Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pneumothoraks - Coggle Diagram
Pneumothoraks
faktor risiko
-
-
-
Menderita penyakit paru-paru, terutama PPOK
-
-
-
Diagnosis
Anamnesis
Pada penumothorax spontan primer, gejala yang ditemukan adalah nyeri dada tipe pleuritik (nyeri seperti ditusuk yang terlokalisir) onset mendadak, dengan atau tanpa sesak napas.
Pada pneumothorax traumatik gejala awal dapat muncul nyeri dada, sesak napas, ansietas. Pada pneumothorax traumatik tahap lanjut, dapat terjadi penurunan kesadaran
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh. Beberapa tanda yang mungkin ditemukan pada kasus pneumothorax pada pemeriksaan fisik generalis, yaitu:
-
-
Nadi lemah dan cepat, akral dingin
-
-
-
-
-
Pemeriksaan lokalisata
-
-
-
Auskultasi: Penurunan bunyi nafas atau tidak ada sama sekali pada sisi dada yang mengalami pneumothorax
Pada pneumothorax tension: hemitoraks dengan pneumothorax lebih besar dibandingkan sisi kontralateral, trakea terdorong ke sisi kontralateral, sela iga melebar
-
Pemeriksaan Penunjang
Untuk mempertajam diagnosis pneumothorax, posisi foto rontgen lateral decubitus dengan sisi paru yang sakit berada di atas. Secara teori, udara minimal pun akan terlihat pada gambaran foto
-
-
-
-
Tatalaksana
Penatalaksanaan awal pneumothorax meliputi penanganan kegawatdaruratan. Selanjutnya penatalaksanaan dapat terbagi menjadi penatalaksanaan konservatif dan invasif. Tujuan penatalaksanaan adalah untuk evakuasi udara jika diperlukan dan mencegah kekambuhan. Penatalaksanaan ini berbeda berdasarkan jenis pneumothoraxnya.
Traumatik
Penatalaksanaan pneumothorax traumatik meliputi pertolongan pertama dengan penilaian Airway, Breathing and Circulation, terapi dan pemasangan kateter intercostal.
-
Definisi
Pneumothorax adalah kondisi ketika udara terkumpul di rongga pleura, yaitu ruang di antara paru-paru dan dinding dada. Udara tersebut dapat masuk akibat adanya cedera di dinding dada atau robekan di jaringan paru-paru. Dampaknya, paru-paru jadi mengempis (kolaps) dan tidak bisa mengembang
epidemiologi
Data epidemiologi pneumothorax bervariasi tergantung tipe pneumothorax. Pneumothorax traumatik merupakan trauma toraks yang sering terjadi. Pneumothorax spontan sering terjadi pada 2 kelompok usia, usia muda (15-34 tahun) untuk pneumothorax spontan primer, dan usia tua (>55 tahun) untuk pneumothorax spontan sekunder. Di Indonesia, pneumothorax spontan sekunder sering terjadi terutama pada laki-laki. Mortalitas akibat penyakit ini masih tinggi terutama akibat gagal napas.
Global
Studi epidemiologis di Perancis menunjukan kejadian pneumothorax spontan sekitar 22,7 kasus/100.000 penduduk. Penderita didominasi pria terutama pada populasi usia >30 tahun. Kasus pneumothorax spontan primer jauh lebih banyak dibanding spontan sekunder.
Indonesia
Studi pada salah satu center rumah sakit menunjukkan pneumothorax dominan terjadi pada pria. Kasus pneumothorax spontan sekunder lebih banyak dibanding pneumothorax jenis lainnya. Kebiasaan merokok, penyakit paru seperti pneumonia serta tuberkulosis sering ditemukan pada pasien pneumothorax
Pencegahan
Untuk mencegah pneumotoraks, sebisa mungkin hindari benturan keras di daerah dada.
Prognosis
Pneumothorax memiliki prognosis beragam bergantung dari jenisnya. Pneumothorax spontan memiliki morbiditas dan mortalitas relative rendah sedangkan pneumothorax sekunder dan traumatik memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pneumothorax antara lain tension pneumothorax, hemopneumothorax, fistula bronkopleural, pneumomediastinum, dan pneumothorax kronik (kegagalan paru untuk ekspansi)
Patofisiologi
Peningkatan tekanan pleura akan terus terjadi secara perlahan hingga tekanan pleura menjadi nol atau komunikasi abnormal terputus. Hal ini akan menyebabkan efek-efek sebagai berikut:
-
Gangguan Hemodinamik
Terkait sistem kardiovaskular, studi menunjukkan tension pneumothorax dapat mengganggu hemodinamik yakni menurunkan curah jantung serta tekanan rerata arterial. Peningkatan tekanan pleura dapat menggeser mediastinum, paru kontralateral tertekan serta penurunan aliran balik vena sehingga curah jantung pun berkurang.[