Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
STATUS EPILEPTIKUS, OCTARI AULIATI 1808260014 - Coggle Diagram
STATUS EPILEPTIKUS
-
-
-
-
CMD
pemeriksaan fisik: terutama pemeriksaan kondisi saraf pasien, memantau perilaku, kemampuan motorik, dan fungsi mental. Dokter juga akan melakukan tes neuropsikologi, yang dilakukan untuk menilai kemampuan berpikir dan berbicara untuk mengetahui area otak mana yang terganggu.
pemeriksaan penunjang
Pemindaian otak dengan MRI atau CT scan.Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat gambaran otak sehingga dapat mendeteksi kondisi yang abnormal.
Electroencephalogram atau EEG. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pada impuls atau aktivitas elektrik di dalam otak yang dapat menyebabkan kejang.
Tes darah. Pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi genetik, infeksi, atau kondisi lain yang terkait dengan kejang.
Dokter dapat mencurigai seorang pasien terkena epilepsi apabila dia telah mengalami kejang lebih dari satu kali. Selain itu dokter juga perlu mengetahui gejala dan ciri-ciri kejang yang dialami. Penelurusan kejang pasien juga dapat dilakukan dengan bertanya pada orang yang menyaksikan kejang tersebut.
komplikasi dan prognosis
Epilepsi yang terjadi pada penderita di tempat-tempat yang tidak terduga, dapat membuat penderita berisiko menderita cedera atau patah tulang akibat terjatuh saat kejang. Selain bahaya cedera, penderita epilepsi dapat mengalami komplikasi seperti epileptikus dan kematian mendadak.
Prognosis pasien epilepsi mengenai kemungkinan disabilitas dan kejadian epilepsi rekuren sangat bergantung pada jenis kejang epilepsi yang dialami serta jenis diagnosis sindrom epilepsi pasien.
Fisiologi Impuls Saraf
Impuls yang diterima oleh reseptor kemudian di sampaikan ke efektor yang menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Impuls dapat diteruskan dan mengalir melalui sel saraf yang disebabkan adanya perbedaan potensial listrik yang dinamakan polarisasi.
patofisiologi kejang
kejang dapat terjadi saat ada ledakan aktivitas listrik yang tidak terkontrol di sel saraf otak. Hal itu bisa menyebabkan otot berkontraksi serta rileks berulang kali sampai memicu perubahan fisik. Serangan kejang yang terjadi bisa berbeda-beda pada setiap penderita.
patogenesis epilepsi
Patogenesis yang mendasari epilepsi belum dipahami dengan jelas. Mekanisme yang diperkirakan menyebabkan terjadinya serangan kejang pada epilepsi adalah neuron otak yang rentan mengalami eksitasi berlebih. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan perangsangan (eksitasi) dan hambatan (inhibisi) sinyal sehingga terjadi kejang.
etiologi
-
-
-
Infeksi, contohnya meningitis atau ensefalitis
Cedera atau kerusakan otak saat masih di dalam kandungan, akibat infeksi atau nutrisi yang buruk pada saat kehamilan
Gangguan perkembangan, contohnya penyakit autisme dan neurofibromatosis
-
-
edukasi
Selain dengan obat, penanganan epilepsi juga perlu ditunjang dengan pola hidup yang sehat, seperti olahraga secara teratur, tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, serta diet khusus.
epilepsi atau ayan adalah gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik otak yang tidak normal. Hal itu menimbulkan keluhan kejang, sensasi dan perilaku yang tidak biasa, hingga hilang kesadaran.
-