Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Nefrolitiasis, NAMA : RAMYAS PRAREDA SUBHI - Coggle Diagram
Nefrolitiasis
Fisiologi Renal
Membantu menjaga keseimbangan asam-basa tubuh dengan menyesuaikan pengeluaran H1 dan HCO32 urin.
Mengeluarkan (menghilangkan) produk akhir (limbah) metabolisme tubuh, seperti urea (dari protein), asam urat (dari asam nukleat), kreatinin (dari kreatinin otot), bilirubin (dari hemoglobin), dan metabolit hormon.
Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam pengaturan tekanan darah arteri jangka panjang.
Mengeluarkan banyak senyawa asing, seperti obat-obatan, bahan tambahan makanan, pestisida, dan bahan nonnutrisi eksogen lainnya yang masuk ke dalam tubuh.
Mengatur kuantitas dan konsentrasi sebagian besar ion ECF, termasuk natrium (Na), klorida (Cl), kalium (K), kalsium (Ca), ion hidrogen (H), bikarbonat (HCO3), fosfat (PO4), sulfat (SO4) ), dan magnesium (Mg).
Memproduksi renin, hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang penting dalam konservasi garam oleh ginjal
Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang tepat, terutama melalui pengaturan keseimbangan H2O. Fungsi ini mencegah aliran osmotik masuk atau keluar dari sel, yang masing-masing dapat menyebabkan pembengkakan yang merugikan atau menyusutnya sel. Sel-sel otak sangat sensitif terhadap perubahan volume.
Memproduksi eritropoietin, hormon yang merangsang produksi sel darah merah
Menjaga keseimbangan air (H2O) dalam tubuh
Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya
Edukasi
Pada batu kalsium ---> kurangi konsumsi kacang-kacangan, bayam, garam, daging dan produk hewani
Hindari stress
Diet rendah purin untuk batu asam urat
Olahraga yang teratur
Hindari minuman soda, alcohol, teh dan kopi
Hindari sering menahan BAK
Minum air putih yang cukup --> 2-2,5 L perhari
Mengurangi konsumsi daging, unggas, atau ikan untuk mencegah batu jenis asam urat.
Tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan sarat kalsium. Konsumsi suplemen kalsium juga sebaiknya dikonsultasikan lebih dahulu pada dokter.
Tatalaksana
Medikamentosa
dpaat diberikan Alpha blocker atau alkalinisasi urin
ESWL
alat yang memancarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi ke posisi batu ginjal untuk memecahkan batu tersebut sehingga menjadi bagian yang lebih kecil dan mudah dikeluarkan melalui urine.
Konservatif
batu ukuran <0,5 cm biasanya dapat keluar sendiri
Operasi Endourologi
PCNL atau RIRS
Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah mengatasi nyeri, menghilangkan batu yang sudah ada, dan mencegah terjadinya pembentukan batu yang berulang.
Operasi Terbuka
pyelolitotomi
bivalve pyelolitotomi
nefrolitotomi
Anatomi Renal
Struktur
Medulla Renalis
Pyramid Renalis
Sinus Renalis
Calyx Major
Calyx Minor
Papilla Renalis,
Cortex Renalis
Columna Renalis
Pembuluh darah
A. Renalis
berasal dari Aorta Abdominalis setinggi Vertebrae L 1-L2.
V. Renalis
keluar dari Hilus Renalis (sisi Medial Bagian Organ Renal D-S), berada di ventral dari A. Renalis.
Bagian organ
Renal Dextra
Renal Sinistra
Persyarafan
berasal dari Plexus Renalis (simpatis –parasimpatis) dipersyarafi oleh cabang-cabang N. Splanchnicus Abdominopelvicus.
Etiologi
Diduga dua proses yang terlibat dalam batu ginjal yakni supersaturasi dan nukleasi.
Pada proses supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu terdapat dalam jumlah besar dalam urin, yaitu ketika volume urin dan kimia urin yang menekan pembentukan batu menurun.
Penyebab pasti yang membentuk batu ginjal belum diketahui, oleh karena banyak faktor yang dilibatkannya.
Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam urat dan kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat (adhesi) di inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini dinamakan nukleasi heterogen.
Defenisi
Lokasi batu ginjal khas dijumpai di kaliks, atau pelvis dan bila keluar akan terhenti dan menyumbat pada daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih (batu kandung kemih).
Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, batu oksalat, kalsium oksalat, atau kalsium fosfat. Namun yang paling sering terjadi pada batu ginjal adalah batu kalsium
Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya batu yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang merupakan penyebab terbanyak kelainan saluran kemih.
Epidemiologi
Prevalensi penyakit ini diperkirakan sebesar 7% pada perempuan dewasa dan 13% pada laki-laki dewasa. Empat dari lima pasien adalah laki-laki, sedangkan usia puncak adalah usia 30-50 tahun.
Di Indonesia sendiri, penyakit ginjal yang paling sering ditemui adalah gagal ginjal dan nefrolitiasis. Prevalensi tertinggi penyakit nefrolitiasis yaitu di daerah DI Yogyakarta (1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah , dan Sulawesi Tengah masing-masing (0,8%).
Faktor Resiko
Faktor intrinsik
Umur (30-50 tahun)
Gender (Laki>perempuan
Herediter (keturunan)
Faktor ektrinsik
Iklim dan Cuaca
Asupan Cairan (<asupan cairan, >kadar miniral kalsium pada air)
Geografi
Jarang olahraga
Diet (tinggi purin, oksalat, kalsium, vit C dosis tinggi)
obesitas
Pekerjaan (pekerjaan kurang aktifitas/ sedentary life),
kebiasaan menahan BAK
Klasifikasi batu saluran kemih
Batu asam urat
dapat asam urat murni atau campuran kalsium oksalat. Berasal dari diet yang mengandung purin dan metabolism endogen di dalam tubuh. Faktor penyebab: urin yang terlalu asam (pH urin <6), volume urin sedikit, hiperurikosuria
Batu struvit
batu infeksi, terbentuk karena infeksi saluran kemih. Kuman penyebab golongan pemecah urea atau urea splitter seperti proteus spp, klebsiella, enterobacter, pseudomonas, stafilokokus
Batu kalsium
paling banyak dijumpai, contoh: kalsium oksalat, kalsium fosfat, stau campuran
Batu Jenis Lain
Batu sistin, batu xanthine, batu triamteran, dan batu silikat sangat jarang dijumpai
Cara Mendiagnosis
Pemeriksaan fisik
Ginjal teraba membesar -----> jika hidronefrosis berat
Nyeri perut bagian bawah dan selangkangan.
Nyeri ketok sudut Kostovertebra (+)
Tanda vital
Kenaikan suhu
Pemeriksaan penunjang
BNO
tampak bayangan radioopak pada kasus batu jenis radioopak
BNO IVP
evaluasi fungsi eksresi ginjal, batu, dan hidronefrosis
Fungsi Ginjal
ureum/kreatini
USG abdomen
paling aman, terutama pada kasus anak atau peningkatan kreatinin
Urinalisa
dijumpai leukosituria dan eritosituria, atau Kristal oksalat
CT stonografi/ CT scan abdomen tanpa kontras
lebih akurat
Tes darah.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal dan kadar zat tertentu di dalamnya, yang menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
Anamnesis
Hematuria
Merasa gelisah.
Meningkatnya frekuensi ingin buang air kecil
RPO
Mual muntah
Lifestayle buruk
Demam
RPK
Nyeri pinggang dapat berupa nyeri kolik atau nyeri non kolik
RPS
Nyeri saat buang air kecil (disuria)
Buang air kecil dalam jumlah sedikit
Komplikasi
Komplikasi Akut
kehilangan fungsi ginjal
kebutuhan transfusi dan tambahan invensi
sekunder yang tidak direncanakan.
Kematian
Komplikasi Jangka Panjang
obstruksi,
hidronefrotis
Striktura,
berakhir dengan kegagalan faal ginjal
yang terkena
Komplikasi dari pengobatan
Perdarahan
infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh melalui darah atau bakteremia.
Cedera pada ureter
Prognosis
Risiko batu berulang bergantung pada penyakit yang mendasari terbentuknya batu.
Pada penyakit batu ginjal kalsium yang idiopatik, risiko terjadinya batu berulang adalah sekitar 30-40%.
Untuk batu ukuran kecil, prognosis pasien cukup baik; sekitar 95% batu di bawah 4 mm dapat keluar dengan sendirinya dalam waktu 40 hari.
Patofisiologi batu saluran kemih
NAMA : RAMYAS PRAREDA SUBHI
NPM : 1808260046