Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Cuulturstelsel (Tanam Paksa), Dhammananda Justin Yu 81 / 7 / 9148 - Coggle…
Cuulturstelsel
(Tanam Paksa)
Pengertian dan Latar Belakang
Pengertian
: Cuulturstelsel adalahh sebuah peraturan dan kebijakan yang
mewajibkan seluruh penduduk
yang
menanam
kopi, tebu, teh, tarum dan t
anaman komoditas ekspor
lainnya untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial.
Latar Belakang
Cuulturstelsel adalahh sebuah peraturan dan kebijakan yang
diterapkan oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda
Johannes van den Bosch
pada tahun
1830
Tanam Paksa diterapkan karena Pemerintahan Belanda mengalami
krisis keuangan
karena biaya kerusakan oleh pemberontakan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825-1830)
Selain dikarenakan biaya perang yang perlu ditanggung oleh Pemerintahan Belanda, juga dikarenakan
Hutang
yang besar.
Proses
Pelaksanaan Di Lapangan
Ketentuan bahwa tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5 dari tanah yang dimiliki rakyat, kenyataanya selalu lebih bahkan sampai 1/2 bagian dari tanah yang dimiliki rakyat.
Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.
Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.
Peraturan-Peraturan
Penduduk wajib menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami tanaman wajib
Tanah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak.
Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak melebihi untuk menanam padi.
Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya pajak tanah, kelebihannya dikembalikan kepada penduduk.
Kegagalan panen tanaman wajib bukan kesalahan penduduk menjadi tanggung jawab Pemerintah Belanda.
Penduduk dalam pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi, sedangkan pegawai Eropa sebagai pengawas, pemungut, dan pengangkut.
Penduduk yang tidak memiliki tanah, harus melakukan kerja wajib selama seperlima tahun (66 hari), dan mendapatkan upah.
Dampak
Memakan Waktu
Waktu untuk menggarap budidaya tanaman ekspor mengganggu kegiatan bertanam padi
Tanaman ekspor membutuhkan perhatian dan perawatan yang lebih intensif, serta lebih lama ditanami
Membutuhkan Banyak Air
Meningkatnya bercocok tanam dan menanami tumbuhan ekspor membutuhkan air yang lebih banyak dibandingkan menanam padi
Penggarapan tanaman ekspor seperti tebu membutuhkan air. Penggunaan tanah berkualitas untuk menanami tebu dan nila (indigo) menggunakan sebagian besar tanah sawah petani dan bernilai paling tinggi.
Kebutuhan Hewan Ternak
Pelaksanaan sistem tanam paksa ini melipatgandakan kebutuhan akan hewan ternak petani.
Hewan-Hewan ternak seperti sapi yang mengangkut tanaman ekspor bertambah, dan sebagai hasil keperluan konsumsi dan hidup hewan ternak tersebut meningkat
Timbul Kelaparan
Kegiatan tanam paksa menyebabkan kelaparan dan wabah penyakit dan terjadi meningkatnya kematian masyarakat Nusantara pada masa itu
Peristiwa kelaparan yang ekstrim menyebabkan wilayah-wilayah seperti daerah Cirebon, Demak dan Grobogan (Jawa Utara) mengalami pengurangan penduduk yang besar.
Nilai-Nilai
Kepedulian
: Melihat kebijakan yang dibuat oleh Pemerintahan Belanda pada masa itu tentu sangatlah tidak adil. Mereka tidak merugikan masyarakat setempat, dan hal ini kita dapat mengambil makna yaitu untuk selalu memikirkan dan peduli terhadap orang lain
Keadilan
: Berdasarkan kenyataan, Pemerintahan Belanda tidak memberi kembali ketika penghasilan tanaman lebih dari yang diminta. Hal ini berarti Pemerintahan Belanda sungguh tidak adil. Pada dasarnya mereka sudah mengeksploitasi tenaga kerja di Nusantara, namun masih saja tidak memberi kembali. Hal ini harus diperbaiki.
Komitmen
: Dari berbagai kebijakan Belanda, banyak yang telah dilanggar oleh Pemerintah. banyak hal yang tidak adil terhadap masyarakat yang dipaksa pada masa itu, hal ini menunjukkan komitmen terhadap peraturan yang tidak baik
Dhammananda Justin Yu 81 / 7 / 9148