Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Benjolan disertai nyeri diselangkangan, Nikita Sari (1808260125) - Coggle…

- - - - Organisme ini masuk ke pembuluh limfatik melalui mikrotrauma pada kulit atau sel epitel membran mukosa. Kuman patogen menginfeksi kelenjar getah bening dan menyebabkan limfangitis serta limfadenitis. Prosesnya melibatkan trombolimfangitis dan perilimfangitis disertai penyebaran reaksi inflamasi kelenjar getah bening yang terinfeksi menuju ke jaringan sekitar.
        
        Limfangitis ditandai adanya proliferasi sel endotel yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening dan pembentukan area nekrosis. Area nekrosis menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan membentuk stelate absceses berbentuk segitiga atau segiempat yang dikelilingi oleh sel epiteloid, makrofag dan giant cell. Abses dapat bergabung dan pecah spontan membentuk fistula atau saluran sinus. Pada proses inflamasi terjadi penyembuhan dengan fibrosis setelah beberapa minggu atau bulan.
        
        Pembentukan fibrosis akan menghancurkan struktur normal dari kelenjar getah bening dan menghalangi aliran limfe Limfangitis yang kronis progresif menyebabkan edema kronis dan fibrosis sklerosis sehingga aliran limfe terbendung. Hal ini mengakibatkan striktur dan fistula yang dapat menyebabkan elefantiasis dari genital, esthiomene dan frozen pelvis syndrome. Fibrosis juga mengakibatkan gangguan suplai darah menuju kulit atau membran mukosa.
        
        Hal ini menyebabkan terjadinya ulserasi mukosa rektum, inflamasi transmural dinding usus, obstruksi drainase limfatik, perlekatan antara kolon sigmoid dan rektum ke dinding panggul atau organ sekitar serta pembentukan striktur fibrotik. Proses patologi pada LGV bersifat lokal pada satu atau dua kelenjar getah bening, namun organisme ini dapat menyebar secara sistemik di pembuluh darah dan mencapai sistem saraf pusat.
        
        imunitas host, persistensi bakteri di jaringan atau infeksi berulang yang diakibatkan serovar serupa atau serovar yang terkait C. trachomatis berperan penting dalam perkembangan sistemik penyakit ini.
    - - Terapi pembedahan sindroma inguinal terbatas pada aspirasi kelenjar limfe yang fluktuan dan insisi atau drainase abses. Risiko insisi atau aspirasi bubo yang fluktuan berupa pembentukan sinus
      - Indikasi operasi apabila didapatkan obstruksi usus, fistula rektovaginal persisten, dan destruksi pada kanal anal, spinter ani dan perineum. Operasi plastik pada vulva, penis dan skrotum dipertimbangkan pada esthiomene dan elefantiasis genital.
      - Antibiotik sistemik : Obat-obat yang bersifat intracellular acting agents yaitu doksisiklin, eritromisin, azitromisin serta golongan quinolon tertentu. Doksisiklin merupakan terapi utama untuk penyakit ini. Pada wanita hamil dan menyusui diterapi dengan eritromisin atau azitromisin. Selama terapi pasien harus di follow up hingga tanda dan gejala penyakit telah sembuh.
    - - Anamnesis
        
        Anamnesis = identitas pasien, keluhan utama keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penggunaan obat, riwayat keluarga, riwayat kebiasaan, riwayat gizi, lingkungan
        
        Keluhan : Bervariasi tergantung pada jenis kelaminpasien,stadium penyakit dan cara penularan.
        
        Lesi sekunder : dua sampai enam minggu setelah muncul lesi primer, terjadi diseminasi melalui kelenjar getah bening dan hematogen. Limfogranuloma sekunder dapat menyebabkan sindrom inguinal dan sindrom anorektal bergantung pada lokasi inokulasi. Sindrom ini ditandai dengan keterlibatan kelenjar limfe inguinal dan atau femoral yang sering ditemukan pada laki-laki.
        
        Lesi tersier : gambaran khasnya berupa proktitis atau proktokolitis kronis diikuti pembentukan abses perirektal, striktur anorektal, stenosis rektal, sinus perineal, fistula rektovaginal/rektovesika, fistula anal, limfedema genital (elefantiasis genital), esthiomene dan lymphorrhoids (hiperplasia jaringan limfatik perirektal).
        
