Jelita bertanggung jawab dengan melakuan pemetaan dan memperkirakan simpanan mineral, serta menafsirkan data geologi, untuk kemudian memberi saran soal rencana produksi tambang. Sebuah pekerjaan yang sangat membutuhkan kekuatan fisik, menurutnya, karena juga kadang ia harus mengangkat peralatan berat ke lapangan. Tapi Jelita mengaku tantangan terbesarnya sebagai seorang perempuan bekerja di pertambangan Australia adalah justru datang dari luar. Seringkali perempuan asal Pulau Samosir, Sumatera Utara ini mendapatkan "komentar-komentar negatif" sebagai seorang istri dan ibu yang kerja di lokasi pertambangan. Seperti kebanyakan pekerja pertambangan, ia setidaknya bekerja di lapangan setidaknya selama dua minggu.Seringkali beliau dihakimi terlalu mengejar karir dengan pergi ke lokasi tambang, yang terpencil, daripada. Tapi ia menyadari jika perempuan memang memiliki banyak peran, sebagai seorang istri, ibu, dan juga kadang bekerja untuk membantu keluarga. Bagi saya, prioritas saya adalah orang-orang di sekeliling saya, dimulai dengan suami dan anak-anak, dan tentunya diri sendiri," kata Jelita. Saat ia sedang berada di rumah, ia mengaku selalu memastikan memiliki "pembicaraan yang mendalam" dengan anak-anaknya, sehingga ia tetap bisa melihat perkembangan anak-anaknya. Kuncinya adalah harus menemukan keseimbangan dalam memainkan peran-peran itu, misalnya kalau saya sedang tidak bisa melakukan pekerjaan rumah, ya saya bayar orang saja. Menurutnya hanya perlu fleksibel saat menghadapi situasi, jangan kemudian marah-marah melihat rumah berantakan, kemudian menjadi stress. Jelita mengatakan sudah banyak melihat pekerja pertambangan yang sukses menunjukkan kemampuannya menjalankan peran berbeda sebagai seorang perempuan. Mereka membuktikan jika kita harus kerja keras untuk mencapai tujuan hidup, tapi paling penting adalah mereka tahu apa tujuan mereka. Baik saat bekerja di sektor pertambangan Australia dan Indonesia, Jelita mengaku tak pernah mendapat perlakuan yang berbeda. Sejak beliau di Indonesia, ia mengakui diperlakukan sama saja dengan laki-laki , tidak dibeda-bedakan. Jelita menambahkan mereka melakukan sesuai dengan tugas yang sudah diberikan, tidak ada yang membedakan.