Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Sintaksis Bahasa Indonesa Nama Anggota Kelompok: Albertus Danang…
Sintaksis Bahasa Indonesa
Nama Anggota Kelompok:
Albertus Danang Trihamengkusuma (191224041)
Endah Cahyaning Ratri (191224049)
Margaretha K.N Bovi (191224059)
Luhur Oktavian Nugroho (191224078)
Hakikat Sintaksis
Sintaksis adalah bagian dari atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa (Ramlan, 1989:21).
Sintaksis adalah studi kaidah kombinasi kata menjadi satuan yang lebih besar, yakni frasa, klausa, dan kalimat. Batasan-batasan ini menunjukan bahwa satuan yang terdapat dalam sintaksis adalah frasa, kalusa, kalimat dengan frasa merupakan satuan yang terkecil (Muliono, 1988: 101).
Sintaksis adalah salah satu cabang linguistik yang mempelajari seluk beluk struktur kalimat. Sintaksis mempelajari tata hubungan dengan kata lain dalam membentuk struktur yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, dan kalimat.
Relasi sintagmatik
: Relasi sintagmatik bersifat struktur dan linear, karena dalam hubungan sintgamatik, setiap unsur bahasa menunjukan hubungan fungsi dan makna dalam tuturan seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan yang selalu berhubungan secara sejajar atau berurutan sehingga membentuk suatu kalimat dan dibuktikan dengan permutasi atau perubahan susunan unsur bahasa.
Relasi paradigmatik
: Relasi paradigmatik bersifat sistemis dan vertikal, karena unsur-unsur bahasa dalam hubungan paradigmatik mempunyai hubungan dengan tingkatan tuturan bahasa yang lain di luar tingkatan itu yang dapat ditukar dalam bentuk kategorial dan peran.
Contoh:
a) Adit memasak daging sapi
b) Ibu memakan daging sapi
Pada kalimat diatas terjadi hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Dimana “Adit” berfungsi sebagai subjek yang dalam hubungan paradigmatik mampu dipertukarkan dengan sejenis nomina lainnya yang juga menduduki fungsi sebagai subjek seperti “Ibu”. Sedangkan urutan kata pada kalimat diatas seperti “memasak – daging sapi”, “memakan – daging sapi” dalam hubungan sintagmatik masing-masing satuan menduduki fungsi predikat dan objek yang mempunyai makna yang berbeda pula
Frasa
Ramlan dalam (Tarmini, 2019:21) menjelaskan bahwa frasa merupakan satuan gramatikal terdiri dari gabungan dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi klausa.
Jenis-jenis Konstruksi Frasa
Frasa eksosentirk adalah frasa yang tidak berdistribusi sama dengan unsur pembentuknya (Supriyadi, 2014:11).
Frasa Eksosentris Direktif
frasa yang komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari. Serta komponennya berupa kata/kelompok kata berkategori nomina dan menempati fungsi keterangan (Supriyadi, 2014:14).
contoh: Emil dan AHY bertemu
di
rumah dinas Gubernur Jabar
Frasa Eksosentris Non-direktif
frasa yang komponen pertamanya berupa artikula seperti si, sang, yang, para, dan kaum. Sedangkan komponen keduanya berupa nomina, adjektiva, atau verba (Supriyadi, 2014:14).
Contoh:
Sang
Maniaka menjadi raja di Bintan
Frasa endosentrik adalah frasa yang berdistribusi sama dengan unsur pembentuknya baik seluruhnya atau salah satunya (Supriyadi, 2014:11).
Frasa Endosentrik Koordinatif
Frasa yang unsur-unsur nya memiliki kedudukan yang setara yang dihubungkan dengan kata penghubung dan serta atau (Supriyadi, 2014:12).
Contoh: Kakek Nenek
Frasa Endosentrik Atributif
Frasa yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak sama (Supriyadi, 2014:12).
contoh: Sebelum menjadi gubernur
Jabar
Kata yang dicetak miring merupakan unsur pusat dan kata gubernur merupakan atribut yang menjelaskan unsur pusat
Frasa Endosentrik Apositif
frasa yang unsur-unsurnya sama dengan unsur lainnya. (Supriyadi, 2014:13).
contoh: Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono
Jenis-jenis Frasa
Frasa Numeral
Frasa yang beridistribusi atau unsur pusatnya sama dengan kata bilangan (Tarmini, 2019:29).
contoh: tercatat ada 6.594 kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Frasa Verbal
Frasa yang berdistribusi atau unsur pusatnya sama dengan kata kerja (Tarmini, 2019:28).
contoh:Selain melaksanakan lockdown, juga dilakukan fogging desinfektan di seluruh area Desa Sidodowo yang terdiri dari sepuluh dusun tersebut.
Frasa Nomina
Frasa yang berdistribusi atau unsur pusatnya sama dengan kata benda (Tarmini, 2019:27).
Contoh: Bawang Putih pun tinggal bersama sang nenek di gubuk itu.
Frasa Adjektival
Frasa yang berdistribusi atau unsur pusatnya sama dengan kata sifat (Tarmini, 2019:29).
Contoh: Sementara Putra Rengit Perkasa dan Putri Nila Sari hidup berbahagia dan sejahtera bersama rakyatnya.
Frasa Preposional
Frasa yang berdistribusi atau unsur pusatnya sama dengan kata depan (Tarmini, 2019:30).
Contoh: Selain itu, kegiatan warga yang menimbulkan kerumunan ditiadakan
Frasa Keterangan
Frasa yang berdistribusi atau unsur pusatnya sama dengan kata keterangan (Supriyadi, 2014:11).
Contoh: Namun satu pesan ibu, janganlah singgah di Pulau Medang.
Klausa
Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat baik dengan objek, komplemen dan keterangan ataupun tidak (Ramlan,1987).
Klausa terdiri atas unsur-unsur fungsional yang disebut Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (P), dan Keterangan (Ket). Unsur fungsi yang selalu ada dalam klausa adalah Predikat
Subjek
A. Tidak didahului preposisi
B. Posisi dapat dipertukarkan dengan predikat
C. Subjek merupakan jawaban atas pertanyaan apa/siapa + yang + predikat?
Predikat
A. Terdapat jeda panjang
B. Posisi dapat dipertukarkan dengan subjek
C. predikat merupakan jawaban atas pertanyaan bagaimana/mengapa + subjek?
Objek
A. Lazimnya berupa nomina.
B. Dapat menempati fungsi subjek jika verba dalam predikat dipasifkan.
C. Wajib ada jika verba dalam predikat berupa verba transitif.
Pelengkap
A. Lazimnya berupa nomina atau adjektiva
B. Tidak dapat mengisi fungsi subjek jika verba dalam predikat dipasifkan.
C. Mengikuti verba intransitif
Keterangan
A. Menjelaskan kata yang diletakinya.
B. Adverbia menjelaskan verba
C. Adverbia menjelaskan adjektiva
D. Adverbia menjelaskan adverbia lainnya.
Analisis terhadap unsur kategorial dalam klausa, seperti nomina, verba, adjektiva, nomina, numeralia, pronominal. Unsur-unsur fungsional dapat diisi dengan unsur kategorial. Dan tidak semua unsur kategori mampu mengisi semua fungsi klausa
Analisis terhadap unsur peran atau makna unsur-unsur yang terdapat dalam klausa. Makna unsur pengisi satu fungsi berhubungan dengan makna yang dinyatakan oleh unsur pengisi fungsi yang lain. Ramlan (dalam Tini Wartini, 2019:39).
Contoh Analisis Klausa
Selama satu tahun pendemi covid-19 masih banyak siswa yang mengikuti pembelajaran jarak jauh
Selama satu tahun pandemi covid-19
Fungsi: KET
Kategori: Ket
Peran: Ket. Waktu
masih banyak siswa
Fungsi: S
Kategori: N
Peran: Pelaku
yang mengiktu
Fungsi: P
Kategori: V
Peran: Keadaan
pembelajaran jarak jauh
Fungsi: O
Kategori: N
Peran: Penderita
Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa (Cook, 1971; Elson dan Pickett, 1969)
Sedangkan Ramlan (1996) mengatakan bahwa kalimat adalah suatu gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.
Kalimat berdasarkan jumlah klausa
Kalimat majemuk: Kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih (Verhaar, 1996:275)
Jeni-jenis kalimat majemuk
Kalimat Mejemuk Setara: kalimat yang terdiri dari klausa-klausa yang kedudukannya setara
Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan makna penjumlahan
Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan makna peristiwa atau urutan.
Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan pemilihan
kalimat majemuk setara menyatakan hubungan makna perlawanan.
Kalimat majemuk bertingkat: Kalimat yang terdiri dari klausa utama dan klausa subordinatif.
Kalimat majemuk kompleks: Kalimat yang terdiri dari penggabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat tunggal: Kalimat yang hanya mempunyai satu klausa (Ramlan, 2005)
Kalimat berdasarkan fungsi komunikatifnya
Kalimat Deklaratif: Kalimat untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain, sehingga respons yang diharapkan yakni perhatian seperti tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan perhatian (Ramlan, 2005:27).
Ungkapan keyakinan
Ungkapan harapan
Ungkapan kekhawatiran
Ungkapan kebencian
Ungkapan serah diri
Ungkapan pengandian
Ungkapan nasihat
Ungkapan kasih sayang
Kalimat Interogatif: Kalimat yang berfungsi untuk menanyakan sesuatu kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat berita (Ramlan: 1987:33).
Kalimat Interogatif yang meminta pengakuan
Kalimat Interogatif yang menyatakan keterangan tentang salah satu unsur kalimat
Kalimat interogatif yang menyatakan permintaan alasan
Kalimat interogatif yang menyatakan permintaan pendapat orang lain
Kalimat Imperatif: Kalimat yang mengungkapkan perintah atau larangan untuk melaksanakan suatu perbuatan (Kridalaksana, 2008:91).
Kalimat imperatif biasa
Kalimat imperatif permintaan
kalimat imperatif pemberian izin
kalimat imperatif ajakan
kalimat imperatif suruhan
Kalimat Efektif
Kalimat harus dipahami sebagai entitas kebahasaan yang dapat menimbulkan kembali gagasan atau ide penulis, persis dengan gagasan atau ide pembaca (Rahardi, 2009)
Prinsip-Prinsip Efektivitas kalimat
Adanya kesepadanan struktur
tidak adanya subjek ganda
Tidak adanya kesalahan dalam pemanfaatan konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.
Adannya kejelasan predikat kalimat
Kalimat Dalam Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa yang terdiri atas dua buah kalimat atau lebih yang saling berkaitan, memiliki satu kesatuan yang utuh, dan padu (Chaer, 2011).
Rahardi (2009:101) menjelaskan paragraf adalah satuan bacaan tulis yang terdiri dari beberapa kalimat.
Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan letak kalimat utamanya
Paragraf deduktif: Paragraf yang letak kalimat utama berada di awal paragraf.
Paragraf induktif: Paragraf yang letak kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
Paragraf ineratif: Paragraf yang letak kalimat utamanya berada di tengah-tengah paragraf.
paragraf tanpa kalimat utama: Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama.
Berdasarkan sifat dan tujuannya
Paragraf deskriptif: paragraf yang tujuannya untuk memberikan gambaran sesuatu sesuai fakta.
Paragraf naratif: paragraf yang mempunyai tujuan untuk menceritakan sesuatu.
Paragraf ekspositoris: paragraf yang tujuannya untuk memaparkan suatu informasi yang tidak mengundang argumen.
paragraf argumentatif: Paragraf yang tujuannya untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang didukung oleh alasan dan fakta, data yang kuat.
Paragraf persuasif: Paragraf yang tujuannya untuk membuat orang percaya akan informasi yang disampaikan tentang sesuatu hal.
Berdasarkan fungsinya
Paragraf pengantar: mengawali karya tulis atau menunjukkan pokok persoalan yang mendasari permasalahan yang akan dibahas.
Paragraf isi: berisikan tentang penjelasan dan pendeskripsian secara mendalam dalam karya tulis.
Paragraf penutup: Akhir sebuah karya tulis yang berisikan tentang solusi dari permasalahan yang dibahas dan kesimpulan.