Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
GERAKAN DAN ORGANISASI ISLAM MODERN DI INDONESIA - Coggle Diagram
GERAKAN DAN ORGANISASI ISLAM MODERN DI INDONESIA
PROLOG
Dalam usaha menemukan jati dirinya, pada diri umat Islam Indonesia tumbuh dan berkembang beragam gerakan Islam sebagai usaha melakukan perubahan untuk menentukan masa depan. Perbedaan organisasi Islam berubah dari sekedar perbedaan mazhab
furu'iyah
(ibadah) menjadi perbedaan orientasi politik.
Dengan munculnya organisasi-organisasi baru, Muhammadiyah dan NU diletakkan dalam katagori Islam “moderat”, terutama sejak studi Islam semakin didominasi oleh dikotomi radikal vs moderat.
MUHAMMADIYAH
Latar belakang
Lahir tanggal 18 November 1912 M
Awal dari sebuah gerakan Islam modernis yang melakukan perintisan pemurnian akidah (purifikasi) sekaligus pembaruan Islam di Indonesia.
Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan penganut Muhammadiyah dengan ajaran perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Pendirinya adalah KHA. Dahlan alias Muhammad Darwis.
Ajaran dan pemikiran
Mengamalkan ibadah hanya yang secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis shahih.
Mengikuti hasil ijtihad dari ulama yang dipandang sebagai tokoh-tokoh pembaru atau mengikuti hasil keputusan Majlis Tarjih (lembaga musyawarah hukum Islam melalui pengumpulan dalil-dalil terkuat dari Al-Qur'an dan hadis).
Segala hal baru mengenai ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah adalah bid’ah (membuat syariat baru yang terlarang dalam agama).
Menggunakan metode hisab untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan.
Lebih peduli pada pengembangan pendidikan formal daripada pendidikan nonformal seperti pesantren.
Lebih peduli pada program sosial kemasyarakatan daripada pelaksanakan ritual keagamaan yang bersifat kultural.
KRITIK
Kaderisasi kompetensi keulamaan di Muhammadiyah terkesan lamban.
Minim lembaga pencetak kader keulamaan yang solid seperti pesantren.
Pola ibadah cenderung “kering” dari nuansa penghayatan dan tasawuf.
Gerakan dakwahnya bersifat elitis dan akademis di daerah perkotaan.
Basis massa
Lebih dari 25 juta muslim Indonesia.
Umumnya berada di daerah perkotaan dan kaum terpelajar.
Pendekatan dakwah
Salaf (
manhaj al-salaf
)
Dakwah menyeluruh (
dakwah al-Islam kaffah
)
Bertumpu pada prinsip
tabsyir
(menyenangkan),
islah
(memperbaiki), dan
tajdid
(memperbarui)
NAHDLATUL ULAMA (NU)
Latar belakang
Lahir dari kalangan pesantren yang gigih melawan kolonialisme saat Indonesia berjuang meraih kemerdekaan.
Atas kesepakatan para ulama pesantren, lahirlah organisasi yang bernama
Nahdlatul Ulama
(Kebangkitan Ulama) pada tanggal 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926).
Pertama kali dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar (Ketua Agung).
Ajaran dan pemikiran
Mengamalkan ajaran yang secara eksplisit dan tidak eksplisit tercantum dalam Al-Qur'an serta hadis.
Mengikuti hasil ijtihad imam-imam mazhab empat, terutama mazhab Syafi'i dan para pengikutnya.
Menjadikan juga pendapat sahabat, tabiin dan para ulama, sebagai rujukan penting dalam berakidah dan beribadah.
Meyakini adanya berkah yang bisa diambil dari orang-orang shalih, baik yang masih hidup maupun sudah meninggal.
Pesantren tradisional beserta pengasuh (kyai)nya dijadikan sebagai lembaga dan rujukan penting
KRITIK
Pengembangan manajemen pendidikan formal yang profesional kurang mendapat perhatian
Kegiatan ritual keagamaan dengan pemberdayaan sosial ekonomi kurang seimbang
Kreativitas berpikir kritis Dalam pemahaman agama kurang mendapat porsi memadai
Pola interaksi Kyai dan santri cenderung feodalistik
Disiplinan dan profesionalitas sering terabaikan
Basis massa
Berjumlah 40 juta jiwa yang mayoritas berada di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra dengan beragam profesi, yang sebagian besar dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota maupun di desa.
