Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Penyakit Paru Obstruktif Kronik :, Asuhan Keperawatan - Coggle Diagram

- - - - Posisikan klien fowler atau semi-fowler
      - Berikan minum hangat
      - Lakukan penghisapan lendir < 15 detik
    - - Anjurkan asupan cairan 3000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi
      - Ajarkan teknik batuk efektif
    - - Monitor TTV
      - Monitor pola napas tiap 1-2 jam
      - Monitor bunyi napas tambahan
      - Monitor sputum (jumlah dan warnanya)
      - Monitor kemampuan batuk efektif
    - - Kolaborasi bronkodilator, ekpektoran, mukolitik, kortikosteroid jika diperlukan
      - Pemberian terapi nebulizer 2,5 mg
  - - - Rasional
        
        Memfasilitasi fungsi pernapasan
        
        Batuk dapat menetap dan tidak efektif pada klien lansia, sakit parah atau lemah. Batuk paling efektif saat dilakukan perkusi dada
        
        Takipnea biasanya muncul hingga tingkat tertentu. Pernapasan mungkin dangkal dan cepat, dengan ekspirasi lebih laam dibanding inspirasi
        
        Hidrasi membantu menurunkan viskositas sekresi dan memfasilitasi ekspektorasi
        
        Diketahui suara napas sudah jernih atau masih ada penumpukan sekret
  - - - Beruhubungan dengan
  - - - Sesak napas meningkat saat beraktivitas
      - Perokok berat selama 43 tahun
      - Dispnea
    - - Ada bunyi ronkhi dikedua lapang paru
      - Batuk berdahak kental dan banyak
      - Frekuensi napas 30x/menit (Takipnea)
- - - - Dispnea
      - batuk berdahak kental dan banyak
      - perokok berat
    - - Frekuensi pernapasan abnormal (Takipnea)
      - gelisah
      - tekanan darah tinggi
  - - - gangguan pertukaran gas berkurang
        
        Dibuktikan dengan: tidak terganggunya
        
        Respons Alergi: sistemik, keseimbangan asam dan basa
        
        Respons Ventilasi Mekanis
        
        Status Pernafasan: Pertukaran gas
        
        Status Pernafasan: Ventilasi, perfusi jaringan paru, dan tanda-tanda vital
      - Dicapai dengan tindakan (Intervensi & Implementasi):
        
        Manajemen jalan nafas: memfasilitasi kepatenan jalan napas klien
        
        Interpretasi data laboratorium: menganalisis data laboratorium klien
        
        Ventilasi mekanis dan bantuan ventilasi: membantu klien menggunakan alat-alat buatan pembantu pernapasan
        
        Terapi oksigen: memberi asupan oksigen sesuai yang dibutuhkan klien
        
        Pantauan pernapasan: menganalisis paten jalan napas dan adekuat pertukaran gas klien
        
        Pemantauan tanda-tanda vital: analisis data TTV terutama kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh
- - - - Kebutuhan aktivitas pasien dibantu
        
        Terpasang oksigen nasal kanul 3 liter/menit
        
        Pasien tampak lemah
        
        Tekanan darahnya 160/90 mmHg
    - - Merasa tambah sesak napas saat beraktivitas.
    - - Intoleransi aktivitas
  - - - Frekuensi napasnya membaik(16-20 kali/menit).
        
        Kemudahan dalam beraktivitas
        
        Saturasi oksigen meningkat
        
        Tekanan darah membaik
        
        Perasaan lemah menurun
        
        Dispnea saat aktivitas maupun setelah aktivitas menurun
        
        Keluhan lelah menurun
      - Dicapai dengan melakukan (Implementasi)
        
        Terapi aktivitas
        
        Manajemen Energi
  - - - Subjective: Pasien mengatakan lelah berkurang, sesak napas berkurang, dan mengatakan aktivitas lebih mudah dilakukan
      - Objective: Tekanan darah membaik, saturasi oksigen meningkat, frekuensi napasnya membaik(16-20 kali/menit).
      - Assessment: membandingkan informasi subjective dan objective.
      - Planning: rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan.