Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
STUDI KELAYAKAN BISNIS SYARIAH, analisis aspek sumber daya insani,…
STUDI KELAYAKAN BISNIS SYARIAH
PengertianStudiKelayakanBisnis Syariah(SKBS)
laporan sistematis penelitian dengan menggunakan analisis ilmiah mengenai layak (diterima) atau tidak layak (ditolak) usulan suatu usaha bisnis yang halal menurut pandangan syariah Islam dalam rangka rencana investasi perusahaan.
Manfaat utama SKBS adalah untuk membuat pilihan keputusan
menerima atau menolak suatu usulan usaha bisnis.
Apabila usulan usaha bisnis diterima, maka ada pihak-pihak yang memerlukan laporan SKBS untuk kajian ulang atau pertimbangan- pertimbangan sebelum usaha bisnis disetujui atau dilaksanakan.
YAITU : Pihak Investor, Pihak Manajemen Perusahaan, Pihak Pemerintah, Pihak Stokeholder (Pemilik)
Tujuan dan Fungsi Studi Kelayakan Bisnis Syariah
Ikhtiar untuk Kesuksesan Usaha
Meminimalisir Risiko
Investasi dalam Syariat Islam
Islam mengatur kaidah-kaidah kegiatan perekonomian sehingga antara ekonomi dan agama tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian, setiap muslim tetap harus merujuk kepada ketentuan syariah dalam beraktivitas termasuk
dalam mencari dan memperoleh harta kekayaan.
seorang Muslim bekerja, berusaha dan berinvestasi
dalam rangka mencari rezeki harus merujuk kepada Al-Qur’an dan hadis.
Dalam ekonomi konvensional, teori investasi tidak terlepas dan sangat bergantung dengan peran bunga. Bunga tersebut merupakan
indikator fluktuasi yang terjadi pada investasi dan tabungan.
BAB 2
analisis aspek
sumber daya insani
BAB 4
sumber daya insani dalam kajian Islam merupakan insan sebagai sumber daya pelaksana suatu usaha bisnis, harus mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki dari shifatulanbiyaa’
Sifat-sifat Rasulullah tersebut dapat pula disingkat dengan ASIFAT, yaitu: Akidah (ketaatan kepada Allah Ta’ala), Shiddiq (benar), Fathanah (cerdas), Amanah (jujur/terpercaya) dan Tabligh(komunikatif).
Etos Kerja dalam Syariah Islam
Etos kerja Islami memberikan pandangan mengenai dedikasi yangtinggi dalam bekerja keras sebagai sebuah kewajiban.
Etos kerja Islami menekankan pada kerja sama dalam bekerja, dan konsep konsultasi yang terlihat sebagai jalan untuk mengatasi rintangan atau masalah dan menghindari kesalahan
Ciri-ciri Etos Kerja Muslim
Baik dan Bermanfaat
Al-Itqan (Kemantapan atau Perfectness)
Al-Ihsan (melakukan yang terbaik atau lebih baik lagi)
Al-Mujahadah (kerja keras dan optimal)
Tanafus dan Ta’awun (berkompetisi dan tolong-menolong)
Mencermati Nilai Waktu
Analisis Sumber Daya Insani (SDI)
Analisis jabatan terdiri dari:
a. Deskripsi pekerjaan
b. Spesifikasi jabatan
c. Standar pekerjaan.
Penentuan jumlah dan tingkat gaji tenaga kerja.
Deskripsi pekerjaan merupakan analisis untuk menjelaskan tugas, tanggung jawab, hak dan wewenang suatu jabatan pada
usaha bisnis yang telah ditentukan.
Spesifikasi pekerjaan merupakan analisis persyaratan SDI yang
harus dipenuhi untuk mengisi jabatan.
Standar pekerjaan adalah analisis untuk membuat tolok ukur
kinerja pekerjaan dalam membuat prestasi pekerjaan.
