adanya tingkat bunuh diri dan pembunuhan yang tinggi
      - Adanya peperangan
      - Adanya kecelakaan lalu lintas
      - Adanya penyakit
      - Sanitasi lingkungan dan kondisi lingkungan yang buruk
  - - - Fatalitas adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut.
      - Oleh sebab itu, tingkat fatalitas kasus biasanya digunakan dalam penyakit yang timbul dalam waktu yang terbatas seperti wabah, penghitungan tingkat fatalitas akan selesai setelah tak ditemukan lagi pasien yang mengidap penyakit tersebut (baik meninggal ataupun dinyatakan sembuh).
    - - Tingkat fatalitas kasus diwujudkan dalam satuan persen (0% hingga 100%) dan sebenarnya hanya menghitung risiko atau proporsi kejadian meninggal diakibatkan penyakit tertentu dalam kurun waktu tertentu, dan bukan melambangkan rasio, tidak juga menggambarkan tingkat atau kepadatan kasus penyakit tertentu.
- - - - Kelebihan retrospektif:
        
        Pelaksanaanya relatif lebih cepat, karena paparan, bahkan penyakitnya sudah terjadi
        
        Relatif lebih murah, karena tidak perlu sampai harus mengikuti individual rentang waktu tertentu sampai gejala penyakit tertentu muncul.
      - definisi
        
        Dengan kata lain efek (penyakit atau statuskesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
        
        penelitian Retrospektif ( Retrospective Study) Adalah suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif.
      - Kelemahan retrospektif
        
        Data atau informasi eksposure (pemaparan) sangat mungkin tidak lengkap
        
        Rentan terhadap bias (kesalahan informasi) karena sistem memori orang tidak sama. Ini memicu ketidak akuratan informasi.
        
        Kesimpulan akhir biasanya hanya merujuk ada hubungan atau tidak antara paparan suatu senyawa dengan penyakit. Seperti sudah disebutkan, pada akhirnya, uji ini hanya mampu memberikan asosiasi (hubungan) antara suatu penyakit dengan penyebabkan secara perkiraan, bukan sebuah hubungan sebab-akibat langsung.
        
        2. Kesulitan untuk mengidentifikasi faktor pengacau observasi (confounding factor)
    - - definisi
        
        Penelitian prospektif adalah penelitian yang melihat proses saat ini dan proses yang sedang berjalan.
      - kelebihan prospektif
        
        Data paparan lebih terukur dan lebih andal
        
        Dapat mengontrol dan mengidentifikasi faktor pengacau observasi (confounding factor)
        
        Bisa untuk mengukur waktu mulai awal pemaparan sampe saat paparan terjadi/berlangsung
        
        Bentuk kesimpulannya lebih kuat dari sekedar asosiasi/hubungan antara penyakit dan penyebabnya
        
        Kontrol yang lebih baik terhadap bias
      - Kelemahan prospektif
        
        Hasilnya tidak dapat diperoleh dalam waktu singkat, butuh waktu
        
        Membutuhkan biaya yang lebih besar
        
        Karena jangka waktu yang lama, bisa jadi individu yang diobservasi tidak bisa dijaga mobilitasnya (pindah rumah, tempat kerja dan lain sebagainya)
- - - - Iya, karena pada study design and participants dijelaskan "we included all confirmed cases of COVID-19 over 60 years old admitted from Jan 1 to Feb 6 at isolation ward of renmin hospital of Wuhan university in Wuhan, china."
    - - sudah cukup, karena diikuti dari awal terkonfirmasi covid 19 hingga menimbulkan efek berupa kematian dalam waktu 4 minggu.
    - - tidak, karena peneliti mengetahui karakteristik dan faktor prognostik pasien; hal. 641 (tabel karakteristik) - 642 (faktor prognostik pasien covid-19 lanjut usia)
    - - peneliti melakukan penyesuaian terhadap faktor prognostik; Usia yang lebih tua terbukti meningkatkan kemungkinan kematian bahkan pada pasien usia lanjut (HR 1,08, CI 1.06–1.11, P < 0,001). Gejala dispnea (HR 2.35, CI 1.43-3.87, P =0,001) dan komorbiditas termasuk penyakit kardiovaskular (HR2.87, CI 1.70–4.83, P < 0,001), penyakit serebrovaskular (HR 3,26, CI 1.66–6.40, P =0,001 dan PPOK (HR 3,72, CI 1,94-7,13, P < 0,001) semuanya memprediksi hasil yang fatal.
  - - - Sesuai dengn gejala berat-kritis. Biasa dialami pada lansia dgn prognosis 5 hari mengalami kematian. Pasien dgn gejala dyspnea, limfositopenia komorbit merupakan prediksi yg buruk sehingga menntukan yang kat dan pengobatan yg tepat waktu. nasib pasien dari waktu ke waktu tergantung terhadap faktor prognostiknya sendiri; usia, komorbid, jenis kelamin, hasil laboratorium, beratnya gejala, dll. (perjalanan nasib pasien terungkap pada tabel 1 demografik asien hal. 641)
    - - As described in Table 3, in the present study, 70.5% of the enrolled patients are classified as severe or critical. Almost all of the dead patients were critically ill (92.3%), only four severe patients died till the end of follow-up. Only one death was found in moderate cases, which was due to sudden cardiac death.
  - - - Mirip dengan pasien, pasien mirip (hal. 640 pasien dan metode) menjelaskan bahwa pengambilan sampel dari bangsal isolasi Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan di Wuhan, Cina. yang diketahui cina juga merupakan ras asia yang sama dengan ras indonesia, sehingga artikel tersebut dapat digunakan (applicabel) untuk di gunakan pada praktik passen kita
    - - penelitian bermanfaat untuk menyesuaikan dengan faktor prognostik pada pasien kita karena ras yang sama maka artikel dapat diterapkan pada pasien kita (tabel 1 - 4)
- - - - asma
      - penyakit jantung
    - - Usia yang lebih tua terbukti meningkatkan kemungkinan kematian bahkan pada pasien usia lanjut (HR 1,08, CI 1.06–1.11, P < 0,001). Gejala dispnea (HR 2.35, CI 1.43-3.87, P =0,001) dan komorbiditas termasuk penyakit kardiovaskular (HR2.87, CI 1.70–4.83, P < 0,001), penyakit serebrovaskular (HR 3,26, CI 1.66–6.40, P =0,001 dan PPOK (HR 3,72, CI 1,94-7,13, P < 0,001) semuanya memprediksi hasil yang fatal.