Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Kelemahan tangan dan kaki, SITI CHAIRANI 1808260105 - Coggle Diagram
Kelemahan tangan dan kaki
diagnosa banding
STROKE
stroke iskemik
terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau
lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum
Klasifikasi:
Transient Ischaemic Attack (TIA): defisit neurologis membaik dalam waktu kurang dari 30 menit
Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND): defisit neurologis membaik kurang dari 1 minggu
Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke 12
Completed Stroke : terjadi akibat trombus dan emboli
Penegakan diagnosa
RPT : diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolestrolemia
tanpa peningkatan tekanan intra kranial
strok hemoragik
terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak
etiologi
perdarahan intraserebrum hipertensif
perdarahan subarakhnoid (PSA) pada ruptura aneurisma sakular (Berry),
ruptura malformasi arteriovena 11 (MAV)
trauma, penyalahgunaan kokain, amfetamin
perdarahan akibat tumor otak
infark hemoragik
faktor risiko
Hipertensi 2. Penyakit kardiovaskuler 3. Kolesterol tinggi 4. Obesitas 5. Peningkatan hematokrit 6. Diabetes 7. Kontrasepsi oral 8. Merokok 9. Penyalahgunaan obat 10. Konsumsi alkohol
klasifikasi
iskemik, hemoragik, non-hemoragik
definisi
adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler
penegakan diagnosa
Kehilangan motorik Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik
Kehilangan komunikasi Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut: a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara. b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif. c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya
Gangguan persepsi Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori.
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik Disfungsi ini dapat ditunjukkan dengan kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam program rehabilitasi mereka.
Disfungsi kandung kemih Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal/bedpan.
patofisiologi stroke
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit 9 cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebtal dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.
tatalaksanan non farmako
Phase Akut : a. Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksigenisasi dan sirkulasi. b. Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation : Nimotop. Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik/emobolik. c. Pencegahan peningkatan TIK. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason. d. Mengurangi edema cerebral dengan diuretik e. Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang
Post phase akut 1. Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik 2. Program fisiotherapi 3. Penanganan masalah psikososia
tatalaksana farmako
Pada pasien diberikan pengobatan deksametason bolus 10-20 mg IV, diikuti 4-5 mg/6 jam selama beberapa hari, lalu diturunkan pelan-pelan dan dihentikan setelah fase akut berlalu. Pemberian kortikosteroid dapat mengurangi edema vasogenik dan meredakan edema serebri yang mengelilingi infark atau darah dimana sel membran tidak sepenuhnya rusak. Penambahan ranitidine pada pasien ini untuk mencegah efek samping dari kotrikosteroid yang bisa menyebabkan tukak lambung
Selain itu, pasien juga diberikan infus manitol 20% yang dapat menurunkan tekanan intrakranial dengan menurunkan semua isi air dan volume cairan serebro spinal dan dengan menurunkan volume darah berhubungan dengan vasokonstriksi. Manitol juga meningkatkan perfusi serebral dengan menurunkan viskositas atau dengan mengubah reaksi sel darah merah.
tumor otak
SITI CHAIRANI 1808260105