Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SGD 4_DERMATO_PSORIASIS VULGARIS_PUTRI AYU ANGGRAINI_1908260099 - Coggle…
SGD 4_DERMATO_PSORIASIS VULGARIS_PUTRI AYU ANGGRAINI_1908260099
DEFENISI
penyakit multisistem kronis yang merubah siklus hidup sel kulit, dengan dominasi gejala di bagian kulit dan sendi. akibat dari hiperproliferasi keratinosit pada epidermis dengan peningkatan kecepatan siklus hidup atau pergantian (turnover) sel epidermal, dimana etiologinya masih belum diketahui pasti. Namun terdapat bukti bahwa faktor genetik, sistem imun, dan lingkungan berperan penting sebagai bagian dari beberapa penyebab psoriasis
ETIOLOGI
Penyebab timbulnya penyakit ini diduga adalah penyebab genetik dan kelainan pada sistem imun. Orang-orang yang mewarisi gen PSORS I-VIII diduga memiliki risko lebih tinggi untuk menderita penyakit ini. Keberadaan sel T yang overreaktif juga berperan dalam menyebabkan psoriasis.
FAKTOR RESIKO
stress
infeksi
trauma pada kulit
cuaca
merokok
alkohol
obat-obatan
KLASIFIKASI
Psoriasis Vulgaris
psoriasis gutata
psoriasis investa
psoriasis pustulosa
psoriasis kuku
psoriais eritrodema
psoriais atrithis
PATOFISIOLOGI
produksi sel kulit berlangsung sekitar 3-4 minggu, dimana sel kulit baru tumbuh di bagian terbawah dan secara perlahan naik ke permukaan kulit dan kulit yang berada di atasnya akan apoptosis sehingga berkurang dengan sendirinya. Pada penderita psoriasis, proses tersebut hanya berlangsung sekitar 3-7 hari menyebabkan peningkatan produksi sel. [6,7] Percepatan dari siklus hidup sel kulit menyebabkan produksi yang meningkat dan terus menerus, sehingga sel kulit tersebut terdorong dan menumpuk ke permukaan kulit sehingga menunjukkan gambaran plak keras pada area yang terkena
Proses genetik dan kelainan sistem imun berperan penting dalam terjadinya psoriasis. [6] Beberapa orang mewarisi gen yang menyebabkan mereka cenderung lebih mudah terkena psoriasis. Sampai saat ini telah ditemukan setidaknya 8 lokus kromosom yang berkaitan dengan psoriasis. Lokus tersebut dikenal dengan nama PSORS I-VIII. Penelitian mendetail tentang pemetaan gen telah menemukan bahwa HLA-Cw6 allele yang juga dikenal sebagai PSORS1 merupakan gen utama yang berperan pada kejadian psoriasis.
PATOGENESIS
Keratinosit yang terstimulasi melepaskan deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) yang membentuk kompleks dengan katelisidin leusin-leusin 37 (LL37) yang kemudian menginduksi produksi IFN-α oleh sel dendritik plasmasitoid (pDC), yang kemudian mengaktivasi sel dermal dendritik (dDC).
Sel Th17, menstimuli keratinosit dalam menghasilkan kemokin penarik neutrofil yaitu chemokine (c-c motif) receptor 6 (CCR6) dan dikemoatraksi oleh ligannya yakni chemokine (c-c motif) ligand 20 (CCL20) yang akan memicu proliferasi keratinosit. Sel Th-17 mensekresikan IL17A dan IL-17F, juga IFN-γ dan IL-22 yang menstimulasi proliferasi keratinosit dan melepaskan β-defensin 1/2, S100A7/8/9 dan kemokin perekrut neutrofil.
Neutrofil menginfiltrasi stratum korneum dan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan α-defensin dengan aktivitas antimikrobial.
Sel dDC bermigrasi ke kelenjar limfe regional menjadi sel dendritik matur. Sel dendritik matur berinteraksi dengan sel T naif dan memproduksi sitokin yang akan memicu diferensiasi dan ekspansi sel akan menstimuli proliferasi keratinosit dengan mengekspresikan chemokine (c-x-c motif) receptor 3 (CXCR3) dan dikemoatraksi oleh ligannya yakni chemokine.
DIAGNOSIS
Diagnosis psoriasis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis digali keluhan utama, faktor risiko, dan faktor pencetus. Sementara itu pada pemeriksaan fisik dapat dilihat ujud kelainan kulit dan tipe psoriasis yang muncul. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan, walaupun kadang penting untuk menggali faktor risiko dan membedakan psoriasis dari diagnosis banding yang lain
Anamnesis
Pada anamnesis psoriasis ditanyakan umur saat onset timbul dan riwayat psoriasis di keluarga. Semakin muda umur saat onset penyakit dan adanya riwayat psoriasis di keluarga akan menyebabkan tendensi kejadian psoriasis yang sering rekuren dan penyebaran yang lebih luas.
TATALAKSANA
Methotrexate (MTX) dapat digunakan selama efektif dan ditoleransi dengan baik
Siklosporin secara umum digunakan secara berselang dengan periode singkat untuk menginduksi respon klinis selama 3-6 bulan
Transisi dari terapi sistemik konvensional ke agen biologi dapat dilakukan langsung atau secara bersamaan jika transisi diperlukan karena efikasi yang kurang, atau dengan interval bebas terapi jika transisi diperlukan untuk alasan keamanan
Terapi berkelanjutan direkomendasikan untuk pasien yang mendapatkan agen biologi
KOMPLIKASI
Efek samping dari pengobatan psoriasis itu sendiri.
Artritis psoriatika
Psoriasis eritrodermia
Gangguan kejiwaan
Peningkatan risiko terkena limfoma, melanoma, dan kanker kulit nonmelanoma
PROGNOSIS
Prognosis psoriasis bervariasi tergantung jenis psoriasis, respon terhadap terapi, dan keberadaan komorbiditas.
Psoriasis merupakan penyakit kronis yang belum memiliki obat pasti. Psoriasis gutata seringkali merupakan kondisi yang dapat sembuh dengan sendirinya, dan biasanya berlangsung sekitar 12-16 minggu tanpa pengobatan. Namun juga dilaporkan bahwa sekitar 1/3-2/3 penderita tipe ini akan berkembang menjadi psoriasis plak kronis. Psoriasis eritrodermik dan psoriasis pustular generalisata memiliki prognosis yang lebih buruk dengan tampilan penyakit yang berat dan persisten. Walaupun begitu, sekitar 50% pasien psoriasis, dapat mengalami remisi spontan dengan lama berlangsungnya penyakit berbeda-beda pada tiap individu dan durasi remisi bervariasi dengan rentang waktu 1 tahun sampai beberapa dekade.
Psoriasis mempengaruhi kualitas hidup seseorang dikarenakan tampilan klinis dari penyakit tersebut, biaya pengobatan yang tinggi, dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Adanya rasa gatal dan nyeri, serta lesi kulit yang tidak enak dilihat dapat mempengaruhi prognosis pasien secara sosial, bahkan hingga menimbulkan gangguan psikologis