Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Gangguan Obsesif Kompulsif - Coggle Diagram
Gangguan Obsesif Kompulsif
Definisi
gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan diliputi kecemasan atau ketakutan.
Faktor risiko
Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita gangguan obsesif kompulsif.
Menderita gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, depresi, atau sindrom Tourette.
Pernah mengalami peristiwa yang menyebabkan trauma atau stres, seperti perundungan (bullying), kekerasan fisik, atau pelecehan seksual.
Memiliki kepribadian yang sangat disiplin, terlalu teliti, serta ingin semua hal terlihat rapi.
Etiologi
Genetik
Psikososial
Pada anak-anak, infeksi bakteri Streptococcus dapat membuat gejala OCD timbul secara mendadak atau memburuk tiba-tiba.
Patofisilogi
Penagakan Diagnosa
Anamnesis
Gejala
Mencuci tangan berkali-kali sampai lecet.
Menyusun benda menghadap ke arah yang sama.
Memeriksa berulang kali apakah sudah mematikan kompor atau mengunci pintu.
Takut kotor atau terkena penyakit, misalnya menghindari bersalaman dengan orang lain atau menyentuh benda yang disentuh banyak orang.
Sangat menginginkan segala sesuatu tersusun selaras atau teratur dan tidak senang bila melihat sekumpulan benda menghadap ke arah yang berbeda.
Takut melakukan sesuatu yang bisa berdampak buruk pada diri sendiri dan orang lain, misalnya merasa ragu apakah sudah mematikan kompor atau mengunci pintu.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi
ginjal, dan glukosa sewaktu
HAM-A, HAM-D, atau Y-BOCS.
Diagnosa Banding
Gangguan cemas akibat kondisi umum
Gangguan cemas akibat (diinduksi) zat
Gangguan depresi mayor
Gangguan cemas menyeluruh
Hipokondriasis
Gangguan TIK
Tatalaksana Farmako
Fluoksetin 20-80 mg/ hari
Sertralin 50-200 mg/ hari
Klomipramin 50-250 mg/hari
Fluvoksamin 50-300 mg/hari
Tatalaksana Nonfamako
Terapi Kognitif Perilaku
Psikoterapi berorientsi tilikan
Psikoedukasi
Edukasi
menjaga hubungan baik dengan keluarga dan orang-orang disekitar
membekali diri dengan pengetahuan termasuk gejala dan tanda OCD,.
belajar menegelola stres
menjadi pribadi yang lebih terbuka, fleksibel dan realistis, melakukan penyegaran dan istirahat terhadap rutinitas sehari-hari.
menjaga spiritualitas
Prognosis
Penyakit ini bersifat kronik tetapi ada kalanya bersifat fluktuatif. Buruknya prognosis dikaitkan dengan awitan dini (anak-anak), bentuk kompulsinya aneh, bertumpang-tindih dengan gangguan depresi mayor, adanya ide-ide berlebihan (overvalued), adanya gangguan kepribadian (gangguan kepribadian skizotipal).
Prognosis yang baik ditandai dengan baiknya penyesuaian sosial dan pekerjaan, adanya faktor presipitasi yang jelas, dan bentuk simtomnya yang episodik. Tidak ada hubungan antara bentuk obsesinya dengan prognosis.
Komplikasi
komorbiditas tingi dari gangguan mental lainnya
Gangguan kecemasan umum
gangguan bipolar
gangguan depresi mayor
bulimia nervosa
sindroma asperger
sindroma tourette
risiko tinggi memiliki pikiran dan melakukan perilaku bunuh diri
REFERENSI
Wibisono S. Tinjauan Klinis dan Penatalaksanaan Terapi Gangguan Obsesif-Kompulsif.Jiwa, Indon Psychiat Quart XXVII,1994: 4: 9-22.
Depkes RI, 1993, Pedoman dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III, Jakarta
Sadock B.J. and Sadock V.A. (eds.), 2003, Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry, Williams and Wilkins, 9th ed, London
Kriteria menurut DSM IV TR
OBSESIF :
Pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan yang rekuren dan persisten yang dialami, pada suatu saat selama gangguan, sebagai intrusive dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang jelas.
Orang menyadari bahwa pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan obsessional adalah keluar dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti penyisipan pikiran)
Pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan tidak semata-mata kekhawatiran yang berlebihan tentang masalah kehidupan yang nyata.
Orang berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan lain.
KOMPULSIF seperti yang disebabkan oleh (1) dan (2):
Perilaku (misalnya: mencuci tangan, mengurutkan, memeriksa) atau tindakan mental (misalkan: berdoa, menghitung, mengulangi kata-kata dalam hati) yang berulang yang dirasakannya mendorong untuk melakukannya sebagai respon terhadap suatu obsesi atau menurut dengan aturan yang harus dipenuhi secara kaku.
Perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau menurunkan penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang menakutkan; tetapi perilaku atau tindakan mental tersebut tidak dihubungkan dengan cara yang realistik dengan apa mereka anggap untuk mentralkan atau mencegah, atau jelas berlebihan
Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaan yang jelas; menghabiskan waktu (menghabiskan lebih dari satu jam sehari); atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas atau hubungan social yang biasanya
Tidak disesbabkan oleh efek langsung suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum