SISTEM LIMFOID

RESPON IMUN TERHADAP TERJADINYA INFLAMASI

PATOFISIOLOGI INFLAMASI

SEL YANG BERPERAN DALAM INFLAMASI DAN PERAN SELNYA

DEFINISI KARAKTERISTIK INFLAMASI

INFLAMASI AKUT, KRONIS, SERTA MEKANISMENYA

INFEKSI LUKA

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA INFEKSI

TANDA TERJADINYA INFLAMASI

FISIOLOGI SISTEM LIMFOID

ANATOMI SISTEM LIMFOID

Inflamasi atau peradangan merupakan mekanisme tubuh dalam melindungi diri dari infeksi mikroorganisme asing, seperti virus, bakteri, dan jamur

Monosit adalah sel berusia pendek yang dibentuk pada sumsum tulang hematopoietic stem cells dan bersirkulasi di dalam pembuluh darah perifer. Pada manusia monosit berjumlah 5-8% dari seluruh jumlah leukosit

Perbedaan jenis inflamasi akut dan kronis. Inflamasi dapat terjadi secara akut dalam waktu singkat atau terjadi secara kronis, yaitu menetap dalam waktu yang lama.

Kondisi infeksi disebabkan oleh adanya serangan dan perkembangbiakan mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal dari dalam tubuh.

tanda-tanda utama inflamasi adalah 3 Page 4 kemerahan (eritema), panas, pembengkakan (edema), nyeri dan hilangnya fungsi. Dua tahap inflamasi adalah tahap vascular yang terjadi 10-15 menit setelah terjadinya cedera dan tahap lambat.

Infeksi dapat disebabkan oleh 4 organisme berbeda, yakni virus, bakteri, parasit, dan jamur.

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.

Lien berfungsi sebagai filter fagositik untuk menghilangkan sel yang telah tua dan rusak, partikel padat dari sitoplasma eritrosit, mikro-organisme yang terbawa oleh aliran darah dan memproduksi antibodi.

Mekanisme inflamasi diawali dengan adanya iritasi, di mana sel tubuh memulai proses perbaikan sel tubuh yang rusak.

Inflamasi dimulai ketika sel tubuh mengalami kerusakan dan terjadi pelepasan zat kimia tubuh sebagai tanda bagi sistem imun. Inflamasi sebagai respons imun pertama bertujuan untuk merusak zat atau objek asing yang dianggap merugikan, baik itu sel yang rusak, bakteri, atau virus.