Prinsip Seni dan
Olahraga Beladiri
- Filosofi Seni dan Olahraga Beladiri
Ada berbagai ragam jenis dan aliran beladiri yang berkembang di dunia, bahkan hampir di setiap negara memiliki jenis beladiri yang khas. Ada beberapa jenis beladiri yang sudah berkembang luas di luar negara asalnya (mendunia) atau di beberapa negara tertentu. Judo, karate, taekwondo, tinju, pencak silat, kungfu, adalah beberapa di antaranya. Pencak silat sebagai olahraga beladiri asli Indonesia juga sudah mulai berkembang luas. Pencak silat dikenal hampir di semua negara Asia Tenggara dan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Asia Tenggara/SEA Games. Pencak silat juga sudah berkembang di banyak negara di Eropa dan Amerika.
Beragam jenis beladiri, kebanyakan memiki kesamaan yakni sebagai cara untuk membela diri. Ada beberapa jenis beladiri yang memiliki kemiripan, karena memang beladiri adalah cara untuk mempertahankan diri serta melumpuhkan lawan dengan titik sasaran bagian tubuh yang lemah.
Beladiri adalah untuk membela diri bukan untuk menyerang dan mencari musuh. Orang yang memiliki kemampuan beladiri dan telah memiliki kematangan tidak menunjukkan kemampuan untuk sekedar pamer kekuatan atau untuk menakut-nakuti orang. Prinsip beladiri adalah sebisa mungkin menghindari untuk konfrontasi, dan jika itu tidak dapat dihindari baru dapat menggunakan kemampuan untuk membela diri. Oleh karena itu jika memiliki kemampuan beladiri gunakan sebaik-baiknya. Gunakan tahapan untuk membela diri sebagai berikut:
a. Ketika orang lain menyerang atau mengajak bertarung, sedapat mungkin dihindari bertarung dengan menggunakan kata-kata halus yang kemungkinan dapat diterima.
b. Ketika hal tersebut tidak dapat dihindari, dan lawan memaksa menyerang gunakan kemampuan menghindar atau menangkis.
c. Ketika serangan dihindari atau ditangkis lawan masih terus menyerang, gunakan kemampuan Anda untuk melumpuhkan serangan tanpa menyakiti.
d. Ketika lawan masih berusaha menyerang membabi buta dan mengancam keselamatan diri, baru dapat digunakan pilihan terakhir menyerang titik-titik fatal.
Beladiri sebagai suatu seni karena memenuhi unsur-unsur seni yakni keselarasan, keseimbangan, dan keserasian antara irama, rasa, dan gerak. Gerakan-gerakan dalam pencak silat yang dilakukan mengandung unsur-unsur seni sehingga dapat dinikmati keindahannya. Keindahan gerak tidak mungkin terwujud secara spontan, tetapi hasil dari latihan-latihan secara rutin. Gerakan-gerakan yang dilatih secara rutin memungkinkan gerakan dilakukan secara otomatis dan luwes sehingga terlihat indah.
Beladiri, termasuk pencak silat sebagai olahraga karena memiliki unsur-unsur gerak dan usaha untuk memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Berlatih beladiri adalah juga melatih teknik-teknik gerakan sehingga dapat menghasilkan gerakan yang efektif. Gerak yang efektif adalah gerakan yang dilakukan dengan benar sehingga dengan pengerahan tenaga yang kecil tetapi menghasilkan efek yang besar. Beladiri adalah aktivitas fi sik dan gerak efektif tersebut dicapai melalui proses berlatih teknik gerak melibatkan fi sik yang pasti melatih unsur-unsur yang mendukung kesegaran seperti kecepatan, kekuatan, kelincahan bergerak. Berlatih beladiri bukan semata untuk memperoleh kemampuan membela diri, tetapi juga menjadi media untuk meningkatkan kesegaran jasmani serta prestasi.
