DERMATITIS KONTAK ALERGI

Fisiologi

Histologi

Tatalaksana

Jenis Ruam pada Kulit

Komplikasi dan Prognosis

Faktor Risiko

Patofisiologi

Edukasi

CMD

Diagnosa Banding Gatal dan Bercak Merah

Potensi sensitisasi alergen

Dosis per unit area

Luas daerah yang terkena

Lama pajanan

Oklusi

Suhu dan kelembaban

Lingkungan

pH

keadaan kulit pada lokasi kontak (keadaan stratum korneum, ketebalan epidermis)


status imun (misalnya sedang mengalami sakit, atau terpajan sinar matahari secara intens)

Anamnesis

Pemfis

P. Penunjang

keluhan: gatal

riwayat pekerjaan

hobi

obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, berbagai bahan yang diketahui menimbulkan alergi

penyakit kulit yang pernah dialami, riwayat atopi, baik dari yang bersangkutan maupun keluarganya

untuk melihat lokasi dan pola kelainan kulit

akan di jumpai efloresensi Eritema numular sampai dengan plakat, papul dan vesikel berkelompok disertai erosi numular hingga plakat

Dan terkadang hanya berupa makula hiperpigmentasi dengan skuama halus

uji tempel/patch test

Topikal

  • Kortikosteroid (seperti Hidrokortison 2%), 2x1

Sistemik

  • Kortikosteroid yaitu prednison sebanyak 5 mg, 3x1
  • Anti histamin seperi Cetirizine tablet 10mg 1x1
  • Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika (amoksisilin atau eritromisin) dengan dosis 500mg 3x1, selama 5 hingga 7 hari

menghindari alergen penyebab

menggunakan alat pelindung diri (APD) saat berkontak dengan bahan alergen

tidak menggaruk pada bagian lesi

melakukan pemeriksaan patch test untuk mencari tahu penyebab alergi pasien

Komplikasi

Prognosis

  • Prognosis baik ketika bahan kontak dapat disingkirkan
  • Prognosis kurang baik dan menjadi kronis ketika dermatitis yang disebabkan oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis atau psoriasia) dan juga bisa disebabkan oleh pajanan alergen yang tidak mungkin dihindari.

Ruam Primer

Ruam Sekunder

makula

papula

plak

urtika

nodus

nodulus

vesikel

bula

pustul

kista

skuama

krusta

erosi

ulkus

sikatriks

Kulit Tebal

Kulit Tipis

banyak kelenjar keringat, tanpa folikel rambut, kelenjar sebasea, atau serat otot polos.

folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat

Epidermis

sel keratinosit, melanosit, sel langerhans, dan sel merkel.

Dermis

sel fibroblas, mononuklear, limfosit, sel Langerhans dan sel dermal dendritik, sel mast, dan sel merkel.

Subkutis

sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

Fungsi Kulit

Untuk perlindungan

Fungsi pengindraan dan raba

Fungsi pengaturan suhu tubuh

Fungsi penimbunan(lipid dan air)

Fungsi eksresi, fungsi absorbsi

Kelenjar Kulit

hipodermis

kelenjar keringat

kelenjar sebasea

fase sensitisasi: Terjadi saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan memberi respons yang memerlukan 2-3 minggu.

fase elitasi: Terjadi saat pajanan ulang dengan alergen yang sama sampai timbul gejala klinis dengan waktu 2 hari.

Dermatitis Kontak Iritan: DKA cenderung pasien akan datang dengan keluhan gatal yang mendominasi Sementara DKI pasien akan mengeluhkan gatal, panas dan nyeri Dan pasien juga tidak memiliki riwayat atau alergi apapun.

Dermatitis Numularis: suatu penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya (idiopathic)

Dermatitis Atopik: salah satu kelainan kulit yang paling umum pada anak-anak. Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh alergi pada makanan misal, Alergi susu, alergi telur, kacang atau alergi udang, harus ada pencetusnya

Infeksi kulit karena bakteri atau jamur.

Neurodermatitis akibat terus menerus menggaruk kulit.

Kualitas hidup menurun karena gejala dermatitis kontak
mengganggu pengidap untuk beraktivitas sehari-hari.