Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Islam di Jawa, Anggota: Carshena, Cheryl, Clement, James,Jessica, Jillian,…
Islam di Jawa
Kerajaan Islam Demak
Kerajaan ini adalah kerajaan pertama bercorak Islam yang muncul di pulau Jawa
Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah
Anaknya bernama Adipati Unus yang dikirim Raden Patah untuk mengusir Portugis tahun 1813
Ia digantikan anaknya Adipati Unus pada tahun 1518.
Pusat Kerajaan Demak ada pada muara sungai daerah Bintoro
Kerajaan Islam Demak mulai berkembang dan menjadi pusat perdagangan di pesisir utara Pulau Jawa dan pusat penyebaran agama Islam di Jawa
Masa pemerintahan Sultan Treggono, Demak mengalami puncak kejayaan, bukti bahwa Demak mencapai puncak kejayaan adalah sebagai berikut
Wilayah Kerajaan Demak sangat luas meliputi sebagian besar Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat
Demak dapat mengalahkan Portugis yang ada di Batavia di bawah panglima perang Fatahillah
Pelabuhan di pantai utara Jawa menjadi penghubung penting antara wilayah Barat dan wilayah Timur
Sultan Treggono wafat dalam menaklukakan Blambangan dan digantikan oleh anaknya yaitu, Sunan Prawoto
Sepeninggal Sultan Treggono Demak mengalami kemunduran satu per satu wilayah mulai memisahkan diri terjadi kemelut di dalam istana, pada akhirnya Demak dapat ditaklukan oleh Arya Penangsang dari Jipang
Kerajaan Demak tidak menentu hingga muncullah Jaka Tingkir yang berhasil mengalahkan Arya Penangsang.
Memindahkan pusat pemerintahan ke daerah pedalaman yaitu Pajang. Ia menjadi Raja Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya
Pada masa pemerintahannya wilayah Pajang semakin sempit dan terisolasi dari hubungan dagang wilayah, kehidupan hanya bertumpu pada sektor agraris
Sepeninggalan Sultan Hadiwijaya Kerajaan Pajang mengalami kemunduran karena konflik dalam istana sehingga menjadi bawahan dari Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Cirebon
didirikan oleh sri manggana cakrabuwana, keturunan prabu siliwangi
pada masa pemerintahanya, ia mendirikan istana yang diberi nama pakungwati nama putrinya
berlokasi di pantai utara perbatasan jawa tengah dan jawa timur
cakrabuwana digantikan oleh syarif hidayatullah yang bergelar susuhan jati purba wisesa
pada masa pemerintahanya, cirebon dan banten berhasil menguasai hampir seluruh jawa barat.
ia digantikan oleh panembahan ratu 1
panembahan ratu 2
memiliki 3 putra, karena itu kerajaan cirebon dibagi menjadi 3 yaitu
pangeran martawijaya, memimpin keraton kasepuhan, bergelar sultan sepuh
pangeran kartawijaya, memerintah di keraton kanoman, bergelar sultan anom
pangeran wangsakerta, memimpin keprabonan cirebon, yang merupakan tempat belajar ahli keraton
pada masa pemerintahanya sultan anom 4, terjadi perpecahan karena seorang putranya memisahkan diri dan mendirikan kasultanan kacirebonan
akhirnya belanda mulai masuk dan mencampuri urusan dalam istana kerajaan cirebon yang telah terbagi 4. semakin lama pengaruh istana semakin kecil dan menyempit
Kerajaan Banten
didirikan oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
Setelah berdirinya Kerajaan Banten Syarif Hidayatullah menyerahkan kekuasaannya kepada putranya yaitu Mualana Hassanudin
Pada tahun 1570 Maulana Hassanudin digantikan oleh Maulana Yusuf yang memerintah sampai tahun 1580
Digantikan oleh Maulana Muhammad yang pada tahun 1596 mengadakan penyerangan ke Palembang
Masa kejayaan Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) yang pada masa pemerintahannya,
Pertanian Banten mulai berkembang dengan baik
Banten menjadi pusat perdagangan di wilayah Barat
Banten memiliki angkatan laut yang sangat kuat
Pusat kerajaan terdapat di Muara Sungai Banten
Belanda selalu berusaha merebut wilayah pelabuhan Banten. Antara VOC dan Kerajaan Banten sering terlibat permusuhan untuh memperebutkan pusat perdagangan.