Penentuan jumlah dan tingkat gaji SDI
a. Pasar tenaga kerja.
b. Ketentuan Upah Minimum Regional(UMR) didaerah usaha bisnis yang mewajibkan perusahaan mengikuti ketentuan tersebut.
c. Pencapaian hasil laba dari usaha bisnis tersebut.
Konsep Upah dalam Ekonomi Islam
upah dalam konsep Islam adalah menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akhirat.
Islam melihat upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral sementara Barat tidak.
upah dalam Islam tidak hanya sebatas materi (kebendaan
atau keduniaan) tetapi menembus batas kehidupan yakni berdimensi akhirat yang disebut dengan pahala
Sistem pengupahan dalam Islam ada dua, yakni adil dan layak.
Syarat-syarat Upah
a. Hendaknya upah berupa harta yang berguna atau berharga dan
diketahui.
b. Janganlah upah itu berupa manfaat yang merupakan jenis dari yang
ditransaksikan.
Hak Menerima Upah
a) Selesai bekerja
b) Mengalirnya manfaat, jika ijarah untuk barang.
c) Memungkinkan mengalirnya manfaat
d) Mempercepat dalam bentuk pelayanan atau kesepakatan kedua belah pihak sesuai dengan syarat, yaitu mempercepatbayaran.
Tingkat Upah Minimum
a. Majikan dan pekerja harus saling mengakui satu sama lain sebagai saudara seiman dan tidak ada yang bertindak sebagai tuan dan budak.
b. Majikan mempunyai kedudukan yang sama dengan pekerjanya dalam
memenuhi kebutuhan pokok hidup.
c. Seorang pekerja tidak seharusnya diberi tugas yang sangat berat
dan sulit melebihi kemampuannya.
analisis aspek
operasional
BAB 5
Produksi dalam Konsep Islam
Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi.
Dalam sistem produksi Islam, konsep kesejahteraan ekonomi
digunakan dengan cara yang lebih luas.
Sistem produksi berdasarkan syariah Islam harus dikendalikan dalam bentuk kesejahteraan yang dapat diukur dari segi uang dan kesejahteraan yang dapat diukur dari segi etika ekonomi berdasarkan perintah-perintah kitab suci Al Qur’an dan hadis.
Tujuan Produksi
Memenuhi kebutuhan setiap individu.
Merealisasikan kemandirian umat.
Dalam upaya merealisasikan pemenuhan kebutuhan umat ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
Melakukan perencanaan.
Mempersiapkan sumber daya manusia dan pembagian tugas yang baik.
Memperlakukan sumber daya alam dengan baik.
Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhanumat.
Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.
Al-Qur’an dan hadis memberikan arahan tentang prinsip-prinsip produksi sebagai berikut:
Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya.
Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi melalui penelitian, eksperimen dan perhitungan dalam proses pengembangan produksi.
Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia
Dalam berinovasi dan bereksperimen prinsipnya Islam menyukemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat.
kaidah-kaidah dalam berproduksi
Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan
masyarakat serta mencapai kemakmuran.
Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual,mental dan fisik.
Faktor-faktor Produksi
Tanah
Bumi (tanah), mineral, gunung, hutan, hewan
Tanah sebagai sumber daya alam
Tanah sebagai sumber daya yang dapat habis(exhaustable)
Tenaga Kerja
Tenaga kerja kasar/buruh kasar,
Tenaga kerja terdidik.
Kriteria Pemilihan Tenaga Kerja
kecakapan tenaga kerja
Mobilisasi tenaga kerja.
penduduk
Penetapan upah buruh
a. Upah ditetapkan berdasarkan tingkat kebutuhan hidup.
b. berdasarkan ketentuan produktivitas marginal.
Modal
Peningkatan pendapatan,
Pembekuan modal,
Keselamatan dan keamanan,
Organisasi
Dalam ekonomi Islam hakikatnya lebih berdasarkan ekuiti
(equity-based) daripada berdasarkan pinjaman (loan-based).
