INFLAMASI
- FAKTOR TERJADINYA INFEKSI
- JENIS JENIS MEDIATOR INFLAMASI
- SEL-SEL YANG BERPERAN DALAM INFLAMASI SERTA PERANANNYA MASING- MASING
- TANDA - TANDA INFLAMASI
- PERBEDAAN SISTEM IMUN HUMORAL DAN SELULER
- JENIS DARI INFLAMASI
- SISTEM IMUN ALAMI DAN YANG DI DAPAT
- MIKROSKOPIK SEL - SEL
- MEKANISME TERJADINYA INFLAMASI
- EFEK SISTEMIK DARI INFLAMASI
- Virus. Organisme ini menyerang sel dalam tubuh. Human immunodeficiency virus (HIV) adalah salah satu contoh jenis virus yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS.
- Bakteri. Organisme ini dapat melepaskan racun penyebab penyakit. E. coli adalah salah satu contoh jenis bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
- Jamur. Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga menjadi penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan bersuhu hangat dan lembap.
- Parasit. Parasit hidup dengan bergantung pada organisme lain. Plasmodium adalah salah satu contoh jenis parasit yang bergantung hidup di nyamuk dan menjadi penyebab malaria.
- neutrofil
merupakan pertahanan tubuh terutama dalam melawan bakteri yang fungsinya untuk fagositosis membunuh dan menelan partikel-partikel kecil terutama bakteria,juga menolak debris dan fibrin. - Makrofag
menelan partikel yang besar muncul setelah neutrofil untuk membersihkan debris setelah infeksi.
dapat memproduksi faktor stimulus pertumbuhan fibroblast dan juga sebagai antigen presenting Cell. - Eusinofil
menghancurkan parasit besar
membantu komplemen
menghancurkan fosfolipid, leukotrien dihidroksiasid. - Basofil
Dapat memfagositosis tetapi lebih rendah dayanya daripada neutrophil dan eusinophil.
Melepas faktor kenotaktik terhadap eosinophil, prostaglandin dan leukotrien - Sel mast
Dalam reaksi hipersensitif, antibodi IgE terikat pada sel reseptor Fc yang mengenali antigen secara spesifik, dan terjadidegranulasi sel dan menghasilkan mediator, seperti histamin dan prostaglandin. Jenis respons ini terjadi pada reaksi alergi makanan, racun serangga, atau obat-obatan, kadang-kadang pada renjatan anafilaktik. - Limfosit
Sel B bertanggung jawab terhadap pembentukan antibodi. S
Sedangkan sel T dapat membantu sel B dalam membentuk antibodi (T4), tetapi juga dapat menghambat sintesis imunoglobulin (T8) dan sebagai sel sitotoksik.
a) Inflamasi akut adalah inflamasi yang berlangsung relatif singkat, dari
beberapa menit sampai beberapa hari, dan ditandai dengan eksudasi cairan
dan protein plasma serta akumulasi leukosit neutrofilik yang menonjol.
b) Inflamasi kronik berlangsung lebih lama yaitu berhari-hari sampai bertahun-tahun dan ditandai khas dengan influks limfosit dan makrofag disertai dengan proliferasi pembuluh darah dan pembentukan jaringan parut.
- kalor (panas)
Terjadi bersamaan dengan rubor pada inflamasi akut. Peradangan akan menjadi hangat dari daerah sekitarnya. - rubor (merah)
Biasanya hal pertama yang di lihat pada saat terjadinya peradangan - tumor (pembengkakan)
Pengeluaran cairan cairan ke jaringan interstisial. - dolor (nyeri)
Dikarenakan pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan - functiolaesa
Terganggunya fungsi organ tubuh
- demam
- Manifestasi
- Infeksi bakteri
Sistem imun bawaan adalah system imun yang beraksi secara non spesifik terhadap ancaman. Respon non spesifik ini adalah mekanisme pertahanan bawaan atau yang sudah ada, mempertahankan tubuh dari setiap jenis benda asing atau abnormal apapun.
Sistem imun di dapat adalah system imun itu adalah mengandalkan respon yang spesifik yang berarti secara selektif menyerang benda asing tertentu dan mempersiapkan serangan yang secara khusus ditunjukkan kepada musuh tersebut.
Respons imun humoral, diawali dengan deferensiasi limfosit B menjadi satu populasi (klon) sel plasma yang melepaskan antibody spesifik ke dalam darah. Pada respons imun humoral juga berlaku respons imun primer yang membentuk klon sel B memory. Sedangkan
respons imun seluler, yang diperankan oleh limfosit T. Subpopulasi sel T yang disebut dengan sel T penolong (T-helper) akan mengenali mikroorganisme atau antigen bersangkutan melalui major histocompatibility complex (MHC) kelas II yang terdapat pada permukaan sel makrofag.
mediator inflamasi dibagi menjadi 2 yaitu mediator lokal yang disintesis secara lokal oleh sel di tempat inflamasi dan mediator sistemik yang bisa sirkulasi di dalam plasma dan disintesis oleh hati
neutrofil
Diameter 12 – 15 micrometer
Nukleus mengandung beberapa lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin halus
Memiliki rentan usia pendek didalam darah
makrofag
Tampak bulat dengan pinggir sel yang tidak teratur
Sel penyaji-antigen bagi limfosit untuk respons imunologi
Berasal dari monosit darah yang beredar
Menelan bakteri, sel mati, dan benda asing
eosinofil
Diameter 12-15 micrometer
Sitoplasma terisi oleh granula besar merah muda atau eosinofilik
Nukleus berlobus dua
Basofil
Lebih kecil, diameter 10 – 12 micrometer
Memiliki usia rentan pendek
Nukleus berbentuk huruf S
Mast
Berukuran besar
Terletak berdekatan dengan pembuluh darah
Sering ditemukan dalam keadaan berkelompok
Monosit
Sel besar diameter 12 – 20 micrometer Nukleus besar berbentuk seperti ginjal
Sitoplasma berwarna biru pucat
limfosit besar
Sel bulat diameter 9 – 15 micrometer
Nukleus bulat
•Sitoplasma lebih besar dari pada sitoplasma limfosit kecil
Tidak ada granula spesifik
Bisa bermitosi
limfosit kecil
Sel bundar diameter 6 – 9 meter
Nukleus bulat
•Sitoplasma sedikit, pada tepi kecil berwarna biru pucat
Tidak ada granula spesifik
Bisa bermitosi
Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostasis tubuh akibat adanya agen atau senyawa asing yang masuk. Proses inflamasi dimediatori oleh histamin, prostaglandin, eicosanoid, leukotrien, sitokin, nitrit oksida, dan lain-lain. Menurut Roman proses terjadinya inflamasi dimulai dengan kerusakan jaringan akibat stimulus yang menyebabkan pecahnya sel mast diikuti denganpelepasan mediator inflamasi, dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi yang kemudian menyebabkan migrasi sel leukosit.