Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PSORIASIS VULGARIS, SUCI WULANDARI, 1908260103 - Coggle Diagram
PSORIASIS VULGARIS
ETIOLOGI
faktor genetik
paparan sinar uv
trauma fisik
faktor metabolik(pubertas dan kehamilan)
obat-obatan (litium, beta blockers, anti
malaria, obat antiinflamasi non steroid, tetrasiklin)
stress
faktor lingkungan infeksi( streptokokus, stapilokokus)
merokok dan konsumsi alkohol
KOMPLIKASI
psoriasis arthritis
DM tipe 2
hipertensi
sindrom metabolik (hiperglikemia, dislipidemia, atau obesitas)
penyakit autoimun
DD eritema skuama
parapsoriasis
PITRIASIS ROSEA
psoriasis
eritroderma
DERMATITIS SEBOROIK
TATALAKSANA
topikal
terdiri dari emolien, glukokortikoid, analog vitamin D,
asam salisilat, dithranol, tazaroten dan tar
fototerapi
terdiri dari narrow-band
ultraviolet B (NB-UVB), broad-band ultraviolet B (BB-UVB), psoralen yang dikombinasikan dengan sinar ultraviolet A (PUVA), laser excimer dan
klimatografi
sistemik
terdiri dari metotreksat, asitretin, agen biologis
(alefacept, etanercept, adalimumab, infliximab, ustekinumab), siklosporin A,hidroksiurea, 6-tioguanin, celcept dan sulfasalazin
EDUKASI
Penjelasan bahwa psoriasis adalah penyakit kronik residif dan pengobatan yang diberikan hanya bersifat menekan keluhan kulit bukan menyembuhkan.
Menghindari faktor pencetus (Infeksi, obat-obatan, stres, dan merokok)
Kontrol secara teratur dan patuh terhadap pengobatan
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA
anamnesis
identitas pribadi
riwayat penyakit terdahulu
keluhan pasien keluhan gatal dan bercak merah berisisik pada lokasi predileksi : oldcart
riwayat penyakit keluarga
riwayat obat dan alergi
riwayat kebiasaan
riwayat sosial ekonomi
riwayat gizi
pemeriksaan fisik
TD 120/80 mmHg
frekuensi nadi 72x/menit
suhu 37 derajat C
frekuensi nafas 18x/menit
Pemeriksaan fisik umum: kepala dan leher dalam batas normal, thorak dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas status lokalis: pada kedua siku didapatkan plak eritematosa yang berbatas tegas, diameter 3 cm dengan skuama berlapis berwarna putih yang melekat di tengah. Dokter memberikan terapi dan setelah 1 minggu pengobatan tampak gejala berkurang.
pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap bersifat tidak spesifik dan berbagai
penanda inflamasi seperti C-reactive protein (CRP), makroglobulin a2 dan laju endap darah menunjukkan peningkatan. Albumin serum biasanya menurun akibat
hilangnya stratum korneum sementara profil lipid menunjukkan peningkatan.
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya hiperkeratosis jenis parakeratosis, akantosis, papilomatosis, dilatasi pembuluh darah, spongiform pustules of Kogoj maupun mikroabses Munro
PATOGENESIS
Terdapat beberapa jenis sel yang terlibat pada patogenesis terjadinya psoriasis antara lain sel penyaji antigen (antigen-presenting cell/APC) termasuk sel limfosit T, sel keratinosit, sel langerhans (Langerhans cell/LC) dan makrofag.
Sistem imunitas seluler alami dan didapat terutama aktivasi sel T memainkan peran utama pada terjadinya psoriasis.
Keratinosit yang terstimulasi melepaskan deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) yang membentuk kompleks dengan katelisidin leusin-leusin 37 (LL37) yang kemudian menginduksi produksi IFN-α oleh sel dendritik plasmasitoid (pDC), yang kemudian mengaktivasi sel dermal dendritik (dDC). Sel dDC bermigrasi ke kelenjar limfe regional menjadi sel dendritik matur. Sel dendritik matur berinteraksi dengan sel T naif dan memproduksi sitokin yang akan memicu diferensiasi dan ekspansi sel seperti sel Th1, Th17 dan Th22. Sel Th1 akan menstimuli proliferasi keratinosit dengan mengekspresikan chemokine (c-x-c motif) receptor 3 (CXCR3) dan dikemoatraksi oleh ligannya yakni chemokine (c-x-c motif) ligand 9/10/11 (CXCL9/10/11). Sel Th17, menstimuli keratinosit dalam menghasilkan kemokin penarik neutrofil yaitu chemokine (c-c motif) receptor 6 (CCR6) dan dikemoatraksi oleh ligannya yakni chemokine (c-c motif) ligand 20 (CCL20) yang akan memicu proliferasi keratinosit.
KLASIFIKASI
sesuai fenotip
psoriasis gutata
eksudatif
seboroik
pustulosa
plak/vulgaris
eritroderma psoriatika
sesuai lokasi anatomi
scalp psoriasis
psoriasis palmoplantar
psoriasis kuku
psoriasis fleksural
psoriasis genital
DEFINISI
Psoriasis vulgaris (plaque type psoriasis) merupakan penyakit peradangan kulit
kronis dan bersifat residif dengan predisposisi genetik kuat
PATOFISIOLOGI
Pada kondisi Psoriasis, sel induk/basal memiliki perubahan kemampuan lebih besar jika dibandingkan dengan epidermis normal. Keadaan hiperproliferatif ini dicirikan dengan adanya peningkatan jumlah sel epidermis, peningkatan jumlah sel yang mengalami sintesis DNA, pemendekan waktu pergantian siklus (36 jam berbanding 311 jam pada kulit normal), penurunan waktu pergantian epidermis (4 hari migrasi dari sel basal ke stratum korneum,berbanding 27 hari pada kulit normal). Selain itu terdapat perubahan
reaktif melalui mekanisme inflamasi jalur terpogram baik pada sirkulasi darah ataupun pada lapisan dermis dan epidermis. Pada pasien psoriasis dengan luas lesi permukaan tubuh 20% melalui pemeriksaan antibody memiliki 8 miliar sel T di darah dan 20 miliar sel T di lapisan epidermis dan dermis. Sebagian besar sel T adalah sel T memori yang mengekspresikan antigen CLA. Terdapat fraksi sel mononuclear seperti neutrofil dan sel pembawa pesan (Langerhans Cell) yang berada disekitar jaringan epidermis diduga karena infiltrat sel T.
prognosis
Psoriasis mempengaruhi kualitas hidup seseorang dikarenakan tampilan klinis dari penyakit tersebut, biaya pengobatan yang tinggi, dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Adanya rasa gatal dan nyeri, serta lesi kulit yang tidak enak dilihat dapat mempengaruhi prognosis pasien secara sosial, bahkan hingga menimbulkan gangguan psikologis
PENCEGAHAN
Rajin mandi minimal dua kali sehari;
Gunakan pelembap agar kulit tidak kering; dan
Berjemur di bawah sinar matahari juga baik untuk kulit, namun jangan terlalu lama
SUCI WULANDARI
1908260103