Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK - Coggle Diagram
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
Definisi
infeksi kronik di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul.
Etiologi
Sterptococcus pneumoniae
H. Influenza
Staphylococcus aureus
Moraxella catarrhalis
Faktor resiko
Lingkungan
Genetik
Infeksi
Alergi
Autoimun
Malfungsi tuba eustachius
Anatomi telinga
Auris externa
Pinna
Auditory canal
Auris media
Auris interna
Edukasi dan pencegahan
Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakit infeksi sehingga dengan penanganan yang tepat dapat disembuhkan tetapi bila dibiarkan dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran serta komplikasi lainnya.
Komplikasi
Komplikasi intratemporal: Labirinitis, Paresis nervus fasialis, Hidrosefalus otik, Petrositis
Komplikasi intrakranial Abses (subperiosteal, epidural, perisinus, subdura, otak), Trombosis sinus lateralis, Sereberitis
Tatalaksana
Non-Medikamentos
Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga dengan kapas lidi atau cotton bud. Obat cuci telinga dapat berupa NaCl 0,9%, Asam Asetat 2%, atau Hidrogen Peroksida 3%.
Medikamentosa
Dewasa
Lini pertama : Amoxicillin 3 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Amoxicillin-Asam clavulanat 3 x500 mg per hari selama 7 hari, atau Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari.
Lini kedua : Levofloxacin 1 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Cefadroxil 2 x 500 – 100 mg per hari selama 7 hari.
Anakanak
Amoxicillin – Asam clavulanat 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 3 dosis per hari, atau
Cefadroxil 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 dosis per hari.
Cara mendiagnosis
Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama dan tambahan: OLDCART
Riwayat penyakit keluarga
Keluhan
Keluar cairan dari liang telinga secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan
Riwayat pernah keluar cairan dari liang telinga sebelumnya.
Cairan dapat berwarna kuning / kuning-kehijauan / bercampur darah / jernih / berbau
Gangguan pendengaran
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat gizi
Riwayat kebiasan
Riwayat penggunaan obat dan alergi
Pemeriksaan fisik
Vital sign: TD, suhu, pernaasan, denyut nadi
OMSK tipe aman (tubotimpani)
Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal atau bundar
Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu berbau
Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi, granulasi, atau timpanosklerosis
OMSK tipe bahaya
Perforasi atik, marginal, atau sental besar (total)
Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu, purulen, dan dapat terlihat kepingan berwarna putih mengkilat
Kolesteatoma
Pemeriksaan penunjang
Tes garputala Rinne, Weber, Schwabach menunjukkan jenis ketulian yang dialami pasien
Audiometri nada murni
Foto mastoid (bila tersedia)
Gejala
Telinga Berair (Otorrhoe)
Vertigo
Otalgia (Nyeri Telinga)
Gangguan pendengaran
Klasifikasi
OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna)
OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna)
Berdasarkan secret yang keluar
Tipe aktif
OMSK dengan secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif.
Tipe tenang
keadaan dimana kavum timpani terlihat basah atau kering.
Patofisiologi
karena adanya iritasi dan inflamasi mukosa telinga tengah yang disebabkan oleh multifaktorial, diantaranya infeksi karena virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, sistem imun tubuh turun, lingkungan dan sosial ekonomi.
Prognosis
Eksisi keseluruhan, rekonstruksi bedah membran timpani dan osikula (memperbaiki keadaan) apabila tidak ditangani dengan tepat otitis media kronik yang disertai dengan kelainan kolesteatoma
Fisiologi pendengaran
Bunyi ditangkap daun telinga → membran timpani → tulang pendengaran → fenestra ovale > menggerakkan perilimfe pada skala vestibuli → melalui membran reissner mendorong endolimfe menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan membran tektoria → defleksi stereosilia sel rambut → kanal ion terbuka > terjadi pertukaran ion > depolarisasi sel rambut > pelepasan neurotransmiter > potensial aksi saraf auditorius → nukleus auditorius > korteks pendengaran di lobus temporalis