Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SKENARIO 1 (BENJOLAN LEHER), paru, sumsum tulang, normalnya : eritrosit=4…
SKENARIO 1 (BENJOLAN LEHER)
pemeriksaan
fisik
benjolan multiple nodul, di rahang bawah, d=5cm, solid batas tidak tegas, melekat pada otot.
penunjang
pem. darah = Leukosit 50.000, eritrosit 3.5jt (menurun), Hb 9g/dL(menurun), PCV 30% (menurun), MCV 80, MCH 29, diff count 1/0/1/5/20/66/13
biopsi -> FNAB = sel limfosit anaplasia.
anamnesis
laki-laki, 20 th, benjolan di leher diketahui sejak 3 minggu sebelumnya, membesar dari kacang tanah -> telur puyuh selama 1 minggu, demam, sering berkeringat pada malam hari, dan penurunan berat, (-) nyeri, (-) kesulitan menelan
DD
limfoma
definisi
kanker yang berasal dari sel limfosit abnormal yang berkembang diluar kendali dan dapat menyebar ke sistem limfatik di seluruh tubuh
klasifikasi
Limfoma Hodgkin (LH)
ditandai adanya sel Reed Sternberg
limfosit B yg bermutasi hingga lima kali lebih besar daripada limfosit normal
etiologi
paparan infeksi virus
riwayat keluarga
epidemiologi
adanya keterlibatan infeksi virus Epstein Barr (EBV) pada sel reed sternberg
orang gangguan sistem imun memiliki resiko yang tinggi
patogenesis
ekspresi gen dari EBV memicu terjadinya transformasi dan pemrograman ulang dari sel B limfosit menuju salah satu fenotif LH
saat terjadi infeksi primer, EBV akan masuk dalam fase laten di dalam memori sel B limfosit sehingga EBV mampu bertahan sepanjang masa hidup sel B limfosit
EBV mengkode produk gen EBNA-1 dan LMP-1 (proses transformasi memori sel B)
EBV kemudian mengkode gen
LMP-2 yang mampu memrogram ulang sel-B limfosit matur menuju salah atu fenotif LH dan mencegah terjadinya proses apoptosis melalui aktivasi sinyal penyelamatan pada pusat germinal sel-B limfosit.
sitokin, seperti IL-5 yang akan menarik dan mengakti-vasi eosinofil nnndan IL-13 yang dapat menstimulasi sel Reed-Sternberg lebih lanjut untuk mengekspresikan CD30 (penanda aktivitas limfosit) dan CD15 (penanda granulosit)
Limfoma non Hodgkin (LNH)
tidak ada sel Reed Sternberg
definisi
keganasan limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, T dan sel NK yang berada dalam sistem limfe
klasifikasi
derajat keganasan tinggi
large cell immunoblastic
derajat keganasan menengah
follicular large cell
derajat keganasan rendah
small lymphocytic
etiologi
agen infeksi
epstein barr virus (EBV)
faktor lingkungan
paparan obat dan bahan toksik kimia
faktor sistem imun
immunodefisiensi
gangguan/melemahnya sistem imun tubuh sehg tidak bisa melindungi diri dari bakteri virus/parasit
usia
45-55 th semakin bertambahnya usia
jenis kelamin
menurut penelitian lk2 > pr
epidemiologi
0,72% lk2 dan 0,35% pr
5-10kali lebih besar dari LH
dari keseluruhan kasus 80% dari sel B dan 20% dr sel T
patogenesis
adanya lesi genetik
translokasi kromosom non acak
mutasi somatik
mutasi pd sel somatik spt sel kulit
1 more item...
peningkatan/kehilangan DNA
jika dilihat dr sub-types
diffuse large B cell lymphoma
peningkatan protein BCL 6 dan protein BCL 2
infeksi virus, ex : AIDS
limfoma folikuler
Translokasi yang menggabungkan gen BCL2 pada
kromosom 18 dengan lokus IgH pada kromosom 14
limfoma sel mantel
translokasi penyatu gen siklin D1 dg lokus IgH
1 more item...
mucosa associated lymphoid tissue lymphoma
translokasi bergabungnya BIRC3 (clAP2) pd 11q21 dg MAL pd 18q21
limfoma burkitt
translokasi yg melibatkan gen MYC pd kromosom 8
1 more item...
etiologi
agen infeksi
faktor linkungan (paparan kimia/radiasi)
faktor sistem imun
usia
patofisiologi
infeksi virus, defisiensi imun, keturunan, radiasi, bahan kimia
abnormalitas limfosit, translokasi kromosom
poliferasi limfosit
respon inflamasi
mengaktifkan neutrofil & makrofag
1 more item...
keganasan limfosit T & B
sel reedberg LH
1 more item...
NHL
1 more item...
translokasi kromosom dan inaktivasi gen akan mengakibatkan aktivasi onkogen melalui penekan tumor melalui penghapusan dan mutasi kromosom
faktor resiko
genetik
karsinogenik/onkogen
co-karsinogenik / co-onkogen
patogenesis
adanya lesi genetik seperti translokasi kromosom non-acak mutasi somatik, peningkatan atau kehilangan DNA yang menginduksi pertumbuhan selektif dari sel yang bersifat ganas
akan ada peningkatan kebutuhan glukosa sbg sumber energi
mengakibatkan protein turn over serta peningkatan lipolisis
epidemiologi
banyak terjadi di asia
riskesdas-> perempuan lebih banyak
penduduk di kota -> prevelensi lebih besar
tingkat pendidikan akademik/univ -> prevelensi lebih tinggi
tata laksana
pencegahan
konsumsi makanan yang bergizi/sehat
buah kaya antioksidan
rutin berolahraga
menghindari asap rokok dan alkohol
deteksi dini
menghindari bahan kimia atau radiasi berbahaya
pengobatan
kemoterapi
pembedahan
edukasi
informasi mengenai penyakit yang diderita px, stadium limfoma, pilihan terapi dan efek samping, follup setelah terapi dan prognosis penyakit pasien
preventif thd keterbatasan/gangguan fungsi yg timbul : lat pernafasan, penguatan otot
diagnosa
anamnesis
pembesaran KGB, keringat malam, demam, bb turun
pem. fisik
hepatomegali, pembengkakan kgb yang terlihat
pem. lab
pem. darah lengkap, analisis urin, SGOT, SGPT
pem. patologi
biopsi eksisional, aspirasi sumsum tulang , radiologi
anatomi
organ limfoid
primer/sentral
kel timus
sumsum tulang
sekunder/perifer
tonsil
sistem imun kulit
KGB
klasifikasi
nodi lymphatici cervicales superficiales
nodi lymphatici cervicaes profundi
nodi lymphatici superficiales
nodi lympathici preauriculares dan paratidei
nodi lymphatici submandibulares
nodi lymphatici mastoidei
nodi lymphatici submentales
nodi lymohatici occipitales
tiroid
terletak di depan trakea, dibawah laring
v. thyroidea superior, media inferior
lobus lateral din & dex
isthmus yg menghubungkan 2 lobus
arteria thyroidea superior dan inferior
n. laryngeus reccurens
kel saliva
major
kelenjar sublingual
kelenjar parotis
kelenjar submandibula
minor
tersebar di daerah
bukal
labium
palatum
lingua
kulit
jaringan ikat bawah kulit (hypodermis)
jaringan jangat (dermis)
kelenjar minyak
kelenjar keringat
pembuluh kapiler
kelenjar rambut
lapisan papiler : tipis mengandung jaringan ikat jarang
lapisan retikuler : tebal terdiri dari jaringan ikat padat
sub kutis
terdiri dari lapisan lemak
kulit ari (epidermis)
stratum korneum
stratum granulosum
stratum lusidum
stratum germinalis
leher
otot
seperficialis
platysma, m. sternomastoid, m. trapezius, otot2 infrahyoideus, suprahyoideus,
profundus
otot2 scaleni, praevertebralis, larynx, pharynx, otot2 tengkuk / erector trunci, m. levator scapulae
cartilagae (tulang rawan)
membentuk larynx
casrtilage thyroidea, criodea, arytenoidea, corniculata, cuniofome
cartilagae yang membentuk dinding trakea
os
vertebra cervicalis I-VII
manibrium sterni
clavicula
tulang2 basis cranii
scapula
mandibula
os hyodeum
vaskularisasi
a. carotis comunis dan percabangannya, a. carotis externa dan interna
v. jugularis interna dextra & sinistra, v. bronchiocephalica, v. facialis, v. lingualis, v. pharyngealis, v. occipitalis, v. throidea superior & media
histologi
KGB
korteks, mandibula dan parakorteks
sel B dan T
pembuluh getah bening aferen dan eferen : saluran berdinding tipis, dilapisi endotel dan lumen yang tidak teratur
aferen : limfe ke nodus
limfe keluar dr nodus
kapsula fibrosa
jar ikat padat kolagen tidak beraturan trabekula (pemisah korteks dn medula)