        Lesi primer : LGV muncul dalam bentuk papul yang tidak nyeri, pustul, nodul, erosi yang dangkal, atau ulkus herpetiform. Lesi muncul setelah masa inkubasi selama 3-30 hari. Lokasi lesi primer LGV pada laki-laki paling sering di sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, glans penis, skrotum sedangkan pada wanita di dinding vagina posterior, fourchette, serviks posterior dan vulva
      - Tanda fital dan pemeriksaan fisik umum
      - Pemeriksaan penunjang
        
        Tes mikroskopis : Hasil positif apabila ditemukan badan inklusi Chlamydia yang nampak berwarna ungu tua pada pewarnaan giemsa
        
        Kultur : jarang dilakukan
        
        Tes Frei : Tes ini bergantung pada delayed hypersensitivity reaction yang serupa dengan tes tuberkulin. Antigen Frei berasal dari pus bubo yang tidak ruptur.
        
        Serologi
        
        Tes mikroimunofluoresen
        
        Nucleic Acid Amplifisaction Test (NAAT)
        
        Tes fiksasi komplemen
        
        Pemeriksaan Lab
        
        darah tepi tampak leukositosis ringan dengan peningkatan monosit dan eosinofil berkaitan dengan adanya bubo dan LGV anogenitorektal.
        
        Laju endap darah (LED) juga mengalami peningkatan.
        
        peningkatan konsentrasi gamma globulin yang disebabkan oleh peningkatan IgA, IgG dan IgM.
    - - Komplikasi biasanya terjadi jika penyakit tidak diobati : nekrosis dan rupturnya kelenjar getah bening, fibrosis anogenital, dan striktur, fistula anal. Kaki gajah pada organ genital juga dapat terjadi pada beberapa kasus. Komplikasi sistemik seperti pneumonia dan hepatitis juga telah dilaporkan.
    - - Limfogranuloma primer
      - Limfogranuloma sekunder
      - Limfogranuloma tersier
    - - Prognosis cukup baik jika dikenali dan ditangani sejak dini
    - - Agen penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, serovars L1, L2, L3. Klamidia adalah bakteri intraseluler ovoid atau obligat yang ada di mana-mana.
    - - Pasangan seksual dari pasien yang dites positif atau mungkin positif juga harus dites, dan pengobatan dimulai jika perlu
      - Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki harus menyadari bahwa LVG lazim di populasi ini dan harus mengetahui tanda dan gejala LVG
      - Pasien harus menggunakan kondom atau tindakan perlindungan lainnya saat melakukan aktivitas seksual.
      - Pengobatan kelompok pasien ini sangat penting dalam upaya memberantas penyakit.
      - Prognosis cukup baik jika dikenali dan ditangani sejak dini.
      - Pasien yang terinfeksi LVG meningkatkan risiko tertularnya penyakit Infeksi Menular Seksual lainnya (HIV, Hepatitis, Sifilis, Chancroid, Gonore dsb).
      - Pasien mengetahui bagaimana gejala dan tanda awal dari LVG
      - Komplikasi biasanya terjadi jika penyakit tidak diobati : nekrosis dan rupturnya kelenjar getah bening, fibrosis anogenital, dan striktur, fistula anal. Kaki gajah pada organ genital juga dapat terjadi pada beberapa kasus. Komplikasi sistemik seperti pneumonia dan hepatitis juga telah dilaporkan.
    - - Lemahnya sistem kekebalan tubuh; Infeksi HIV; Mempunyai penyakit menular seksual lainnya; Seks tidak aman (tidak menggunakan kondom, berganti-ganti pasangan, berhubungan seks dengan orang yang riwayat seksualnya tidak jelas)
    - - Pasien harus mendapatkan informasi tentang perilaku seks yang lebih aman. Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan LVG, tetapi area ulserasi yang tidak tertutup tetap menjadi masalah.
      - Tidak melakukan seks yang tidak aman (tidak menggunakan kondom, berganti-ganti pasangan, berhubungan seks dengan orang yang riwayat seksualnya tidak jelas)
      - Skrining rutin untuk klamidia rektal direkomendasikan pada pria asimtomatik yang berisiko, karena ini mungkin merupakan reservoir penting untuk penularan infeksi selanjutnya
    - - Limfogranuloma venereum (LGV) adalah penyakit ulseratif pada area genital. Penyebabnya adalah bakteri gram negatif Chlamydia trachomatis, terutama serovar L1, L2, dan L3