Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Rhinosinusitis - Coggle Diagram
Rhinosinusitis
Fisiologi penciuman
nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang halus, terjalin dengan serabut dari bulbus olfaktorius
alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktorius
bulbus olfaktorius merupakan lanjutan dari bagian otak yang ujung-ujung akhirnya menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yang berlubang-lubang
bagian dari fungsi penciuman yang terlibat adalah neuroepitel olfaktorius, bulbus olfaktorius dan korteks olfaktorius
nervus olfaktorius terletak pada os ethmoidalis
Anatomi hidung
Cavum nasi (rongga hidung)
struktur berupa dinding sisi lateral
struktur berupa dinding sisi medial
struktur berupa lekukan di sisi anterior yg dilapisi kulit
sinus paranasal (rongga kecil)
nasus externus (hidung luar)
struktur permukaan luar
struktur pembentuk rangka
vaskularisasi hidung
sistem arteri
a. Ethmoidalis anterior dan a. Ethmoidalis posterior (cabang dari
a. Opthalmica)
a. Labialis superiorr (cabang a. Fasialis)
a. Sphenopalatina dan a. Palatina mayor (cabang a. Maxillaris)
sistem vena
v.sphenopalatina, dialirkan ke sinus kavernosa, vena facialis
anterior.
Faktor Resiko
faktor host yaitu genetik dan struktur anatomi, faktor agen dan lingkungan
faktor sistemik, faktor lokal, dan faktor lingkungan
ciliary impairment, alergi, asma, immunocompromised, faktor genetik, kehamilan dan endokrin, faktor lokal, mikroorganisme, jamur, osteitis, faktor lingkungan, faktor iatrogenik, H. pylory, dan refluks laringofangeal
bahan polusi seperti asap rokok, debu, bahan kimia, faktor alergi maupun infeksi
Edukasi
menjelaskan tentang penyakit
memberi informasi gejala penyakit
menjelaskan penyebab
memberi informasi akibat dari penyakit apabila tidak ditangani segera
Cara Menegakkan Diagnosa
Pemeriksaan fisik
ada hiperemi dan daerah sembab sekitar hidung dan mata
pemeriksaan rinoskopi anterior dijumpai hiperemi, sekret, udem, krusta, septum deviasi , polip atau tumor
nyeri tekan di daerah sinus : frontal dan maksila
pemeriksaan rinoskopi posterior dijumpai post nasal drip
Pemeriksaan penunjang
sinar X-ray
CT Scan
foto polos posisi waters dan caldwell
biopsi & kultur
Anamnesis
gejala pilek sebelumnya
faktor lingkungan yg mempengaruhi
riwayat alergi pada keluarga
Klasifikasi
Sub-akut
jika infeksi gagal sembuh dalam waktu 1 bulan dan mukosa menjadi semakin meningkat, menebal karena proses inflamasi
Kronis
perubahan patologis ini menjadi tidak dapat diubah dan menjadi 2 bentuk
Akut
berhubungan dengan timbulnya cairan udara purulen level atau kekeruhan sinus
Komplikasi & Prognosis
Komplikasi
Kelainan orbita : abses subperiosteal, selulitis orbita, hingga trombosis sinus kavernosus
Kelainan intrakranial : meningitis, abses otak, trombosis sinus kavernosus
Komplikasi sistemik : bakteremia, empiema, dan pneumonia
Kerusakan dinding sinus, jaringan orbita, dan sinus kavernosus akibat invasi jamur
Lainnya : osteomielitis dan pembentukan kista atau mukokel di dalam sinus.
Prognosis
Prognosis sinusitis akut akibatinfeksi virus biasanya baik.Hampir 98% kasus dapat sembuh sendiri. Sinusitis bakterial memiliki angka kekambuhan 5%.
Sinusitis akibat jamur memiliki prognosis yang buruk bila sudah ada keterlibatan intrakranial dan orbita atau menimbulkan erosi tulang.
Definisi & Etiologi
Definisi
Rhinosinusitis adalah kondisi inflamasi atau peradangan pada daerah sinus dan rongga hidung. Sinus merupakan rongga kecil di area tulang pada wajah dan tengkorak yang berisi udara.
Etiologi
alergi
infeksi gigi
refluks laringofaring
infeksi virus yang berkembang menjadi infeksi bakterial
infeksi jamur
fraktur
tumor
Tatalaksana
terapi medikamentosa
kortikosteroid
anti-histamin
dekongestan
antibiotik
terapi bedah
nasal antrostomy
operasi caldwell-luc
functional endoscopic sinus surgery (FESS)
irigasi sinus (antral lavage)
Patofisiologi
kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya daya pembersihan mukosiliar (mucosiliary clearance) di dalam kompleks osteomeatal (KOM). adanya perubahan dalam kedua hal ini berperan dalam patofisiologi terjadinya rhinosinusitis
pada pasien rhinosinusitis akibat alergi, alergi akan menyebabkan respon inflamasi dengan memicu rangkaian peristiwa yang berefek pelepasan mediator kimia dan mengaktifkan sel inflamasi.