Pada masa pemerintahan Sultan Haji ( anak Sultan Ageng Tirtayasa) kerajaan Banten mengalami kemunduran
Dikarenakan Sultan Haji cenderung menuruti perkataan VOC. Pada 1808 Banten menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda
Kerajaan Banten merupakan kerajaan yang mendasarkan kegiatan ekonominya sektor perdagangan.
Menjadi kawasan multi etnis karena berkumpulnya pedagang - pedagang dari daerah lain bahkan luar nusantara
Kerajaan Mataram
Kerajaan mataram islam didirikan oleh Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati
pada masa pemerintahan panembahan Senopati terdapat banyak pembrontakan terutama dari daerah-daerah pesisir yaitu Demak, Kudus, dan Jepara yang dahulunya tunduk pada kerajaan pajang
Pada awalnya, pusat kerajaan mataram diperkirakan di daerah kota gede, daerah istimewa Yogyakarta.
Pengganti dari Panembahan Senopati adalah Raden Mas Jolang, yang diberi gelar Panembahan Seda Krapyak
raja ini meninggal di daerah krapyak ketika sedang berburu
panembahan senopati dapat mengatasi pembrontakan dan memperluas wilayahnya sampai ke bagian barat (Galuh) dan timur (Pasuruan)
Panembahan seda krapyak digantikan oleh putranya yaitu Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung
kerajaan mataram mencapai puncak kejayaan saat pemerintah Sultan Agung
Keberhasilan memadamkan pemberontakan yang dilakukan bawahannya dari Lasem, Pati Tuban, Surabaya, Blora, Madiun, dan Bojonegorom
Keberhasilan menguasai hampir seluruh Jawa kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan
Usaha mengusir VOC dari Batavia pada tahun 1628 dan 1629 walaupun gagal
Keberhasilan menyusun Kitab Sastra Gending dan menyusun penanggalan baru, yaitu gabungan penanggalan Saka dan Islam yang kemudian dikenal sebagai penanggalan Jawa
Keturunan Sultan Agung terlibat perselisihan dan memperebutkan takhta Mataram. Hal ini mengundang VOC masuk dan memengaruhi raja - raja yang memerintah Mataram
Puncak kekacauan terjadi setelah ditandatangani Perjanjian Giyanti
Perjanjian ini berisi tentang pembagian Kerajaan Matarammenjadi dua yaitu Mataram sebelah Timur Kali Opak (Mataram Surakarta) diperintah oleh Sunan Pakubuwono dan Mataram sebelah Barat Kali Opak (Mataram Yogyakarta) Sultan Hamengkubuwono I
Karena kemelut yang terjadi belum berakhir maka diadakan Perundingan salatiga pada 17 Maret 1757. Isi perjanjian ini yaitu, Sunan Pakubuwono III dan sultan Hamengkubuwono I harus melepas sebagian wilayahnya untuk diberikan kepada Pangeran Sambernyawa yang bergelar Adipati Mangkunegara I.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Raffles (Inggris) tahun 1813 Kerajaan Mataram Yogyakarta wilayahnya dikurangi dengan berdirinya Kerajaan Kadipaten paku Alaman. Raja yang diangkat adalah Pangeran Noto Kusumo anak sultan Hamengkubuwono I
Anggota: Carshena, Cheryl, Clement, James,Jessica, Jillian, Kenneth, Lovely, Raynard, charlton, farrel