Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
BENJOLAN & NYERI DI SELANGKANGAN - Coggle Diagram
BENJOLAN & NYERI DI SELANGKANGAN
Anatomi Regio Inguinal
Regio Inguinal
Konjoin tendon
Falx inguinalis (Ligamentum Henle)
Ligamentum pektinea (Cooper)
Ligamentum interfoveolaris (Hasselbach)
Ligamentum lakunare (Gimbernat)
Refleksi ligamentum inguinale (Colles’)
Aponeurosis muskulus obliqus eksternus
Traktus iliopubika
Ligamantum Inguinale (Poupart)
Fasia transversalis
Fasia Superfisialis
Segitiga Hasselbach
Kanalis inguinalis -> saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale, terdapat dinding yg membatasi:
Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu
dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior dibagian lateral.
Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan muskulus
transversus abdominis dan aponeurosis
Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3 lateralnya
muskulus obliqus internus
Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare
Definisi, etiologi, faktor risiko LGV (morfologi bakteri)
Definisi: Limfogranuloma venereum (LGV) ialah infeksi menular seksual sistemik yg disebabkan C. trachomatis seroval L1, L2 dan L3
Etiologi: C. Wtrachomatis merupakan organisme dengan sifat seperti bakteri. C. trachomatis bersifat parasit obligat intraseluler, memiliki ukuran lebih kecil dari bakteri, diameter 250-500 mm. Ditemukan bentuk badan inklusioners Chlamydia di dalam Jaringan host, memiliki 2 fase siklus hidup. Fase 1 (non infeksius) Stau badan retikular, fase 2 (penularan) Stau badan elementer
FR: bangsa/ras, darah, mussif/iklim, kebersihan
Edukasi dan pencegahan
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yg diketahui menderita penyakit ini) untuk mengurangi risiko tertular oelh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku seksual yg aman (tidak berganti pasangan seksual atau menggunakan kondom)
Patofisiologi LGV
C. trachomatis subtipe L (L1, L2 dan L3) berproliferasi di jaringan limfoid yg menyebabkan penyakit LGV. Melalui trombolifangitis dan perilimfangitis dengan penyebaran proses inflamasi dari limfe nodus yang terinfeksi ke jaringan sekitar. Limfangitis ditandai dengan adanya proliferasi sel endotel pada pembuluh limfe dan saluran limfe di dalam limfe nodus.
Berlangsung beberapa minggu sampai bulan → sembuh melalui fibrosis → struktur normal dari nodus limfe akan dirusak → obstruksi pembuluh limfe → edema kronik dan fibrosis → indurasi dan pembesaran daerah yang terkena. Fibrosis juga mengganggu suplai darah ke kulit dan mukosa → ulkus.
Stadium LGV
LGV Sekunder -> terjadi pada limfonodi dan kadang pada anorektal
LGV Tersier -> manifestasi lanjut yang terjadi pada genital dan rektal
LGV Primer -> terjadi pada tempat inokulasi bakteri
CMD LGV
Pemfis
Pemfis generalisata
Pemfis lokalisata
Vital sign
Anamnesis
Proctitis (gejala: nyeri rektal, perdarahan anorektal, keluarnya cairan mukoid dan / atau hemopurulen rektal, tenesmus, sembelit)
Tergantung staging
Riwayat papula kecil tanpa rasa sakit, pustula, nodul, erosi dangkal, atau ulkus herpetiform di daerah genitalia
Multisexual partner
Pembengkakan dan kemerahan pada kulit di area selangkangan
Melakukan hubungan seksual sesama jenis ataupun tidak
Penunjang
Tes Frei
Tes Serologi
Pemeriksaan Darah
Kultur Jaringan (Gold Standart)
Pewarnaan Gram
PCR
Pemeriksaan Histopatologi
Tatalaksana
3rd: Azitromisin 1x500 mg selama 3 minggu
2nd: Eritromisin 4x500 mg/hari selama 21 hari
1st: Doksisiklin 2x100 mg/hari selama 14-21 hari atau Tetrasiklin 2 gr/hari
DD LGV
Limfadenitis piogenik
Limfadenitis karena ulkus mole
Skrofuloderma
Limfoma malignum
Hernia inguinalis
Komplikasi dan prognosis
Komplikasi
Pada komplikasi jangka panjang dapat terjadi fibrosis dan jaringan parut pada penis
Pada wanita dapat terjadi servisitis, perimetritis dan salfingitis
Dapat terjadi ruptur bubonuli sehingga terbentuk sinus dan fistel
Pada komplikasi sistemik menyebabkan infeksi pulmo, perikarditis, arthritis, konjungtivitis dan meningitis
Prognosis
Jika diobati dini prognosisnya baik, tetapi jika terjadi komplikasi lanjut menyebabkan kematian. Reinfeksi dan relaps mungkin terjadi, terutama pasien HIV dapat berkembang dengan multipel abses sehingga memerlukan terapi yg lebih lama karena resolusinya terlambat