- Pencak Silat, Seni dan Olahraga Beladiri Asli Indonesia
Pencak silat adalah seni beladiri yang dikenal pada rumpun negara-negara Melayu. Olahraga ini ditemukan di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, yang berpenduduk asli Melayu. Di Indonesia, pencak silat dikenal ada sejak jaman kerajaan Sriwijaya pada abad VII yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah Sri Wijaya, yakni Semenanjung Malaka dan Pulau Jawa. Pencak silat tercatat dalam buku sejarah, dikembangkan di Kerajaan Parahiyangan Sumatera Barat dengan silat Minangkabau dan menyebar ke daerah lain.
Pada jaman kerajaan Majapahit di abad XIV, pencak silat sebagai ilmu perang yang mendukung kejayaan Majapahit dengan luas daerah kekuasaannya hampir seluruh wilayah Nusantara, kecuali Kerajaan Priangan di tanah Pasundan yang tentaranya juga dikenal memiliki kehebatan pencak silat yang legendaris yakni Silat Cimande. Para ahli dan pendekar sepakat dan mengakuibahwa sumber perkembanganpencak silat selanjutnya adalah dari dua gaya yakni gaya silat Minangkabau Sumatera Barat dan
gaya silat Cimande Jawa Barat.
Perkembangan pencak silat pada jaman penjajahan Belanda terhambat, karena aktivitas berlatih beladiri termasuk pencak silat dianggap membahayakan penjajah sehingga dilarang. Meski begitu pencak silat tidak mati tetapi dilakukan sembunyi-sembunyi dan yang ditonjolkan sebagai pertunjukkan seni. Pada jaman kemerdekaan perkembangan pencak silat mulai bergeliat dengan terbentuknya IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
yang pada tanggal 18 Mei 1948. Keberadaan induk organisasi ini membuat perkembangan pencak silat di Indonesia berkembang dan pada tahun Pekan Olahraga Nasional (PON) VII Tahun 1973 di Jakarta, pencak silat dipertandingkan untuk pertama kalinya. Banyak organisasi pencaksilat yang kemudian berkembang dengan gaya yang beragam. Perkembangan selanjutnya pencak silat diminati oleh warga negara diluar Indonesia dan banyak yang belajar pencak silat sehingga beladiri ini tersebar di berbagai negara dan banyak kejuaraan internasional yang diselenggarakan.
- Titik-titik Fatal Tubuh Manusia
Manusia memiliki beberapa titik fatal yakni titik-titik lemah yang rentan berakibat fatal apabila mendapatkan serangan berupa pukulan, tendangan, atau hantaman dengan kekuatan tertentu. Serangan yang tepat pada titik-titik lemah tersebut dapat mengakibatkan sakit yang luar biasa atau berakibat cedera meski orang tersebut memiliki kekuatan dan badan yang besar. Titik-titik lemah tersebut tidak dapat dilatih untuk menjadi kuat sebagaimana otot-otot tubuh yang lain, contoh otot-otot perut dapat dilatih kekuatannya sehingga otot perut yang kuat akan tahan terhadap pukulan.
Ttitik fatal pada manusia seperti mata, telinga, hidung, dagu, leher, ulu hati, dan organ vital (kemaluan). Titik fatal tersebut hanya diserang jika tidak ada pilihan lain dan keadaan memaksa karena mengancam keselamatan jiwa. Selama keselamatan jiwa tidak terancam, hindarkan menyerang bagian-bagian fatal tersebut, terutama mata, telinga, ulu hati. Serangan pada mata dapat menimbulkan kebutaan, serangan pada ulu hati dapat menimbulkan kematian.
Karena beladiri adalah seni dan olahraga maka tujuan beladiri adalah bukan mematikan lawan, membuat orang cacat, tetapi adalah hanya untuk membela diri dari ancaman serta melumpuhkan lawan tanpa menimbulkan cedera atau cacat. Setelah kejadian sangat diharapkan si penyerang dapat menyadari kesalahannya dan menjadi orang yang lebih baik. Jika serangan membela diri yang dilakukan menimbulkan cacat maka akan menghambat si penyerang dalam proses berikutnya menjadi orang yang lebih baik.