trabekula
hilum
sinus kortikal dan medularis
fisiologi
berperan dalam respon imun
mempertahankan konsentrasi protein yang rndah dalam cairan interstitial shg protein2 darah yg difiltrasi oleh kapiler akan tertahan dlm jaringan
aborbsi asam lemak, transport lemak dan kilus (chyle) ke sistem sirkulasi
jenis
spesifik & non spesifik
memproduksi sel2 imun (spt limfosit, monosit, dan sel2 penghasil antibodi yg dsb sel plasma)
saluran limfe tubuh
cairan limfe dari sisi kiri kepala, lengan kiri dan sebagian darah toraks
duktus toraksikus
sistem darah vena
vena jugularis interna kiri dan vena subklavia kiri
vena subklavia kanan dan vena jugularis interna
cairan limfe dari sisi kanan leher dan kepala, lengan kanan, dan bagian kanan toraks
duktus limfatikus kanan
pembentukan cairan limfe
kurang lebih 2/3 dr seluruh cairan limfe normalnya berasal dari hati dan usus
kecepatan aliran limfe
faktor penentu aliran limfe
tekanan cairan intersitial
ketika tekanan cairan intertitial lebih besar dari tekanan atmosfer
aliran limfe tdk dapat meningkat
meningkatkan pemasukan cairan ke dalam kapiler limfe dan menekan sisi luar
shg aliran limfe menjadi terhambat
kecepatan maks aliran limfe
akibat pompalimfe
saluran limfe pengumpul
otot polos berkontraksi secara otomatis
cairan akan dipompa melalui katup berikutnya slm segmen pembuluh
kira2 100 ml/jam
duktus toraksikus
120 ml/jam
2-3 L/hari
kira2 20 ml/jam
saluran lain
neoplasma
kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas
nomenklatur
tumor ganas
neoplasia
definisi
pertumbuhan sel baru yang abnormal yang lama kelamaan menjadi sel kanker
etiologi
paparan zat kimia, merokok, konsumsi alkohol, ketidakstabilan hormon
patofisiologi
tahap inisiasi
sel normal berpotensi berubah jd sel kanker akibat rangsangan karsinogen sbg inisiator
tahap promotor
karsinogen akan mengubah sel terinisiasi menjadi sel kanker
tahap perubahan menetap/progresif
terjadi pembelahan sel yang tidak terkendali tanpa memerlukan inisiator/promotor. sel kanker menghasilkan faktor pertumbuhan vaskuler untuk nutrisi sel kanker
stadium TNM
T -> berapa besar tumor utama dan dimana letaknya
T1 : ukuran tumor 5 cm/lebih kecil
T2 : ukuran tumor > 5 cm
T1a, T2a : tumor dangkal
T1b, T2b : tumor dalam
N -> apakah sel menyebar ke KGB
N0 : kanker belum menyebar
N1 : kanker telah menyebar
M -> apakah sel menyebar kebagian tubuh lain/metastasis
M0 : kanker tidak metastasis
M1 : terdapat metastasis bagian tubuh
klasifikasi
karsinoma
dari sel pelapis permukaan tubuh ex : sel kulit,testis
limfoma
dari jar. yang membentukdarah ex : ar limfe
leukimia
membentuk massa tumor tetapi memenuhi pemb. darah & mengganggu fungsi sel darah normal
gioma
kanker susunan syaraf
tumor jinak
berasal dr jaringan fibrosa dsb fibroma
asal tulang rawan dsb kondroma
etiologi
keganasan
radiasi, zat kimia, genetika, infeksi
non
spes-struma
hipertiroid, hipotiroid
radang
tekanan,trauma, benda asing,rangsang kimia, bakteri, virus, parasit
paru
tonsil
obstruksi faring
GG menelan
leher, kulit
GG citra tubuh
gastro
penekanan usus halus
nafsu makan turun, malnutrisi
anoreksia, bb turun
obstruksi pada usus
malabsorbsi
penekanan syaraf nyeri, nyeri akut
gangguan eliminasi
diare , konstipasi
penekanan pd paru
pembesaran nodus mediastibal dan edema jalan napas
ekspansi paru2 menurun
sesak napas, GG pola napas
sumsum tulang
penghancuran sel darah merah
anemia hemolitik
GG perfusi jaringan
pembentukan antibodi turun
resiko infeksi
normalnya : eritrosit=4-6jt; Hb lk2=14-18 g/dl; PCV=42-52%; MCV=80-100fl; MCH=27-32 pg