ANAMNESIS
Pada anamnesis ditanyakan bentuk vertigonya (apakah melayang, goyang, berputar tujuh keliling, rasa seperti naik perahu, dan sebagainya), keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo (perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan dan ketegangan), profil waktu (apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksismal, kronik, progresif, atau membaik). Pada anamnesis juga ditanyakan apakah ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai atau ditemukan pada lesi alat vestibuler atau penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik atau vestibulotoksik, dan adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru dan kemungkinan trauma akustik.
Pendekatan klinis
terhadap keluhan vertigo ditujukan untuk membedakan vertigo sentral yang kelainannya berkaitan dengan susunan sistem saraf pusat atau vertigo perifer yang berkaitan dengan sistem vestibuler. Selain itu harus dipertimbangkan pula faktor psikologik atau psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut. Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan antara lain aritmia jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemia, dan hipoglikemia. Penegakan diagnosis vertigo diawali dengan menentukan bentuk vertigo, letak lesi, dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal dan simtomatik yang sesuai.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah yang diukur dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri, bising karotis, irama (denyut jantung), dan pulsasi nadi perifer.
-
-