Massa jam'iyah; penganut NU yang secara organisatoris dibuktikan dengan kepemilikan kartu anggota.
Massa jama'ah; penganut NU yang loyal mengamalkan ajaran meski tidak memiliki kartu anggota.
Pendekatan dakwah
Pendekatan kultural; Berdakwah dengan menjadikan budaya masyarakat setempat sebagai instrumennya serta mengakomodasi dan melestarikan budaya masyarakat selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
SALAFI
Latar belakang
Banyak dipengaruhi ide dan gerakan pembaruan oleh Muhammad Ibn' Abd Al-Wahhab di kawasan Jazirah Arab.
Ide pembaruan ini diduga pertama kali dibawa masuk ke kawasan Nusantara oleh beberapa ulama asal Sumatera Barat pada awal abad ke-19.
Corak salafi yang paling asli adalah dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab yang dibawa oleh para ulama di Sumatera Barat pada awal abad ke 19, yaitu kaum Padri yang salah satu tokoh utamanya adalah Tuanku Imam Bonjol.
Ajaran
Terpusat pada pembersihan ragam bid'ah
Memandang keterlibatan dalam semua proses politik praktis
Cenderung kooperatif dalam menyikapi gerakan-gerakan Islam yang ada
Meyakini adanya larangan melakukan gerakan separatis dalam sebuah pemerintahan Islam yang sah
KRITIK
Pola dakwah terlalu eksklusif dan kurang simpatik
Model perjuangannya sering menuai cap teroris
Susah menerima kebenaran dari luar komunitas
Kurang fokus pada dakwah dasar dan lebih menekankan isu jihad
Sering terpengaruh isu global dunia Islam
Basis massa
Jumlah pengikut masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan pengikut NU dan Muhammadiyah
Pada umumnya alumni Pesantren atau majelis taklim yang diasuh oleh para ustad tamatan sekolah di Timur Tengah
Pendekatan dakwah
Apa yang dipandang tidak benar menurut dalil Al-Qur'an dan Sunnah secara tegas ditolak. Sedangkan apa yang dianggap benar akan disampaikan walaupun pahit
HIZBUT TAHRIR (HT)
Latar belakang
Berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina
Menitikberatkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah
Dipelopori oleh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang alumni Al-Azhar Mesir dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina.
Di Indonesia, Hizbut Tahrir masuk pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia
Ajaran
Menegakkan syariat Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Mengupayakan berdirinya Negara Islam global (khilafah) yang dipimpin oleh seorang khalifah
Mengharamkan segala bentuk instrumen demokrasi termasuk pemilihan umum (pemilu) yang dipandang sebagai produk pemikiran barat (kufur).
Melarang keterlibatan anggotanya dalam politik praktis melalui partai selama masih menggunakan sistem demokrasi.
Menolak segala tatanan politik, sosial, ekonomi, teknologi produk Barat modern dan menggantinya dengan tatanan Islam.
KRITIK
Tidak menerima teori-teori politik modern
Dipandang memahami syariat secara sempit dan dangkal
Belum ada contoh konkrit di masa kini tentang penerapan miniatur sistem Khilafah di dunia Islam
Dianggap banyak melakukan simplifikasi penanganan persoalan umat dengan jargon Khilafah
Terlalu fokus pada isu penegakan khilafah dan penerapan syariat
Basis massa
Kaum muda dari kalangan mahasiswa di kampus-kampus perguruan tinggi umum
Pendekatan dakwah
Pendekatan demonstratif-publikatif; berbagai macam pendekatan yang dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat melalui media cetak online dan elektronik
Pendekatan sel; membentuk kelompok-kelompok kecil untuk diberikan pencerahan atau doktrin tentang khalifah dan sistem politik Islam
EPILOG
Keempat organisasi yang telah disebutkan memiliki beberapa perbedaan mendasar, yang sulit untuk disatukan. Kebanyakan terkait dengan persoalan furuiyyah (cabang, fiqih), sementara persoalan ushul (pokok, aqidah) hampir semuanya sama.