Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Retensi Urin - Coggle Diagram
Retensi Urin
CA Prostat
Kanker prostat merupakan suatu penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat dengan sel-sel prostat, tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya yang merupakan keganasan terbanyak diantara sistem urogenitalia pada pria.
Faktor Risiko dan Etiologi
usia > 40 th, 2. Ras : Afrika > Amerika, 3. Diet dan Gaya Hidup : Diet tinggi lemak jenuh, daging merah dan rendah serat. 4. Riwayat Keluarga. 5. Mutasi Genetik. 6. Merokok
CMD dan Pp
Pemeriksaan utama dalam menegakkan Kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrektal/ transabdominal.
Pemeriksaan colok dubur
Terdapat kecurigaan dari colok dubur berupa: nodul keras,
asimetrik, berbenjol-benjol.
Prostate-specific antigen (PSA)
Kadar PSA adalah parameter berkelanjutan semakin tinggi kadarnya, semakin tinggi pula kecurigaan adanya Kanker prostat. Nilai baku PSA di Indonesia saat ini yang dipakai adalah
4ng/ml.
Transrectal ultrasonography (TRUS) dan biopi prostat
Klasifikasi Stadium CA Prostat
Simpulan penentuan stadium
Stadium lokal (stadium T) dari Kanker prostat didasarkan pada penemuan colok dubur dan mungkin CT/MRI. Informasi selanjutnya didapatkan dari jumlah dan lokasi positif pada biopsi prostat, derajat tumor dan kadar PSA.
MRI menunjukkan tingkat akurasi yang lebih baik
Stadium N hanya penting diketahui bila akan direncanakan terapi kuratif
Limfadenektomi merupakan baku emas untuk penentuan stadium-N.
Penentuan metastasis ke tulang (stadium M) paling baik dengan sidik tulang. Hal ini tidak diindikasikan pada penderita yang asimtomatik dengan PSA < 20 ng/mL pada tumor yang berdiferensiasi baik atau moderat dengan asumsi penderita tidak ada metastasis tulang
Penatalaksanaan CA Prostat
Benign Prostate Hyperplasia (BPH)
BPH atau Benign Prostate Hyperplasia > hiperplasia sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat > merupakan diagnosa histopatologi
Faktor Risiko
Laki - laki usia > 40th, Riwayat BPH dlm keluarga, Kekurangan aktifitas fisik, diet rendah serat, konsumsi vitamin E, Konsumsi daging merah, Obesitas, Sindroma Metabolik, Inflamasi Kronik Prostat, dan Penyakit Jantung.
Etiologi BPH
hyperplasia thought to be stimulated by dihydrotestosterone (DHT)
Patofisiologi
Teori dehidrotestosteron
Testosteron > DHT oleh enzim 5α reduktase
DHT + Reseptor Androgen (RA) > Kompleks DHT-RA > menstimulasi pertumbuhan sel prostat.
Ketidakseimbangan estrogen testosteron.
Pada usia tua: Testosteron menurun, estrogen tetap.
CMD dan Pp
Gejala LUTS > Hitung IPSS (International Prostate Symptom Score
Gejala obstruksi (voiding)
Pancaran lemah (Weak stream)
BAK terputus (Intermitensi)
Mengejan saat BAK
Gejala iritasi (storage symptoms)
Sering berkemih (frekuensi)
Sulit menahan kencing (Urgensi)
BAK malam hari (Nocturia)
Gejala paska kemih (post voiding)
Urine menetes (dribbling)
Terasa ada sisa setelah BAK
Pemeriksaan Fisik
Apakah ada tanda-tanda retensi urin??
Lakukan DRE untuk menilai ukuran prostat, konsistensi prostat, simetris/tidak, nodul, spingter ani dan refleks buulbocavernosus
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis leukositosis & hematuria
Pemeriksaan PSA
Uroflowmetri + residu urin
TRUS prostat atau TAUS
Pemeriksaan fungsi ginjal & USG jika dicurigai adanya gangguan saluran kemih bagian atas
Urodinamik
Tatalaksana BPH
Strictur Uretra
Penyempitan lumen urethra karena fibrosis pada dindingnya
Fibrosis merupakan penumpukan kolagen dan fibroblast, biasanya meluas kedalam sekitar korpus spongiosum menyebabkan spongiofibrosis.
Faktor Risiko
Laki-laki > Perempuan
Etiologi
Infeksi (ISK, IMS)
CMD Dan PP
Gejala & Tanda Striktur urethra
Aliran miksi lemah
Nyeri saat miksi
Frekuensi
BAK tidak puas, terasa ada sisa setelah BAK
BAK menetes
Retensi urin
Infeksi > demam
Pem. Penunjang
Uroflowmetri > mengetahui pola pancaran urin secara objektif
Urethrografi > mengevaluasi urethra dengan menggunakan kontras
BVCUG (bipolar voiding cystourethrography) > pada pasien yang sudah terpasang sistostomi, kontras dimasukan dari urethra dan sistostomi
Urethroscopy > melihat urethra dengan alat endoskopi
Penatalaksanaan Striktur Uretra
Jika pasien retensi urin > lakukan pungsi suprapubic atau sistostomi
Operasi:
Urethrotomi interna > dengan endoskopi menggunakan pisau sachse > memotong jaringan sikatriks.
Urethrotomi eksterna > operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis diantara jaringan urethra yang sehat
Komplikasi
Infeksi saluran kemih berulang
Terbentuknya divertikel urethra atau buli
Abses periurethra
Batu urethra
Fistel urethrokutan
Karsinoma urethra