Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
GANGGUAN PADA SISTEM EKSKRESI, Albuminuria
20210414_231829, TEKNOLOGI…
-
Albuminuria
Faktor lain
Kegemukan, riwayat keluarga penyakit ginjal dan usia di atas 65 tahun.
Gejala
Urin berbusa/ bergelembung, pembengkakan (edema) di tangan, wajah, kaki atau perut→ kadar albumin tinggi, tekanan osmotik pembuluh darah berkurang.
Penyebab
Kerusakan alat filtrasi (glomerulus) akibat kurangnya minum, kelelahan, obat-obatan yang berlebihan, racun dan infeksi.
Pencegahan
Menurunkan berat badan ideal, hindari konsumsi makanan dengan garam dan sodium tinggi, konumsi protein yang tepat dan mengatur pola hidup sehat.
Diagnosis & Pemeriksaan
- Pemeriksaan albuminuria→ pengujian dipstick urine (strip plastik kecil dengan kertas indikator.
- Tes kadar albumin dan kreatinin.
- Tes darah → seberapa baik ginjal.
- Tes pemindaian → mengetahui visual.
- Elektroforesis protein urine.
- Tes darah imunoterapi → menemukan protein imunoglobin →melawan infeksi.
- Biopsi ginjal → pengangkatan bagian kecil ginjal → diperiksa dilaboratorium.
-
Faktor resiko
DM tipe 2
- Obesitas, lemak perut tinggi, jarang aktivitas dan kurang aktif, riwayat keluarga.
- Ras kulit hitam lebih tinggi terkena.
- Usia diatas 45 tahun.
- Kondisi prediabetes (belum masuk diabetes).
- Wanita sindrom ovarium polikistik.
DM tipe 1
- Riwayat keluarga berhubungan gen tertentu.
- Faktor geografi, ex: kurangnya vitami D dari sinar matahari.
- Faktor usia→ banyak menyerang anak kecil.
- Faktor pemicu lain → konsumsi susu sapi di usia dini, penyakit kuning saat lahir, dll.
Diabetes Melitus
Penyebab
Kurangnya produksi hormon insulin (hormon yang berfungsi mengatur kadar glukosa dalam darah). Glukosa menumpuk di darah→ tubuh tidak mampu mengunakan glukosa darah ke sel.
Gejala
Kadar gula darah tinggi mencapai nilai diatas 160-180 mg/dL, Poliuria (sering buang air kecil dengan volume besar), Polidipsia (rasa haus terus menerus), Polifagia (mudah lapar) dan luka yang muncul sulit sembuh.
Pencegahan
DM tipe 1
Menjalani pengobatan intensif jika ada riwayat keluarga DM Tipe I, menjalani tes DNA → mengetahui gen pembawa DM Tipe I.
DM tipe 2
Mempertahankan berat badan ideal, mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak, olahraga teratur dan mengurangi duduk terlalu lama
Penanganan
Suntik insulin, konsumsi obat-obatan dan olahraga secara teratur.
-
DM tipe 2
Tubuh tidak efektif dalam menggunakan hormon insulin/ kekurangan hormon yang relatif dibandingkan kadar glukosa darah→ kepekaan terhadap sel sasaran insulin menurun → merusak pembuluh darah kecil di ginjal → komplikasi lain.
Nefritis
Penyebab
- Reaksi alergi terhadap obat-obatan.
- Infeksi bakteri, ex: E. coli.
- Adanya penyakit penyerta ex: batu ginjal.
- Kadar potasium darah yang rendah.
- Konsumsi obat-obat jangka panjang.
Gejala
- Demam, ruam dan tekanan darah tinggi. 2. Nyeri perut menjalar sampai ke ginjal.
- Urin keruh dan mengandung nanah.
- Sering baung air kecil namun sulit.
- Pembengkakan (edema) ujung atas dan bawah wajah.
- Pertambahan berat badan akibat penumpukan cairan.
Pencegahan
- Segera periksa ke dokter, jika infeksi bakteri pada tenggorokan dan kulit.
- Mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah.
- Hindari konsumsi produk herbal jangka panjang, jika tidak sesuai resep dokter.
- Berhenti merokok dan menjaga berat badan ideal.
Penanganan
- Melakukan beberapa tes → ex: biopsi gijal (sampel jaringan di ambil dan diltekakkan di laboratorium), CT Scan, Tes urine dan darah.
- Obat penghilang rasa sakit, pengatur tekanan darah, kadar gula darah dan antibiotik.
- Perubahan gaya hidup → lebih sering minum air putih yang cukup (membantu kinerja ginjal dan menghilangkan kotoran dari darah) dan mengurangi konsumsi sodium (untuk mengurangi pembengakakn di wajah dan bagian tubuh.
Emfisema
Penyebab
- Paparan zat di udara yang mengiritasi paru-paru dalam waktu panjang
Kelainan genetik dan komplikasi penyakit.
Gejala
- Sesak napas, napas cepat dan pendek.
- Batuk, cepat lelah, penurunan berat badan.
- Bibir dan kuku kebiruan.
- Jantung berdebar, depresi.
- Gejala signifikan dirasakan usia 40-60 tahun.
Pencegahan
- Jauhi dan hindari paparan asap rokok.
- Olahraga secara rutin dan teratur.
- Mengkonsumsi makanan sehat (sayur, buah).
- Istirahat dan minum air putih yang cukup.
- Menjaga kelembapan/ sirkulasi udara ruangan.
- Obat dari dokter dan sesuai dengan resep → bronkodilator, steroid yang dihirup dan antibiotik.
- Terapi →rehabilitasi paru, terapi gizi dan oksigen.
- Operasi pengurangan volume paru dan transpalantasi paru.
- Menghindari penyebab timbulnya komplikasi yang lebih lanjut.
-
Tuberculosis (TBC)
Penyebab
- Infeksi Mycobacterium tuberculosis.
- Tertular dari percikan droplet penderita TBC ketika bersin atau batuk.
- Makanan dan minuman terkontaminasi bakteri TBC dari percikan droplet.
Gejala
1.Batuk berkepanjangan (2 minggu lebih) dan berdahak yang terkadang tercampur dengan darah.
- Sesak napas/ sering nyeri pada dada.
- Muncul bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
- Berat badan menurun.
- Nafsu makan hilang.
Pencegahan
- Menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan penderita TBC aktif.
- Menjalankan pola hidup sehat
Melakukan vaksin BCG (Bacillus Callmete Guerin).
- Berhenti merokok.
- Membersihkan sirkulasi rumah.
Pengobatan
- Pengobatan tidak selalu diperlukan untuk orang-orang tanpa gejala. Pasien dengan gejala aktif akan membutuhkan perjalanan pengobatan panjang yang melibatkan beberapa antibiotik.
-
- Mengkonsumsi obat dari dokter sesuai resep seperti ACE (Angiotensin Converting Enzyme) inhibitor dan ARB (Angiotensin Receptors Blocker).
- Penderita diabetes+ albuminuria → pemeriksaan tes laju filtrasi glomerulus.
- Albuminuria+ darah tinggi pada Ibu hamil → perlu pengawasan lebih lanjut → dapat sembuh sendiri saat bayinya lahir.
- Menjaga pola makan dan olahraga yang teratur serta mengurangi obesitas.
-