Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Kulit Bersisik dan menebal - Coggle Diagram
Kulit Bersisik dan menebal
Psoriasis Vulgaris
Defenisi
Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit kulit inflamasi kronis residif yang dicirikan oleh lesi berupa plak eritema yang ditutupi oleh skuama tebal, kasar, kering berwarna putih keperakan pada area predileksi seperti ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral bagian bawah, bokong dan genitalia.
Etiology
Penyebab Psoriasis belum diketahui secara pasti. Terdapat banyak faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit ini (multifactorial), terutama faktor genetic (melibatkan banyak gen) dan imunologik serta interaksi dengan faktor lingkungan sebagai pencetus.
kekambuhan Psoriasis berhubungan dengan berbagai faktor pencetus, antara lain infeksi (terutama oleh streptokokus),udara dingin,stress dan obat. Stres sangat dapat memperberat penyakit yang menderita Psoriasis
Faktor resiko
cuaca
stress
infeksi kulit
riwayat keluarga
trauma pada kulit
merokok
Klasifikasi
psoriasis gutata
psoriasis inversa
psoriasis eritroderma
psoriasis pustulosa
Patogenesis
Psoriasis vulgaris ditandai oleh hiperproliferasi dan gangguan diferensiasi keratinosit epidermal, hiperaktivasi sel inflamasi
seperti sel T, sel dendritik, atau neutrofil, dan peningkatan angiogenesis di dermis.
Terdapat beberapa jenis sel yang terlibat pada patogenesis terjadinya psoriasis antara lain sel penyaji antigen (antigen-presenting cell/APC) termasuk sel limfosit T,
sel keratinosit, sel langerhans (Langerhans cell/LC)
dan makrofag. Sistem imunitas seluler alami dan didapat terutama aktivasi sel T memainkan peran utama pada terjadinya psoriasis.
Pada individu dengan predisposisi genetik, rangsangan eksternal seperti trauma (dikenal sebagai fenomena Koebner), infeksi, stres, obat-obatan, dan alkohol dapat memicu episode awal psoriasis.
Keratinosit yang terstimulasi melepaskan deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) yang membentuk kompleks dengan katelisidin leusin-leusin 37 (LL37) yang kemudian menginduksi produksi IFN-α oleh sel dendritik plasmasitoid (pDC), yang kemudian mengaktivasi sel dermal dendritik (dDC).
Sel dDC bermigrasi ke kelenjar limfe regional menjadi sel dendritik matur. Sel dendritik matur berinteraksi dengan sel T naif dan memproduksi sitokin yang akan memicu diferensiasi dan ekspansi sel akan menstimuli proliferasi keratinosit dengan mengekspresikan chemokine (c-x-c motif) receptor 3 (CXCR3) dan dikemoatraksi oleh ligannya yakni chemokine.
Sel Th17, menstimuli keratinosit dalam menghasilkan kemokin penarik neutrofil yaitu chemokine (c-c motif) receptor 6 (CCR6) dan dikemoatraksi oleh ligannya yakni chemokine (c-c motif) ligand 20 (CCL20) yang akan memicu proliferasi keratinosit. Sel Th-17 mensekresikan IL17A dan IL-17F, juga IFN-γ dan IL-22 yang menstimulasi proliferasi keratinosit dan melepaskan β-defensin 1/2, S100A7/8/9 dan kemokin perekrut neutrofil.
Neutrofil menginfiltrasi stratum korneum dan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan α-defensin dengan aktivitas antimikrobial.
CMD
Anamnesis
Pemfis
PP
DD
dermatitis seboroik
tinea corporis
dermatitis atopik
sifilis sekunder
Tata laksana
Tatalaksana pada kasus ini sudah tepat yaitu terapi sistemik diberi metilprednisolon yang bertujuan untuk dapat mengontrol lesi psoriasis. Dosis yang diberikan sebanyak 16 mg/hari dengan dosis terbagi menjadi 8 mg/12 jam. Diberikan juga Cetirizin 1 x 10 mg perhari sebagai antihistamin untuk mengurangi gatal. Topikal diberikan benoson krim 10 gr sebagai antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
terapi untuk psoriasis pada pengobatan awal sebaiknya diberikan obat topikal, tetapi bila hasil tidak memuaskan dapat dipertimbangkan pengobatan sistemik, atau diberikan kombinasi dari keduanya. Dapat diberikan anti infalamasi atau imunosupresor lainnya untuk menghambat aktivasi dan proliferasi kulit akibat reaksi peradangan yang terjadi
komplikasi & prognosis
komplikasi
Komplikasi psoriasis terbilang jarang, namun komplikasi bisa terjadi akibat efek samping dari pengobatan psoriasis itu sendiri. Steroid sistemik tidak direkomendasikan sebagai pengobatan rutin dan jangka panjang untuk psoriasis, karena walaupun pada tahap awal pemakaian dapat memberikan efek yang memuaskan, namun begitu pengobatan dihentikan pasien bisa mengalami perburukan dari psoriasis yang diderita sebelumnya. Selain itu, pada pengobatan menggunakan fototerapi, pasien dapat mengalami sensitifitas berlebih terhadap sinar matahari.
prognosis
Prognosis psoriasis bervariasi tergantung jenis psoriasis, respon terhadap terapi, dan keberadaan komorbiditas
edukasi & pencegahan
edukasi
Edukasi pada psoriasis yang paling utama adalah memastikan pasien berobat sesuai dosis dan anjuran yang diberikan oleh dokter dan terus melakukan follow up.
pencegahan
Cegah kekeringan pada kulit
Asupan suplemen tambahan: Berdasarkan National Psoriasis Foundation, beberapa suplemen dapat memperbaiki gejala psoriasis seperti minyak ikan, vitamin D, dan aloe vera
Hindari pewangi: Kebanyakan sabun dan parfum memiliki substansi kimia yang dapat mengiritasi kulit
Makan makanan sehat
Berhenti merokok
Hindari minuman beralkohol: Psoriasis banyak terjadi pada peminum alkohol berat
Hindari obat-obatan yang memicu kekambuhan seperti litium, propranolol, quinidine
Mandi air hangat secukupnya: Air hangat dengan garam Epsom, minyak mineral atau minyak zaitun dapat meredakan gatal dan mengifiltrasi skuama juga plak
Terapi sinar matahari: Sinar UV pada cahaya matahari memperlambat pertumbuhan dari sel kulit, namun paparan yang berlebih hingga kulit terbakar akan memperburuk psoriasis. Gunakan selalu tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi
Kurangi stress
Histologi kulit
Fisiologi kulit
Fungsi kulit
Fungsi proteksi
Fungsi Absorpsi
Fungsi Ekskresi
Fungsi persepsi
Fungsi pembentukan Vit D
Fungsi pengaturan suhu
Fungsi keratinisasi
Fungsi pembentukan pigmen
etiologi kulit menebal
faktor eksternal & internal
faktor resiko kulit menebal
Penyebab likenifikasi biasanya adalah gatal-gatal kronis (jangka panjang), tetapi kadang-kadang terkait juga dengan trauma kulit, kecemasan berat, atau perilaku obsesif-kompulsif, seperti menggaruk atau menggosok kulit selama jangka waktu yang lama.
patofiisiologi kulit menebal
etiologi
Genetik : HLA-B13, B17, B27, Bw57, Cw6
Imunologik :limfosit T CD4
Stratum granulosum tdk terbentuk
Interval keratinisasi sel stratum basal memendek
Proses pematangan dan keratinisasi stratum korneum gagal
Terjadi parakeratosis (inti sel lapisan tanduk masih ada)
Tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik (kulit keras)
Sisik, menebal berlapis-lapis