Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Limfogranuloma venerum - Coggle Diagram
Limfogranuloma venerum
Diagnosis banding
Limfogranuloma venerum
Lesi : erosi atau ulkus dangkal , papul papul, dan vesikel, tidak sakit, dan tidak khas
Chancroid
Ulkus yang khas yaitu : multipel, lunak, nyeri tekan, dasarnya kotor, dan mudah berdarah. Demam dan disertai pembesaran kelenjar limfe inguinal
Sifilis
Ulkus, biasanya soliter, tidak nyeri, batasnya tegas, ada indurasi dengan pembesaran KGB regional
-
Definisi, etiologi, faktor resiko LGV
-
- Berjenis kelamin pria, terutama yang melakukan hubungan seksual sesama jenis.
- Berusia 15–40 tahun dan aktif secara seksual.
- Sering berganti-ganti pasangan seksual.
- Berhubungan seksual tanpa alat pengaman, seperti kondom.
- Berhubungan seksual lewat anal (anus) atau secara oral (mulut).
- Menggunakan alat yang dipakai di area kelamin atau dubur secara bergantian,
Limfogranuloma venereum (LGV) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri obligat intraseluler Chlamydia trachomatis
-
CMD LGV
Pemeriksaan fisik
Dapat dijumpai lesi berupa papul,pustul, nodul, dan ulkus pada penis/anus/vulva/vagina posterior/serviks. Dapat juga pasien merasakan demam dan nyeri. Kemudian pemeriksaan lokalisata dapat dijumpai bentuk penis seperti saxophone
Pemeriksaan penunjang
- Tes Freites -> hasil postif menunjukkan adanya infeksi saat ini atau infeksi masa lampau.
- Tes Serologi -> hasil positif apabila titer lebih besar dari 1: 256.
- Kultur Jaringan -> merupakan Gold Standar.
- Perwarnaan Gram -> dilakukan untuk melihat jumlah leukosit PMN secara mikroskopis.
Anamnesis
Dapat ditanyakan mengenai gejala yang biasa muncul pada penderita LGV dan dapat ditanyakan juga mengenai riwayat seksual. Biasanya pada kasus LGV memiliki riwayat hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan juga dapat melakukan homo seks
Tatalaksana LGV
Tatalaksana Farmako:
C. trachomatis harus diterapi dengan obat antibakterial yang mencapai konsentrasi tinggi pada intraseluler. Obat-obat yang bersifat intracellular-acting agents yaitu doksisiklin, eritromisin, azitromisin serta golongan quinolon tertentu. Doksisiklin merupakan terapi utama untuk penyakit ini. Pada wanita hamil dan menyusui diterapi dengan eritromisin atau azitromisin.
Tatalaksana Non-Farmako:
Berbagai prosedur pembedahan dibutuhkan untuk struktur rektal yang berat. Indikasi operasi apabila didapatkan obstruksi usus, fistula rektovaginal persisten, dan destruksi pada kanal anal, spinter ani dan perineum.
Prognosi dan komplikasi
Prognosis
Prognosis sangat baik untuk infeksi akut yang diobati dengan obat antimikroba yang sesuai. Manajemen mitra juga sangat penting, individu yang telah melakukan kontak seksual dengan pasien yang terkena dalam waktu enam bulan setelah munculnya gejala, atau dalam kasus penyakit tanpa gejala pada saat diagnosis, harus diperiksa secara memadai, diuji untuk Chlamydia trachomatis , dan segera diobati secara empiris.
Komplikasi
Dapat terjadi ruptur bubonuli sehingga terbentuk sinus dan fistel. Pada komplikasi jangka panjang dapat terjadi fibrosis dan jaringan parut pada penis. Pada wanita dapat terjadi servitis,perimetritis, dan salpingitis. Pada komplikasi sistemik dapat menyebabkan infeksi pulmo, perikarditis, arthritis, konjungtivitis dan meningitis.
Edukasi dan pencegahan
Edukasi
Pasien harus mengetahui tentang tanda dan gejala pengenalan dini LGV. Melakukan skrining infeksi menular seksual secara berkala bila sudah pernah di diagnosis atau berisiko mengalaminya.
Pencegahan
Sebaiknya menjalani perilaku seksual yang aman (tidak berganti-ganti pasangan seksual atau menggunakan kondom). Melakukan skrining infeksi menular seksual secara berkala bila sudah pernah di diagnosis atau berisiko mengalaminya.