Oleh karena itu dalam beladiri, selama serangan lawan tidak mengancam keselamatan diri dan masih dapat dilumpuhkan dengan cara yang lain maka hindari serangan yang mematikan seperti:
a. Dada
Hantaman yang keras di bagian dada baik dengan pukulan maupun tendangan dapat menimbulkan kematian karena di bagian ada ini ada jantung yang sangat vital. Hantaman keras dapat mengehentikan denyut jantung yang berarti kematian.
b. Leher
Di bagian leher terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan oksigen ke otak. Jika pembuluh darah ini terkena hantaman berupapukulan atau totokan dapat mengakibatkan kerusakan, sehingga aliran oksigen ke otak berhenti.
c. Kepala bagian belakang
Benturan keras pada bagian ini memicu kerusakan sistem otak yang mengatur kesadaran. Benturan tersebut dapat mengakibatkan pingsan, bahkan kematian jika benturan tersebut cukup keras.
d. Mata
Mata adalah organ yang vital,karena dengan mata orang dapat melihat. Jika mata mendapatkan serangan dapat menimbulkan kebutaan sehingga cacat mengganggu kehidupan. Serangan terhadapmata dapat dilakukan dengan mencolok menggunakan
jari-jari yang dikeraskan, maupun dengan menggunakan benda yang berujung runcing, menggunakan cairan yang disemprotkan (cairan air lombok, bubuk merica, cairan kimia).
e. Hidung
Hidung merupakan salah satu titik lemah yang apabila terkena hantaman baik dengan kepalan tangan, pangkal telapak tangan, siku, lutut, atau kepala dapat mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa dan hidung sangat rentan mengalami pendarahan jika
terkena benturan.
f. Pipi
Pipi sebagai bagian dari kepala merupakan titik lemah. Serangan dapat dilakukan dengan hantaman atau dengan benda tajam.
g. Dagu dan Rahang
Dagu dan rahang merupakan titik lemah dan hantaman keras dengan pukulan, tendangan akan membuat hilangnya kesadaran. Hantaman yang keras di dagu mengakibatkan benturan yang keras antara rahang atas dan bawah.
h. Tenggorokan
Tenggorokan adalah tempat saluran pernafasan,dan apabila diserang dapat mengakibatkan berhentinya fungsi pernafasan. Serangan dapat dilakukan dengan menghantam dengan setengah mengepal, mencekik, atau menotok.
i. Uluhati
Serangan terhadap uluhati dapat menimbulkan rasa sakit serta sesak napas. Serangan dapat dilakukan dengan hantaman tangan setengah mengepal atau dengan benda runcing.
j. Kemaluan
Kemaluan merupakan titik lemah dan apabila mendapat serangan menimbulkan sakit yang luar biasa dan tidak dapat melakukan reaksi untuk beberapa saat. Serangan dapat dilakukan dengan tendangan atau pukulan yang keras. Pada pertandingan olahraga beladiri, bagian ini merupakan daerah terlarang untuk diserang, dan dapat didiskualifi kasi.
k. Lutut
Lutut merupakan bagian tubuh yang keras dan apabila digunakan untuk menyerang dapat mengakibatkan benturan yang sangat keras.Tetapi lutut meski keras apabila mendapat hantaman yang kuat dapat menimbulkan rasa sakit yang amat sangat.
l. Tulang kering
Tulang kering meski keras,tetapi jika mendapat hantaman dengan teknik tertentu dapat menimbulkan patah.
m. Telapak kaki
Serangan pada bagian telapak kaki dapat dilakukan dengan menginjak dengan keras. Injakan yang sangat keras dapat mengakibatkan kehilangan konsentrasi penyerang, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk melepaskan diri dari lawan jika keadaan memaksa dan memungkinkan.
Jika keadaan memaksa, maka pembelaan diri dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, lutut mapun kaki dengan serangan mendadak dan kuat ke sasaran-sasaran titik fatal tersebut. Serangan dengan menggunakan pukulan tangan dapat diarahkan ke mata, hidung, leher, atau kemaluan. Lutut dapat digunakan untuk menyerang kemaluan. Kaki dapat digunakan untuk menyerang kemaluan, lutut, tulang kering, atau telapak kaki. Pilih
titik serangan ke arah titik fatal yang terlihat terbuka.