Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
DINAMIKA KEBUDAYAAN DAN PERADABAN ISLAM - Coggle Diagram
DINAMIKA KEBUDAYAAN DAN PERADABAN ISLAM
Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Islam
ilmu adalah pengetahuan yang memiliki label ilmiah atau pengetahuan yang dirumuskan dan dikajikembangkan dengan metode ilmiah. Karena itu, ia bercirikan antara lain; sistematik, rasional, empiris, dan bersifat kumulatif (bersusun-bertimbun).
Urgensi Ilmu dalam Islam
Terkait dengan ilmu, Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa memikirkan apa yang ada di bumi. Sebab berpikir merupakan awal memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyebutkan derivasi (bentukan) dari kata
fakkara
dan
tafakkara
, yang artinya berpikir sebanyak 19 kali.
Ilmu adalah manifestasi dari nalar yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Jika manusia tidak memiliki ilmu, dia tidak ada bedanya dengan binatang. Islam bahkan menyebutkan bahwa tidak mungkin seseorang bisa beriman dengan menjauhi perintah Allah kecuali memiliki ilmu pengetahuan.
Urgensi ilmu pengetahuan dalam Islam juga tercermin dari hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebut pencari ilmu sebagai orang yang berjihad.
Integrasi Ilmu, Iman, dan Amal
Islam tidak membedakan antara spiritualitas dengan kehidupan dunia. Keduanya saling terkait dan membutuhkan.
Dalam ajaran Islam, iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi manusia dan lingkungannya bila tidak dikembangkan atas dasar iman.
Kedudukan dan Tanggung Jawab Ilmuwan
Keutamaan orang berilmu
Orang berilmu adalah orang yang sangat mulia dalam pandangan Islam dan mendapat tempat yang sangat terhormat. Allah memberikan kedudukan yang tinggi pada orang berilmu.
Tanggung jawab ilmuwan
Menyampaikan amanat Allah (menjadi guru)
Dalam Islam, orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya sungguh tercela, atau orang yang mengajak orang lain kepada kebaikan tetapi dia sendiri berbuat yang sebaliknya.
Memelihara lingkungan (alam semesta)
Islam tidak mengingkari adanya kebebasan manusia untuk menggunakan ilmunya, dengan syarat bahwa di dalam penggunaan itu tidak melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Ilmu bukan sebagai alat untuk mengeksploitasi sesama manusia atau mengeksploitasi sumber daya alam secara serampangan yang mengakibatkan kerusakan.
Kebudayaan dan Peradaban Islam di Masa Silam
Ditinjau dari sumbernya, kebudayaan Islam adalah seluruh aktivitas manusia yang secara inspiratif bersumber dari Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Kebudayaan Islam adalah perwujudan dari akhlak yang berasal dari Al-Qur'an. Sedangkan, wujud dari seluruh aktivitas budaya Islami yang kongkrit dan dapat diindera oleh manusia adalah bentuk dari peradaban Islam.
Faktor-faktor penyebab kemajuan dan kemunduran
Sebab-sebab kemajuan umat Islam
Puncak kejayaan Islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbas. Pada masa ini, Baghdad sebagai pusat pemerintahan Abbasiyah menjadi rujukan dan sentral ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.
Kemajuan ini dipengaruhi oleh dua tradisi yang sama-sama menghantarkan masyarakat Arab pada sebuah budaya yang maju dan progresif.
Pertama, masyarakat Arab pada saat itu mulai memiliki budaya menulis.
Kedua, penerjemahan filsafat dan logika Yunani memengaruhi pola pikir ilmuwan Arab untuk berpikir secara sistematis.
Sebab-sebab kemunduran umat Islam
Penyerbuan tentara Mongolia ke Baghdad yang dipimpin Jengis Khan dan Hulagu Khan pada pertengahan abad ke-13 memastikan keruntuhan peradaban Islam.
Secara politik, telah terjadi friksi dan konflik di antara putra mahkota, yang melibatkan kekuatan militer untuk saling berebut kekuasaan.
Secara moral, para penguasa kehilangan kredibilitas karena berperilaku nista dan meninggalkan ajaran Islam.
Kontribusi ilmuwan muslim klasik dalam kemajuan Barat modern
Jabir bin Hayyan (ahli kimia)
Penemuan alat-alat kimia dari logam dan kaca.
Pemaduan antara asam hidroklorik (senyawa garam) dengan asam netrik.
Menemukan cara yang efektif untuk memurnikan logam dan menjaga besi dari karat.
Merumuskan cara pembuatan tinta dari sulfat besi yang dicampur emas untuk menggantikan tinta cairan emas.
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (ahli matematika, ilmu fisika, dan geografi)
Di bidang matematika al-Khawarizmi mengutip angka-angka India dan mengarang buku Algoritma yang menjadi rujukan para ilmuan, bisnisman, dan insinyur.
