Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
EPILEPSI - Coggle Diagram
EPILEPSI
DD kejang
Sinkop, dapat bersifat vasovagal, kardiogenik,hipovolumik, hipotens dan sinkope saat miksi (micturition syncope)
-
-
-
-
Bangkitan panik, psikogenik
-
-
-
-
-
Etiologi
Idiopatik
penyebabnya tidak diketahui, umumnya
mempunyai presdiposisi genetik
-
Simtomatik
kelainan/ lesi pada susunan saraf pusat, misalnya cedera kepala
-
-
-
-
-
-
-
-
CMD
Anamnesis
-
-
Gejala sebelum, selama dan paska
-
-
-
-
-
Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan bayi/anak
-
-
Pemeriksaan Fisik
Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi seperti trauma kepaia, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenltal, gangguan neurologik fokal atau difus, kecanduan alkohol atau obatteriarang dan kanker
-
-
Pemeriksaan Penunjang
-
Pemeriksaan pencitraan otak {brain imaging),
-
-
-
Eiektrolit (natrium, kalium, kalsium, magnesium)
-
fungsi hati (SGOT, SGPTGamma GT, aikali fosfatase)
ureum,kreatinin, dan lainnya atas indikasi
-
-
Definisi
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat dari gangguan fungsi otak secara intermiten,yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal yang berlebihan di neuron-neuron paroksimal.
serangan kejang paroksismal berulang tanpa
provokasi dengan interval lebih dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas.
Edukasi dan pencegahan
Edukasi
-
Meminta keluarga pasien untuk merekam apabila terjadi kejang agar memberikan informasi yang sesuai kepada dokter
-
-
-
Prognosis dan komplikasi
Prognosis
Gejala sisa lebih sering terjadi pada SE simtomatis; 37% menderita defisit neurologis permanen, 48% disabilitas intelektual. Sekitar 3-56% pasien yang mengalami SE akan mengalami kembali kejang yang lama atau status epileptikus yang terjadi dalam 2 tahun pertama.
Komplikasi
Primer
Kerusakan pada neuron dan memicu reaksi inlamasi. Jejas sitotoksik, perubahan reseptor glutamat dan GABA.
Proses kontraksi dan relaksasi otot dapat menyebabkan kerusakan otot, rabdomiolisis, bahkan gagal ginjal
-
Sekunder
Komplikasi sekunder akibat pemakaian obat anti-konvulsan adalah depresi napas serta hipotensi, terutama golongan benzodiazepin dan fenobarbital
-