Seorang wanita 35th, keluhan benjolan di leher sejak 5 hari yang lalu, disertai dengan dada sering berdebar-debar, sering berkeringat, nafsu makannya meningkat namun berat badan tidak dapat naik. TD 130/90 mmHg, Hr 100x/mnt dengan iramairreguler, RR 20x/mnt, suhu 36.8 ̊C. Kepala leher didapatkan exopthalmus (+).status lokalis teraba benjolan merata hampir diseluruh leher konsistensi lunak, berbatas tegas, bergerak jika menelan, nyeri tekan (-), Vaskularisasi meningkat. TSH menurun. Pemeriksaan USG : nodul solid semikistik, uk.5 cm, hipovaskuler tdk tmpk kalsifikasi. Hasil pemeriksaan FNAB hapusan cukup sel dgn sebaran sel sel epitel folikel dgn ltr belakang bahan koloid.

anatomi

histologi (kelenjar tyroid)

hipertiroidisme

etiologi

patofisiologi

lobus

kanan

kiri

isthmus

lobus pyramidalis

pembungkus

OUTER FALSE CAPSULE

INNER TRUE CAPSULE

mikroskopik

thyroid follicle

sel folikel

vacuola resorbsi

sel parafolikuler

sintesa & akumulasi

hormon Thyrocalcitonin

sintesa thyroglubin

uptake jodium dari darah

aktifasi jodide

jodinasi gugusan thyrosil dari thyroglobulin

autoimun/ tubuh salah produksi antibodi

hipertiroid primer

hipertiroid sekunder

grave disease

plummor disease

tiroksikosis gestasi

resistensi hormon tiroid

produksi antibodi TSH yang mampu bereaksi dengan reseptor TSH

TSI terus merangsang reseptor TSH tanpa pengarus umpan balik negatif

patofisologi

patogenesis

epidemiologi

tatalaksana

pemeriksaan penunjang

lobus

dektra

sinistra

isthmus

terdiri dari

vesikel dibatasi epitelium silinder

klasifikasi

Diffuse toxic goiter

Toxic adenoma

Multinodular toxic goiter

Toxic ectopic goiter

FNAB

pem. Lab

pem. TSH

pengukuran T4 bebas

pem. T3

pem. radiologi

pem. scintigraphy

epidemiologi

TSI

TSH

reseptor tiroid

T3 dan T4

sebagian besar diserita oleh perempuan

terapi obat

methimazole atau propylthyouracil