Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Gerakan dan Organisasi Islam modern di Indonesia - Coggle Diagram
Gerakan dan Organisasi Islam modern di Indonesia
A. Prolog
Dengan menelaah konteks kesejarahan dan ajaran gerakan Islam Indonesia yang dominan di awal abad 21
Muhamadiyah Dan NU diletakkan dalam katagori Islam “moderat”, terutama sejak Studi Islam semakin didominasi oleh dikotomi radikal vs moderat
B. Muhammadiyah
Latar belakang
Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi
Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan Untuk menisbahkan penganut Muhammadiyah dengan ajaran Perjuangan Nabi Muhammad SAW. Kelahiran Muhammadiyah Merpakan menifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan Dari sang pendiri, KHA. Dahlan alias Muhammad Darwis.
Ajaran dan pemikiran
Pemikiran keagamaan Muhammadiyah yang memiliki implikasi sosial cukup besar ialah pemurnian agama (purifikasi) di bidang akidah dan amaliah
menekankan makna beragama Islam tidak cukup hanya melakukan ibadah ritual, tetapi harus diwujudkan dalam amal nyata dengan orientasi sikap peduli sosial.
ajaran Muhammadiyah yang
relatif menonjol
Mengamalkan ibadah hanya yang secara eksplisit disebutkan dalam al-Qur'an dan hadis shahih.
mereka me-ngikuti hasil ijtihad dari ulama yang dipandang sebagai tokoh-tokoh pembaru
Segala hal baru mengenai ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh rasulullah adalah bid’ah
Menggunakan metode hisab untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan.
Lebih peduli pada pengembangan pendidikan formal daripada pendidikan non formal seperti pesantren.
Lebih peduli pada program sosial kemasyarakatan daripada pelaksanakan ritual keagamaan yang bersifat kultural
Basis massa
sekolah modern, para pedagang, penduduk kota, para petani, dan mencakup wilayah Jawa dan luar Jawa yang lebih dari 25 juta penduduk Indonesia
Dalam berdakwah, Muhammadiyah cenderung menggunakan pendekatan salaf (manhaj al-salaf) dan dakwah menyeluruh (dakwah al-Islam kaffah). Dalam realitasnya, Muhammadiyah memfokuskan dakwahnya pada pendidikan dan pelayanan kesehatan.
C. Nahdlatul Ulama (NU)
Latar belakang
Nahdlatul Ulama lahir dari kalangan pesantren yang gigih melawan kolonialisme saat Indonesia berjuang meraih kemerdekaan
Ajaran dan Pemikiran
Di samping mengamalkan ajaran yang secara eksplisit tercantum dalam al-Qur'an dan hadis, NU juga mengamalkan ibadah yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam al-Qur'an dan hadisshahih
Mengikuti hasil ijtihad imam-imam mazhab empat, terutama mazhab Syafi'i dan para pengikutnya
menjadikan pendapat sahabat, tabiin dan para ulama, sebagai rujukan penting dalam berakidah dan beribadah
Meyakini adanya berkah yang bisa diambil dari orang-orang shalih, baik yang masih hidup maupun sudah meninggal.
Pesantren tradisional beserta pengasuh (kyai)nya dijadikan sebagai lembaga dan rujukan penting untuk mengatasi segala problematika kehidupan agama dan sosial, sekaligus menjadi basis penyebaran ajaran NU.
Basis massa
populasi pengikut NU di Indonesia berjumlah 40 juta jiwa yang mayoritas berada di pulau
Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra dengan beragam profesi, yang sebagian besar dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota maupun di desa.
Pendekatan Dakwah
NU banyak menggunakan pendekatan kultural, yakni berdakwah dengan menjadikan budaya masyarakat Setempat sebagai instrumennya serta mengakomodasi dan melestarikan budaya masyarakat selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
D.Salafi
Latar belakang
ide pembaruan ini secara relatif memberikan pengaruh pada gerakan-gerakan Islam modern Indonesia yang lahir kemudian, seperti Muhammadiyah, PERSIS (Persatuan Islam), dan
Al-Irsyad. Jargon “kembali kepada al-Qur‟an dan al-Sunnah” serta pemberantasan takhayul, bid‟ah dan khurafat, menjadi isu mendasar yang diusung oleh gerakan-gerakan ini.
Ajaran
pembersihan ragam bid'ah yang selama ini diyakini dan diamalkan oleh berbagai lapisan masyarakat Islam
memandang keterlibatan dalam semua proses politik praktis seperti pemilihan umum sebagai sebuah bid'ah dan penyimpangan.
Mereka cenderung kooperatif dalam menyikapi gerakan-gerakan
Islam yang ada dalam bingkai “nata’awan fima ittafaqna ‘alaih,
wa natanashah fima ikhtalafna fih”
meyakini adanya larangan melakukan gerakan separatis dalam sebuah pemerintahan Islam yang
Basis massa
alumni pesantren atau majlis taklim yang diasuh oleh para ustad tamatan sekolah di Timur Tengah seperti Saudi Arabia dan Yaman, atau tamatan lembaga Timur Tengah yang ada di Indonesia
Pendekatan Dakwah
urusan agama tidak ada istilah kompromi. Apa yang dipandang tidak benar menurut dalil al-Qur'an dan Sunnah secara tegas ditolak. Sedangkan apa yang dianggap benar akan sampaikan walaupun pahit.
E. Hizbut Tahrir (HT)
Latar belakang
pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an, ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan. HT masuk ke Indonesia melalui Abdurrahman al-Baghdadi (Lebanon).
Ajaran
Menegakkan syariat Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Mengupayakan berdirinya Negara Islam global (khilafah) yang
dipimpin oleh seorang khalifah
Mengharamkan segala bentuk instrumen demokrasi termasuk
pemilihan umum yang dipandang sebagai produk pemikiran barat (kufur).
Melarang keterlibatan anggotanya dalam politik praktis melalui
partai selama masih menggunakan sistem demokrasi.
Menolak segala tatanan politik, sosial, ekonomi, teknologi produk
Barat modern dan menggantinya dengan tatanan Islam.
Basis massa
Mayoritas pengikut HT di Indonesia adalah kaum muda dari kalangan mahasiswa di kampus-kampus perguruan tinggi umum.
Pendekatan Dakwah
berbagai macam pendekatan yang dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat melalui media cetak, media online dan elektronik, dalam bentuk penyebaran buletin Jumat, brosur dan lain-lain.
membentuk kelompok-kelompok kecil untuk diberikan pencerahan/doktrin tentang khilafah dan sistem politik Islam
F. Epilog
Keempat organisasi tersebut memiliki beberapa perbedaan mendasar, yang sulit untuk disatukan. Kebanyakan terkait dengan
persoalan furuiyyah (cabang, fiqih), sementara persoalan ushul (pokok, aqidah) hampir semuanya sama.