EMANASI
AL-FARABI
Bagaimana cara emanasi terjadi?
al-Farabi mengatakan bahwa tuhan itu benar-benar Esa sama sekali. karena itu, yang keluar dari pada-Nya juga tentu harus satu wujud saja.
Seluruh realitas yang ada ini, spiritual maupun material, muncul dari yang pertama atau sebab yang pertama lewat pancaran.
Pancaran atau emanasi ini memunculkan wujud-wujud secara berurutan dan berjenjang.
Pancaran pertama dari yang pertama adalah intelek I yang melahirkan wujud ketiga
Wujud ketiga, merupakan intelek II memikirkan yang pertama dam memikirkan esensinya sendiri; dari memikirkan yang pertama melahirkan wujud keempat
Wujud keempat, merupakan intelek III memikirkan yang pertama dan dirinya sendiri; dari memikirkan yang pertama lahir wujud kelima.
dari memikirkan esensinya sendiri muncul planet Saturnus
dari memikirkan esensinya sendiri memunculkan bintang-bintang
dari memikirkan esensinya sendiri muncullah langit pertama
Wujud kelima atau intelek IV memikirkan yang pertama dan dirinya sendiri; memikirkan yang pertama memunculkan wujud keenam
pemikiran nya sendiri melahirkan bintang Yupiter
Wujud keenam atau intelek V memikirkan yang pertama dan esensinya sendiri; dari memikirkan yang pertama memunculkan wujud ketujuh
dari pemikirannya sendiri melahirkan bintang Mars
Wujud ketujuh atau intelek VI memikirkan yang pertama dan dirinya sendiri; dari yang pertama lahir wujud kedelapan.
dari esensinya sendiri muncul Matahari
Wujud kedelapan atau intelek VII memikirkan Yang pertama dan esensinya sendiri; dari yang pertama lahirlah wujud kesembilan.
dari diri nya sendiri muncullah bintang Venus
Wujud kesembilan atau intelek VIII memikirkan yang pertama dan dirinya sendiri; dari Yang pertama lahirlah wujud kesepuluh
Wujud kesepuluh atau intelek IX memikirkan yang pertama dan esensinya sendiri; dari Yang pertama lahir wujud kesebelas.
dan dari dirinya sendiri muncullah Bulan
Wujud kesebelas atau Intelek X yang juga masih berupa esensi murni memikirkan yang Pertama dan dirinya sendiri. tetapi disini tidak lagi melahirkan wujud berikutnya dan tidak juga memunculkan bintang-bintang
dari esensinya muncullah bintang Merkurius
EMANASI IBN SINA
Teori yang digunakan Ibnu Sina adalah proses kejadian alam itu.
Menurutnya, alam semesta (selain Tuhan) sepenuhnya terdiri dari berbagai peristiwa yang ditentukan dan dipastikan. Hanya saja Tuhan sajalah satu-satunya zat yang tidak diakibatkan oleh sesuatu di luar diri-Nya
Ibn Sina berpendapat bahwa alam diciptakan oleh Tuhan dalam keadaan ada bukan adanya alam dari ketidakadaan.
Teori Emanasi Ibn sina membawa impikasi kepada :
Qaddimnya alam, menghilangkan Tuhan sebagai pencipta, menempatkan Tuhan lebih rendah dari Makhluk-Nya
Teori emanasi ini membawa kepada paham panteisme
Teori Ibn Sina mengikuti dan mengambil bahan-bahan dari teori Al-Farabi dan Neoplatonisme
ILUMINASI SUHRAWADI
Iluminasi bagi Suhrawardi adalah ilmu cahaya yang membahas sifat dan cara pembiasannya
Cahaya ini menurutnya tidak dapat didefinisikan karena ia merupakan realitas yang paling nyata sekaligus menampakkan sesuatu
Cahaya ini juga merupakan substansi yang masuk kedalam komposisi semua substansi yang lain meteril maupun imateril
Hubungannya dengan objek-objek dibawahnya cahaya ini memiliki dua bentuk
Cahaya yang terang pada dirinya sendiri
Cahaya yang terang sekaligus menerangi lainnya
Pertama, Gradasi Esensi. Apa yang disebut eksistensi adalah sesuatu yang hanya ada didalam pikiran, gagasan umum, dan konsep yang tidak terdapat dalam realitas
yang benar-benar esensial atau realitas yang sesungguhnya adalah esensi-esensi yang merupakan bentuk-bentuk cahaya
Kedua, proses iluminasi dan visi (penglihatan).
Ketika cahaya pertama muncul, ia mempunyai visi langsung pada Nur al-Anwar tanpa durasi, dan pada momentum tersendiri, Nur al-Anwar menyinarinya sehingga menyalakan cahaya kedua. dan zat serta kondisi yang dihubungkan dengan cahaya pertama
Cahaya kedua ini, menerima tiga cahaya sekaligus, yaitu dari Nur al-Anwar secara langsung, dari cahaya pertama dan dari Nur al-Anwar yang tembus lewat cahaya pertama.
Proses ini terus berlanjut dengan jumlah cahaya meningkat sesuai dengan urutan 2n-1 dari cahaya pertama
Realitas cahaya yang beragam tingkat intensitas penampakannya tersebut keluar dari "Cahaya segala Cahaya" yang Esa dan kuat Kebenderangannya, proses tersebut tidak berbeda dengan teori emanasi pada umumnya.
(1) gerak menurun dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah, yaitu emanasi-diri Cahaya Segala Cahaya
(2) peniadaan penciptaan, yaitu bahwa semesta ini tidak diciptakan dari tiada, tidak ada pembuat dan tidak ada kehendak Tuhan
(3) keabadian semesta,
(4) hubungan abadi antara wujud yang lebih tinggi dengan wujud yang lebih rendah
PERBEDAAN EMANASI IBNU SINA, EMANASI AL-FARABI DAN ILUMINASI SUHRAWARDI
NABILA SHEMA SHABRIYAH
200204110003
UAS FILSAFAT ISLAM