Al-Khawarizmi merupakan ilmuwan yang menggagas aljabar dan memisahkannya dari ilmu hitung. Dia mengarang buku berjudul 'al-Jabar wa al-Muqabalah’ sebagai dasar pembentukan ilmu ini.
Al-Kindi
Dalam bidang astronomi, dia menyatakan dampak posisi planet pada keadaan di bumi, seperti pasang surutnya air laut.
Dalam bidang ilmu alam dan fisika, Al-Kindi menyatakan bahwa warna biru langit bukanlah warna asli dari langit, melainkan pantulan dari cahaya lain berupa penguapan air dan butir-butir debu yang bergantung di udara.
Selain itu, Al-Kindi juga banyak mengarang kitab dalam bidang teknik mesin, kimia industri, kimia, kimia logam, matematika, geometri, kedokteran, filsafat, farmasi, dan di bidang musik.
Ibnu Sina (ahli filsafat dan kedokteran)
Ia adalah ilmuwan yang pertama kali menemukan cara pengobatan dengan menyuntikkan obat di bawah kulit.
Menciptakan alat bantu pernafasan dari emas dan perak yang dimasukkan ke kerongkongan.
Ia sangat ahli di bidang kedokteran, misalnya ia menemukan adanya cacing Ancylostoma, cacing filaria penyebab penyakit gajah, pengobatan penyakit antrak (
malignan anthrax
).
Tsabit bin Qurah
Tsabit banyak mengarang buku dalam bidang astronomi, matematika, filsafat, dan geografi. Az-Zarkali menyatakan bahwa Tsabit menulis 150 buku dalam berbagai disiplin ilmu.
Kemajuan IPTEK Sebagai Tantangan Umat Islam Masa Kini
Pandangan Islam terhadap kemajuan IPTEK
Allah SWT telah menunjukkan kelebihan Adam AS sebagai manusia pertama dibandingkan dengan makhluk lain tentang kemampuannya menguasai ilmu pengetahuan. Ini dibuktikan ketika Adam AS mampu menyebutkan berbagai nama benda secara lengkap, sedangkan para malaikat tidak mampu melakukannya.
Dalam Al-Qur'an terdapat banyak ayat dalam bentuk yang bervariasi menyuruh manusia untuk menggunakan akalnya dengan baik, memikirkan alam di sekelilingnya, mengingat dan menyebut penciptanya yaitu Allah SWT.
Merajut asa kebangkitan umat Islam di bidang IPTEK
Aspek Internal
Umat Islam sebenarnya secara individual memiliki potensi besar untuk maju, tetapi secara kolektif umat Islam masih banyak memiliki kelemahan.
Umat Islam harus memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk bisa bangkit dari keterpurukan dengan seluruh potensi yang dimilikinya. Potensi-potensi ini didasarkan atas pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur'an dan Hadis Nabi.
Aspek Eksternal
Umat Islam seharusnya tidak menutup diri dari tradisi dan ilmu yang datang dari umat nonmuslim.
Al-Qur'an adalah panduan, inspirasi dan moralitas yang akan menghindarkan umat Islam dari perilaku yang tidak terpuji dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan. Sedangkan, kemajuan Barat Modern adalah sumber umat Islam untuk maju dari keterpurukan.
Jejak Peradaban Islam dalam Kebudayaan Indonesia
Kerjaan-kerjaan Islam
Kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Nusantara adalah kerajaan Samudera Pasai di pesisir timur laut Aceh pada pertengahan abad ke-13 M. Pendirinya adalah Malik al-Shaleh.
Selanjutnya adalah Kerajaan Aceh yang terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kerajaan Aceh Besar. Raja pertamanya adalah Ali Mughayat Syah.
Di wilayah Jawa, terdapat kerajaan Islam Demak. Raja pertamanya adalah Raden Patah.
Setelah Demak runtuh, munculah kerajaan-kerajaan Islam lain yang tersebar di banyak wilayah di Indonesia
Wujud peradaban Islam di Indonesia
Birokrasi keagamaan
Ulama' dan karya-karyanya
; Ulama muslim terkenal pertama di Indonesia adalah Hamzah Fansuri, seorang tokoh sufi pertama yang mengarang kitab
Asraru al-Arifin fi Bayan Ila Suluk wa al-Tauhid
, berasal dari Fansur (Barus), Sumatera Utara. Ulama lain yang terkenal adalah Syamsuddin Al-Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri (Aceh), dan Abdurrauf Singkel.
Arsitek bangunan
; yang tertuang dalam arsitektur masjid-masjid di Indonesia. Banyak sekali masjid agung yang tersebar di Nusantara, di antaranya: Masjid Kuno Demak, Sendang Duwur Agung kasepuhan di Cirebon, Masjid Agung Banten, Masjid Baiturrahman di Aceh, dan Masjid Ampel di Surabaya. Bentuk-bentuk masjid yang ada di Nusantara mengingatkan kita pada seni bangunan candi, menyerupai bangunan meru pada zaman Indonesia-Hindu.