Sebagai akibatnya, pengertian tentang keuntungan biasa
mempunyai arti yang lebih luas dalam kerangka ekonomi Islam.
tuntutan akan integritas moral, ketepatan dan kejujuran dalam proses akutansi jauh lebih
diperlukan daripada dalam organisasi secular.
Faktor manusia dalam produksi dan strategi usaha mempunyai
signifikansi lebih diakui
Analisis Operasional
Analisis kualitas produksi
Keinginan dan kebutuhan konsumen.
Kesanggupan harga beli konsumen.
Analisis desain produk
Desain kemasan produk menarik konsumen.
Desain produk mempunyai ciri khas tersendiri
Analisis proses produksi
Analisis kapasitas produsi
Analisis kapasitas produksimerupakan batas kemampuan usaha
bisnis untuk memproduksi suatu produk.
produksi bertujuan untuk menentukan jumlah produksi maksimal dalam waktu tertentu
Analisis penggunaan teknologi.
Kemampuan SDM yang tersedia.
Kecepatan proses produksi.
kualitas produk
biaya produksi
Analisis lokasi usaha bisnis.
Usaha bisnis untuk perluasan usaha pada tempat yang sama dengan usaha yang telah dijalankan.
Perluasan usaha di tempat berbeda maka faktor letak lokasi usaha bisnis harus ditentukan dengan pertimbangan yang tepat dan benar.
analisis lingkungan
Makro usaha dan SWOT
BAB 3
Analisis LingkunganMakro
Lingkungan Ekonomi
Indikator untuk
menganalisis lingkungan ekonomi adalah tingkat pendapatan masyarakat dan tabungan, pertumbuhan ekonomi, dan Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB).
Lingkungan Hukum dan Politik
Lingkungan hukum dan politik memengaruhi keberadaan dan kegiatan
operasional usaha bisnis. Kondisi ini disebabkan sasaran dan orientasi
dari kebijakan perekonomian pemerintah, sehingga sering terjadi
intervensi pemerintah.
Dalam aspek yuridis yang perlu dicermati dan diperhatikan adalah:
Who (siapapelaksana usaha bisnis)
What (usaha bisnis apa yang dibuat)
Where (di mana usaha bisnis dibuat)
When (kapan usaha bisnis akan dilaksanakan)
How (bagaimana usaha bisnis dilaksanakan)
Lingkungan Teknologi
kemajuan teknologi akan mempunyai konsekuensi mempercepat
perkembangan alat produksi, alat transportasi, alat mengerjakan
administrasi, dan lain sebagainya.
Lingkungan Sosial Budaya
lingkungan sosial budaya berupa sikap,nilai dan tata sosial kehidupan masyarakat menjadi bagian yang harus dianalisis dalam SKBS.
Lingkungan Kependudukan
Analisis SWOT
Kekuatan
Keunggulan dalam usaha
Keuangan usaha cukup
Reputasi usaha baik oleh stakeholder
Usaha menjadi pemimpin pasar
Mencapai skala ekonomi
Menggunakan teknologi canggIH
Biaya usaha rendah
Periklanan lebih baik
Inovasi produk baiK
Pemilik berpengalaman
Pabrik lebih bagus
Kelemahan
Tidak mempunyai perencanaan usaha
Arah strategi usaha tidak jelas
Fasilitas usaha sudah banyak rusak
Profitabilitas cenderung turun
Manajemen kurang baik
Keahlian usaha masih kurang
Reputasi usaha kurang
Kurang riset dan pengembangan
Citra pasar jelek
Jaringan distribusi kurang besar
Pemasaran kurang agresif
Biaya usaha tinggi
Ancaman
Pesaing biaya rendah
Barang substitusi naik
Pertumbuhan pasar lambat
Perubahan peraturan
Perubahan selera konsumen
kesempatan
Selera masyarakat masih tinggi
Target konsumen masih tinggi
Masuk pasar mudah
Mengisi kekosongan barang
Pertumbuhan usaha tinggi
Pesaing masih sedikit