Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
STATUS EPILIEPSI - Coggle Diagram
STATUS EPILIEPSI
-
-
Klasifikasi Kejang
-
Kejang parsial (fokal): gejala awal kejang dan/atau gambaran EEG menunjukkan aktivasi pada neuron terbatas pada satu hemisfer saja.
Kejang Tonik adalah kejang yang ditandai dengan kontraksi otot yang berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit.
Kejang klonik adalah kejang yang ditandai sentakan mioklonik sekelompok otot dengan pengulangan secara teratur lebih kurang 2-3 siklus per detik serta berlangsung lama, biasanya melibatkan kedua sisi tubuh.
Kejang tonik-klonik merupakan bentuk kejang dengan kombinasi kedua elemen tipe kejang di atas, dapat tonik-klonik atau kloniktonik-klonik. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah kejang tonikklonik umum yang sering disebut grand mal.
Kejang absans ditandai hilangnya kesadaran yang bersifat sementara. Subkelas kejang absans terdiri atas absans tipikal, atipikal, dan absans dengan gambaran khusus.
Edukasi
Epilepsi adalah penyakit yang membutuhkan perhatian khusus dari keluarga dan lingkungan sekitar pasien. Epilepsi dapat terjadi kapan saja.
Risiko kecelakaan terutama pada tipe dengan gangguan kesadaran, sering terjadi.
Pasien membutuhkan pengawasan khusus pada saat berdekatan dengan lingkungan air seperti di sekitar kolam atau saat mandi.
Epilepsi tidak memungkinkan pasien untuk berkendara sendiri, berenang atau bekerja pada bidang yang berdekatan dengan penggunaan api atau alat berat.
Manifestasi Klinis
Kejang parsial sederhana
-
femnomena halusinatorik, psikoilusi, atau emosional
kompleks. Pada kejang parsial sederhana, kesadaran
-
Kejang parsial kompleks
-
parsial sederhana, tetapi yang paling khas terjadi adalah penurunan kesadaran dan otomatisme.
Kejang Umum
-
Kejang Atonik
Hilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot
anggota badan, leher, dan badan.
-
-
Kejang Klonik
-
mioklonik, tetapi kejang yang terjadi berlangsung lebih
lama, biasanya sampai 2 menit.
-
Diagnosis
Anamnesis (auto dan aloanamnesis), meliputi :
-
-
c. Gejala sebelum, selama, dan sesudah serangan
-
-
-
-
c. Gejala sebelum, selama, dan sesudah serangan
-
-
-
-
Tatalaksana
-
Nonmedikamentosa
Diet ketogenik adalah diet dengan kandungan lemak yang tinggi, rendah karbohidrat, dan cukup protein.
Terapi bedah dikerjakan hanya jika tidak ada sumber epileptogenik lain di luar area yang direncanakan akan direseksi. Tindakan tersebut dapat berupa pengangkatan area di mana kejang bermula atau pengangkatan lesi yang menjadi fokus epileptik.
Stimulasi nervus vagus merupakan terapi adjuvan yang dilakukan pada pasien dengan kejang intraktabel dan bukan merupakan kandidat terapi bedah reseksi
Definisi
Serangan kejang paroksismal berulang tanpa provokasi dengan interval lebih dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas
Etiologi
Etiologi epilepsi umumnya tidak diketahui. Klasifikasi berdasarkan ILAE 2010, mengganti terminologi dari idiopatik, simtomatis, atau kriptogenik, menjadi genetik, struktural/metabolik, dan tidak diketahui.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien epilepsi adalah pasien jatuh pada status epileptikus. Status epileptikus dapat terjadi pada semua tipe epilepsi. Sekitar 0.5% hingga 10% dari seluruh kematian pada pasien epilepsi diakibatkan oleh status epileptikus dengan angka rasio mortalitas
Prognosis
Prognosis pasien epilepsi mengenai kemungkinan disabilitas dan kejadian epilepsi rekuren sangat bergantung pada jenis kejang epilepsi yang dialami serta jenis diagnosis sindrom epilepsi pasien.
Pencegahan
pada epilepsi yang didasari penyebab tertentu, seperti cedera kepala atau stroke, hal ini dapat dicegah dengan mencegah terlebih dahulu penyebab yang mendasarinya. Misalnya, cedera kepala dapat dicegah dengan menggunakan helm saat mengendarai sepeda dan sepeda motor, atau saat melakukan aktivitas dengan risiko cedera kepala.
Epidemiologi
Kejang merupakan kelainan neurologi yang paling sering terjadipada anak, di mana ditemukan 4 – 10 % anak-anak mengalami setidaknyasatu kali kejang pada 16 tahun pertama kehidupan.